Chapter II: The Day

360 43 0
                                    

Adnan dan Ocean turun ke bawah dan melihat semua orang tengah berkumpul di ruang tengah, dengan banyak sekali makanan berada disana. Adnan langsung tersenyum lebar melihat pizza yang ada disana.

"Asik!" ia berlari kecil dan langsung menyambar sepotong pizza dari sana. Radi mendelik ke arahnya.

"Dari mana lo?" tanyanya.

"Ya dari kamar lah." jawab Adnan sambil mengunyah pizza nya. Ia mendudukkan dirinya di samping Harris.

"Baru dateng, Bang?" tanya Adnan. Harris mengangguk.

"By the way, bokap gue nanyain Nan, lo jadi magang di tempat bokap gue apa nggak." tanya Harris yang kini tengah meminum coca cola di tangannya.

Adnan mengangguk, "Jadi, Bang. Besok gue kirim cv gue ya." ujar Adnan. Harris mengangguk.

"Nanti gue kirimin email HR nya ya." ujar Harris. Adnan mengacungkan jempolnya.

"Mil, tolong ambilin es batu dong di kulkas." ujar Malik saat ia melihat Emilio tengah berjalan ke dapur. Emilio mengangguk.

"Gue juga dong, Mil." teriak Ethan.

"Iya ini gue bawain sekotak." sahut Emilio dari dapur.

Mereka pun asyik memakan pizza yang baru saja dibeli Kaili. Tak lupa juga dengan snack pendamping dan 2 botol besar coca cola dingin beserta es batu nya sambil bercengkerama.

"Eh ini kita gak mau foto dulu?" celetuk Malik.

"Boleh tuh, kita juga kan gapernah foto fullteam." ujar Farzan.

"Yaudah, nih pake hp gue deh." ujar Adnan yang kebetulan sedang memegang ponsel nya. "Mau foto dimana?"

"Deket kolam aja mau gak? Biar bagus background nya, mumpung masih ada cahaya matahari." usul Farzan.

"Yaudah boleh dah."

Mereka pun bergegas menuju lantai 2 untuk mengambil foto mereka di tepi kolam renang. Saat ini sudah hampir pukul 6 sore, namun langit masih cukup terang sehingga mereka bisa berfoto disana.

Adnan memasang timer dan ia sendiri mengambil posisi di sebelah Sakya. Ponsel Adnan berkedap-kedip menandakan timer yang sedang berjalan, hingga akhirnya kamera pun berbunyi. Adnan langsung menghampiri ponselnya.

"Tumben langsung bagus." ujarnya.

"Iyalah, ada gue." celetuk Emilio yang disambut toyoran Sakya.

Mereka pun langsung kembali turun ke lantai 1 setelah mendapat 1 buah foto yang bagus menurut mereka. Mereka langsung menuju ruang tengah. Sakya langsung menyambar remote tv dan merebahkan tubuhnya di karpet.

"Eh, ini aja Bang." ujar Radi saat layar TV menunjukkan sebuah film superhero.

"Iya nih, kayanya gue belom nonton yang ini deh." Kaili nimbrung.

"Oke." ujar Sakya. Ia kembali duduk di sebelah Ethan.

Mereka semua larut dalam tontonan tersebut sambil masih mengunyah makanan. Ethan menyandarkan tubuhnya di sofa, seraya melihat ke sekelilingnya. Suatu momen yang bisa terbilang langka mereka ber sepuluh bisa berkumpul seperti ini. Hal tersebut karena mereka yang berasal dari jurusan yang berbeda dan memiliki jam kuliah yang juga berbeda-beda. Ethan tersenyum kecil, rasanya sangat menyenangkan ternyata bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini.

Jam menunjukkan pukul 8 malam saat film tersebut akhirnya selesai. Emilio menggeliat dalam duduknya.

"Bagus juga ya ternyata lanjutannya. Gue pikir bakal gajelas." ujarnya yang disambut dengan anggukan Sakya.

As It Was | nct 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang