7. Tamu tak diundang

3.4K 273 5
                                    

Maaf baru bisa update☺️

Makasih banyak yang udah mau nungguin cerita ini🤗❤️

Seperti malam-malam sebelumnya, Prilly yang selalu pulang malam dan kedua anak kembar itu akan beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja hari ini sedikit berbeda, karena Theo yang biasanya berkutat dengan laptop kesayangannya bermain game, sekarang terlihat serius.

"Sudah menemukannya?"

"Jangan menganggu."

Lisy mendengus, padahal dirinya hanya ingin bertanya saja tapi jawaban Theo membuatnya sedikit kesal.

"Aku hanya bertanya."

Theo tidak menjawab, ia masih serius berkutat dengan laptop miliknya. Sesudah jam makan malam tadi, Mamanya mengirim sebuah pesan permintaan kepadanya, jika Theo bisa menyanggupinya maka Prilly akan mengabulkan apapun yang diinginkannya.

Dan Theo tertarik. Jarang-jarang Mamanya bersikap seperti ini, karena biasanya ia akan menangani segala hal sendiri tanpa melibatkan anak-anaknya. Pikirnya.

Theo yang masih berkutat mengabaikan Lisy yang dilanda kebosanan. Lisy pun keluar dari kamar Theo, ia berjalan menuju balkon di samping kamar Theo, balkon itu menghadap langsung ke arah halaman depan mansion.

Lisy menopang dagunya di pembatas balkon yang terbuat dari bebatuan yang disusun dengan gaya klasik, ala-ala kerajaan. Tatapannya menuju satu titik, di dekat pos penjaga gerbang kedua. Ia terus memincingkan matanya, dan Lisy tak pernah sekalipun melepaskan pandangannya, ia takut kecolongan.

Lisy berpikir. Apakah itu orang jahat? Kenapa gestur tubuhnya aneh sekali? Lagipula jika pun itu musuh Mama, kenapa ia berhasil masuk sampai gerbang dua?

Mansion Prilly memiliki tingkat keamanan yang bisa dibilang tinggi, Prilly menempatkan keamanan yang cukup tinggi tentu saja untuk melindungi kedua anaknya, hanya jaga-jaga saja sebenarnya.

Mansion milik Prilly dilengkapi dengan tiga gerbang sekaligus. Gerbang pertama hanyalah halaman biasa, seperti jalan raya hanya saja ini ada di dalam lingkungan mansion Prilly. Lalu gerbang kedua adalah tempat dimana Prilly memarkirkan seluruh koleksi mobilnya, dan terakhir gerbang ketiga yang langsung menuju pintu utama mansion.

Masing-masing dari ketiga gerbang itu memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, jadi tidak usah diragukan lagi, tapi kini Lisy meragukannya. Dan juga tidak hanya itu saja, masing-masing gerbang juga di jaga ketat oleh beberapa bodyguard yang selalu bergantian menjaga setiap gerbang. 

Lisy pun masih fokus, ia tidak menyadari jika sekarang Theo sedang menatapnya dengan aneh. Theo menepuk bahu Lisy dengan datar, membuat sang empu sedikit terlonjak kaget.

"Apa kau melihat orang itu?" Tanya Lisy dan mengkode lewat matanya.

"Ya. Ayo turun." Ajak Theo.

Lisy pun dengan patuh mengekori Theo yang berjalan terlebih dahulu. Sebenarnya Lisy masih penasaran dengan orang itu, tapi ia mengabaikannya karena ia yakin Theo sudah mengambil langkah.

Saat sampai di lantai satu, Theo mengajak Lisy keluar mansion mereka menuju sebuah paviliun yang ada di sebelah kiri mansion agak berada di belakang mansion dan cukup tersembunyi.

Di depan paviliun ada beberapa bodyguard yang menjaga tempat itu. Melihat nona dan tuan mudanya, tentu saja bodyguard itu mengijinkan keduanya masuk.

Di dalam mansion, ada seorang pria yang sedang duduk di sebuah single sofa yang di samping kanan dan kirinya dijaga seorang bodyguard.

"Siapa dia Theo?" Tanya Lisy.

PretentiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang