Arlo Gresham Wycliff, siapa sangka Prilly malah mengenalnya, bahkan menjalin hubungan yang baik, sebagai seorang partner dengan pemuda itu.
Pemuda yang memiliki image tersembunyi sebagai 'anak tidak sah keluarga Wycliff' nyatanya memiliki kesulitan tersendiri karena label tersebut.
Sejak masa junior high school miliknya, Arlo sudah terkenal dengan label itu. Dia selalu dibully bahkan mendapatkan serangan fisik hanya karena tittle tersebut.
Beranjak dewasa saat ia memasuki sekolah menengah atas, Arlo pikir semuanya akan berakhir. Karena pada saat kelulusannya dulu di junior high school, gangguan-gangguan seperti itu tidak pernah muncul.
Arlo memilih sekolah tidak terkenal yang berada dipinggiran kota, untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Memiliki maksud, agar ia tidak perlu bertemu orang-orang yang pernah merundungnya.
Hanya beberapa bulan ia sekolah disana, kehidupannya pun terasa damai karena ia tak mendapatkan perlakukan tidak mengenakan seperti dulu lagi. Tapi semuanya berakhir tidak baik.
Pada malam itu Arlo tidak sengaja bertemu dengan orang-orang yang pernah merundungnya, sekolompok orang itu tengah mengepung seorang gadis.
Awalnya Arlo berfikir dia tidak perlu membantunya, karena hal itu akan membuatnya terlibat dalam masalah. Tapi hati kecilnya yang masih memiliki empati, memilih mengesampingkan egonya dan membantu gadis itu.
Satu lawan lima orang? Tentu saja dia kalah , walaupun begitu Arlo berusaha mati-matian untuk menolong gadis tak dikenalnya itu. Sampai ia mencapai batas tubuhnya, Arlo terbaring sekarat dengan luka pukulan disekujur tubuhnya.
Walaupun ia melawan lima orang itu, yang berhasil ia lukai dengan parah hanya dua orang saja. Untuk perkelahian semacam itu saat seusianya, tentu saja seni beladiri tidak terlalu dibutuhkan. Mereka hanya mengandalkan naluri untuk menonjok serta menghindar. Semuanya tergantung pada kekuatan mereka masing-masing.
Lalu tiba-tiba, seperti ada sebuah harapan yang muncul dibenaknya. Ketiga orang itu jatuh, tersungkur setelah ditendang oleh sesosok wanita cantik bertubuh mungil tapi kuat.
Wanita itu, Prilly, dia memukul ketiga orang yang tersisa secara brutal sampai ketiganya pingsan. Dengan napas tersenggal, Prilly menghampiri Arlo yang berusaha untuk berdiri dari posisi berbaringnya.
Prilly menyentuh pundak pemuda itu, menekannya agar ia berbaring kembali diaspal.
"Diamlah dan jangan bergerak, itu hanya membuat luka-luka ditubuhmu semakin memburuk." Jedanya. "Aku sudah memanggil ambulans, tunggulah sebentar lagi." Lanjutnya dengan berdiri.
"Gadis itu? Dimana gadis itu?" Tanyanya dengan tersendat, luka diseluruh wajahnya membuatnya kesulitan berbicara bahkan untuk sekedar membuka mulut.
"Dia sudah aman." Jawabnya singkat.
Arlo bernapas lega, setidaknya usahanya tidak berakhir sia-sia untuk membantu gadis itu. Ketika melihat penolongnya akan pergi, Arlo memegang kaki Prilly.
"Terimakasih—" Ucapnya menggantung, karena tidak tahu nama dari penolongnya. Seakan mengerti Prilly mengucapkan namanya.
"Prilly."
"Terimakasih Nona Prilly." Ulangnya.
Itulah pertemuan singkat mereka. Awalnya mereka berdua tidak pernah saling bertemu setelah kejadian itu, tapi siapa sangka takdir membawa mereka bertemu kembali. Sejak saat itu Arlo selalu mengikuti Prilly, menganggap Prilly sebagai penyelamatnya dan pemuda itu merasa ia harus membalas budi atas pertolongan Prilly waktu itu. Sampai suatu ketika, pemuda itu tiba-tiba hilang bak ditelan bumi. Dan keduanya pun tidak pernah bertemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretentious
FanfictionAverlia Prillyns Grace, ketika masih diusianya yang baru meginjak 19 tahun dirinya malah dijebak oleh saudara angkatnya. Serta fakta bahwa kedua orangtuanya juga telah tiada. Prilly kabur layaknya seorang buronan. Ia tidak ingin mati sebelum dendam...