Chapter VII: The Fight

275 37 5
                                    

"Nan, Radi kenapa?"

Sakya, Malik, Harris, Farzan, Emilio, dan Ocean yang baru saja datang ke rumah sakit menghampiri Adnan yang kini tengah duduk di ruang tunggu rumah sakit. Tak jauh dari tempat Adnan duduk, ada Ethan yang juga berwajah kalut.

"Lo pada tanya aja sama si anjing ini." ujar Adnan dengan suara yang tampak menahan emosi sembari menunjuk Ethan. Semua mata kini tertuju pada Ethan.

"Harus berapa kali gue bilang, gue juga gatau Radi kenapa, Nan." jawab Ethan frustrasi.

Adnan tersenyum miring, "Tapi kenapa lo diem aja? Kenapa lo cuma ngeliatin Radi sekarat di lantai dan ga ngapa-ngapain?"

"Karna...."

Adnan mendengus,"Udah kalo lo gabisa nyari alesan yang bisa bohongin kita, lebih baik lo diem aja deh." ujar Adnan. "Gue gatau ya, kembaran gue punya masalah apa sama lo sampe lo bikin dia kayak gitu, tapi kalo ternyata selama ini lo juga yang terlibat dalam kasusnya Kai, gue yang bakal bunuh lo."

Wajah Ethan memerah, "Kenapa lo jadi bawa-bawa Kai, sih? Udah gue bilang, bukan gue yang bikin Radi kayak gini." ujar Ethan dengan nada yang meninggi.

"Oke, sekarang gue tanya yang ada disini." Adnan mengalihkan pandangannya kepada 6 orang yang ada di hadapannya. "Ada yang liat tadi pagi Ethan sama Radi ngapain?"

"Gue..sempet ketemu Ethan sih tadi pagi. Dia mau sarapan sama Radi." ujar Sakya.

"Iya, gue juga." ujar Malik.

"Mereka sarapan apa?" tanya Adnan lagi.

"Sereal gak sih?" tanya Malik memastikan pada Sakya yang dibalas oleh anggukan.

"Siapa yang bikin serealnya?"

"Gue." jawab Ethan. "Gue juga bikinin buat Radi."

Adnan mendengus, "Jelas kan sekarang?" ia bangkit dari duduknya sambil menunjuk Ethan. "Lo yang racunin Radi."

"Bukan gue, Nan." Ethan juga turut bangkit dari duduknya, tak terima ditunjuk oleh Adnan. "Bang Malik sama Bang Sakya juga ikut makan kok."

"Emang iya, Bang?" tanya Adnan memastikan lagi. Malik dan Sakya mengangguk.

"Iya, tapi kita berdua makan yang coco crunch, ya gak sih Sak?" tanya Malik kepada Sakya lagi. Sakya mengangguk.

"Iya kalo gasalah ada coco crunch sama cornflakes disana. Tapi karna gue lebih suka cokelat jadi gue makan yang itu." ujar Sakya.

"Pasti yang coco crunch punya lo, kan?" tanya Adnan kepada Ethan. Ethan diam tidak menjawab.

"Kalo sampe Bang Malik sama Bang Sakya juga makan cornflakes nya Radi juga gimana, hah? Lo mau bunuh tiga orang sekaligus?" Adnan mencengkeram kerah baju Ethan. Harris langsung melerai mereka berdua.

"Udah, Nan. Gaenak ini di rumah sakit." ujar Harris berusaha menenangkan Adnan. Ocean pun ikut membantu menarik Adnan menjauh dari Ethan.

"Gue berani sumpah, Nan. Bukan gue." suara Ethan kini sudah mulai terdengar lirih. Ia melepas genggaman tangan Harris pada lengannya dan langsung pergi meninggalkan ruang tunggu.

Ocean dan Harris mengajak Adnan untuk kembali duduk dan berusaha menenangkannya. Bahu Adnan masih naik turun, pertanda ia masih emosi. Di pelupuk matanya, sudah menggenang airmata. Ia benar-benar takut jika ia harus kehilangan Radi.

"Lo udah hubungin orangtua lo?" tanya Farzan. Adnan menggeleng.

"Gue gamau mereka khawatir." jawabnya. "Kata dokter, kondisi Radi ga terlalu parah karna cepet dibawa ke rumah sakit jadi bisa langsung ditanganin. Mungkin kalo telat 15 menit aja, racunnya bakal udah nyebar ke seluruh tubuhnya, dan dia bisa meninggal."

As It Was | nct 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang