Chapter VI: The Diversion

260 36 5
                                    

Hari ini tepat 1 minggu setelah kerpegian Kaili. Setelah Emilio, kemarin giliran Ethan, Malik, dan Radi yang dipanggil ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian. Mereka dimintai keterangan selama hampir 6 jam lamanya.

"Lo ditanya apa aja kemarin?"

Ethan yang tengah sarapan di meja makan menoleh melihat sang penanya. Ternyata Ocean yang baru saja lari pagi datang menghampirinya dan duduk di hadapannya sambil meminum sebotol air.

"Kacau, Ce." ujar Ethan. "Ada kemungkinan Kai ga bunuh diri."

Ocean membelalakan matanya, "Maksud lo dia dibunuh?" tanyanya. Ethan mengangguk.

"Banyak banget bukti janggal, tapi polisi gabisa ngasih tau ke kita karna besar juga kemungkinan pelaku nya salah satu dari kita." jawab Ethan.

"Lah kok gitu?" Ocean bingung.

"Iya karna kita orang-orang yang terakhir interaksi sama dia, dan sejauh ini semua yang udah diinterogasi gaada yang punya alibi yang jelas." ujar Ethan.

Ocean hanya diam mendengarkan. Sejujurnya bahkan ia merasa dirinya juga tidak bisa membuktikan alibi nya. Setelah ia keluar bersama Adnan, ia langsung kembali ke kamarnya dan berada disana sampai keesokan harinya.

"Kemungkinan giliran kalian berlima bakal dateng secepatnya. Siap-siap aja dan gue saranin ngomong yang sejujurnya." Ethan bangkit untuk meletakkan piring dan gelasnya di tempat cuci piring.

Ocean memainkan botolnya sembari memikirkan apa yang harus diceritakannya kepada polisi nanti.

"Ce, Than, mau ikut basket gak sama gue, Harris, Bang Malik?" tanya Sakya yang baru saja turun dari lantai 2. Ia sudah memakai seragam basket lengkap dengan tas berisi sepatu basket dan botol minum di bahu kirinya.

"Skip dulu, Bang. Gue baru lari pagi." jawab Ocean.

Sakya membulatkan mulutnya, "Lu mau ikut gak, Than?"

"Nyusul deh Bang, baru makan gue." jawabnya. "Di Lapangan Reksa, kan?" tanya Ethan. Sakya mengangguk.

"Yaudah kita duluan ya." ujar Sakya. Ia kemudian berjalan dan mengetuk pintu kamar kedua temannya yang bersebelahan,

"Ris, Bang, ayo cepet keburu siang." teriaknya sambil berjalan keluar.

Tak lama kemudian Harris dan Malik keluar kamar hampir bersamaan. Mereka juga sudah mengenakan baju basket seperti Malik.

"Ga pada mau join?" tanya Harris kepada Ocean dan Ethan.

"Skip, Bang. Si Ethan nyusul nanti." jawab Ocean.

Harris mengacungkan jempolnya, "Duluan ya."

Mereka bertiga pun menghilang dibalik pintu. Meninggalkan Ethan dan Ocean yang masih terbenam dalam pikirannya masing-masing.

*********

Radi baru saja kembali ke kosan setelah sebelumnya ia pergi bersama kekasihnya, Maura, sejak tadi pagi. Ia memarkirkan mobil Adnan di parkiran dan ia melihat semua motor penghuni kosan sudah berada lengkap di garasi yang berarti semuanya kini sudah berada di kosan.

Radi turun dari mobil dan melirik jam tangannya, sudah pukul 11. Ia masuk ke dalam dan melihat lampu kamar Harris dan Malik yang masih menyala. Sementara ia melihat Farzan yang tengah memakan semangkuk bubur kacang hijau sambil menonton tv di ruang tengah.

"Baru balik, Rad?" tanya Farzan yang disambut anggukan Radi. Radi pun ikut duduk di samping Farzan.

"Bang, ngomong-ngomong tugas akhir lo tuh bikin maket ya?" tanya Radi tiba-tiba.

As It Was | nct 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang