Sesosok wanita tengah bersantai diatas tempat tidurnya dengan bermain handphone berselancar dimedia sosial miliknya. Selama beberapa menit sampai akhirnya sebuah notifikasi masuk ke dalam handphonenya. Wanita itu membukanya, begitu terkejut ketika sebuah tagar bertuliskan #GRACESON #GRACEHEIR #successor of IOC Company #PIMPINANIOCC dan masih banyak lagi. Tengah berada diurutan pertama dalam real time.
Menggulirnya hingga bawah dan menemukan bahwa berita tersebut sedang melakukan wawancara ekslusif secara live. Tak membuang waktu wanita itu segera bangkit dari tidur nyamannya dan melangkah ke arah televisi dan menghidupkannya. Wanita itu duduk disebuah sofa panjang didepan tempat tidurnya.
Dengan raut wajah rumit yang tidak bisa dijabarkan, wanita itu dengan seksama menyimak berita tersebut.
"Halo ini adalah Prilly. Averlia Prillyns Grace."
Begitu suara itu terdengar dari televisi, rasanya jantungnya bedetak dengan ritme panjang yang menyesakkan.
Dengan rusuh wanita itu mencari sesuatu hingga memberantakkan hampir seluruh ruangan itu. Saat ketemu ia membeberkan seluruh isinya diatas meja, mengambil sebuah foto dan mengangkatnya sejajar dengan televisi dan membandingkannya.
Dengan kedua mata yang membola tak percaya, kepala wanita itu menggeleng ribut. Menolak keras akan kenyataan yang baru saja menampar dirinya.
"Enggak! Enggak mungkin! Dia seharusnya sudah mati! Ini semua pasti manipulasi!" Tolaknya dengan histeris, menatap nyalang seseorang yang berada di dalam televisi itu.
"Tapi... apa informasi yang kudapatkan adalah palsu?!" Seakan mengerti akan situasi yang ia alami, wanita itu membanting seluruh barang yang ada didepan matanya, melampiaskan kemarahannya. "Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku begitu ceroboh!! AARGHH SIAL!" dengan frustasi wanita itu menarik rambutnya sendiri.
Dengan napas memburu, wanita itu menggigit kuku-kuku jarinya dengan frustasi. Bagaimana jika kejahatannya terungkap? Bagaimana jika semua orang tahu? Prita menggelengkan kepalanya dengan ribut, tidak mau hal-hal yang ia pikirkan terjadi.
Sedangkan Prilly saat ini tengah kelimpungan dengan segala macam pertanyaan yang diajukan oleh para wartawan itu. Suara mereka tumpang tindih menjadi satu, hingga Prilly bingung harus menjawab bagaimana.
Karena kondisi yang semakin tidak konduftif. Prilly berinisiatif mengetuk mic yang ada didepannya beberapa kali, seketika itu semua orang diam tak mengeluarkan suara. Kecuali cahaya dari jepretan kamera tidak berhenti sama sekali.
"Mohon untuk tenang, saya akan menjawab pertanyaan kalian secara teratur. Tolong angkat tangan kalian jika ingin bertanya dan saya akan menunjuk satu orang untuk menjawab pertanyaan yang diajukan." Ujar Prilly.
Setelah mengatakan itu hampir seluruh wartawan yang ada disana mengangkat salah satu tangan mereka. Air muka Prilly sedikit kecut, berapa lama ia akan berdiri disini terus jika mereka semua ingin bertanya. Pastinya pertanyaan mereka tidak hanya satu, tapi beranak!
Prilly pun menunjuk seorang wartawan pria berkacamata bulat.
"Apakah benar nona adalah anak dari pasangan Johannes Grace dan Macellaio? Lalu bagaimana bisa Anda menjadi pemimpin di IOC Company?"
"Benar. Bagaimana saya menjadi pemimpin di IOC Company karena saya adalah ahli waris yang sah dan saya berhak memiliki perusahaan ini." Jelas Prilly singkat.
"Ah jika kalian penasaran bagaimana saya bisa menjadi ahli waris. Itu karena ibu saya, Macellaio adalah anak dari mediang Nenek saya." Tambahnya.
Informasi yang tidak pernah terungkap itu tentu saja mengejutkan semua orang. Macellaio, siapa yang tidak mengenalnya? Seorang desair yang namanya telah melambung tinggi dirumah mode, bahkan memiliki brand mewah sendiri. Macellaio yang ternyata adalah putri semata wayang dari pemilik IOC Company.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretentious
ФанфикAverlia Prillyns Grace, ketika masih diusianya yang baru meginjak 19 tahun dirinya malah dijebak oleh saudara angkatnya. Serta fakta bahwa kedua orangtuanya juga telah tiada. Prilly kabur layaknya seorang buronan. Ia tidak ingin mati sebelum dendam...