36

1.2K 84 8
                                    

Prilly pikir Ali akan membawanya ke sebuah gedung terbengkalai yang tampak seram. Tapi yang Prilly lihat malah sebuah bangunan berdominan warna abu berbentuk kotak persegi panjang. Bangunan satu lantai ditengah-tengah lahan yang luas itu hanya memiliki jendela kecil diatas. Pintunya pun terbuat dari pagar besi berwarna hitam yang terlihat kuat.

Keduanya masuk ke dalam dengan Ali yang merangkul pinggang Prilly. Didalam ruang itu cukup terang dengan pencahayaannya yang berwarna putih. Satu ruang itu terlihat beberapa pria yang berkumpul, mereka semua bangkit berdiri dengan posisi hormat ketika melihat Ali.

Salah satu dari mereka membuka sebuah pintu berdaun dua berwarna coklat gelap. Ali menggiring Prilly agar masuk bersamanya, saat keduanya masuk pintu ditutup dari luar.

Ali menatap sebuah dinding dengan sebuah lukisan besar bertemakan (zaman Yunani abad dulu) yang jaraknya sekitar lima meter dari tempat keduanya berdiri. Prilly pun ikut memperhatikan sekitar, ada dua lorong disetiap pojok ruanganan, lorong-lorong itu terlihat gelap tanpa pencahayaan sedikitpun.

Tiba-tiba sebuah sinar berwarna biru menyinari keduanya dari atas atap rumah. Sinar biru itu bergerak seolah sedang men-scanning Ali dan Prilly.

"Itu adalah salah satu jaringan yang dibuat oleh Kay, sebuah sinar pendeteksi siapakah yang masuk ke dalam sini. Pemilik atau musuh, atau orang-orang yang memiliki niat jahat atau tidak. Kegunaannya semacam itu."

Ali menganggukkan kepalanya dan menatap Prilly yang menyimaknya dengan baik.

"Tapi sejujurnya aku yang menemukannya dan Kay yang mengembangkannya." Ujarnya berbangga diri. Prilly yang melihat kesombongan yang ada pada Ali hanya memutar bola matanya.

Tapi tidak heran jika Theo juga pintar dalam bidang ini, tak hanya ia namun kepintaran Ali juga mewarisi Theo. Untuk Lisy dia juga pintar dalam hal lain, tentunya juga masih ada sangkut pautnya dengan Ali. Semua bibitnya dengan pria ini sungguh unggul.

"Lalu apa yang terjadi jika sinar itu mendeteksi hal yang mencurigakan?" Tanya Prilly, ia melihat sinar itu telah kembali masuk ke dalam celah-celah atap rumah ini. Lalu sebuah cahaya bewarna keemasan muncul, dan bunyi sebuah tombol terdengar.

"Sinarnya akan berubah menjadi warna merah. Dan tentunya segala perangkat yang ada disini akan secara otomatis aktif. Hanya 1% orang yang dapat selamat dari jebakan-jebakan yang ada disini. Sebaliknya, jika itu pemilik atau aman maka," Ali menunjuk sinar keemasan tadi muncul selama beberapa detik. "Kita akan diperbolehkan masuk dengan mudah." Ali menunjuk lukisan itu yang telah terbelah menjadi dua.

Prilly bergerak maju, sebuah kotak dengan petak 3x3 itu adalah sebuah lift. Keduanya masuk dan Ali menekan sebuah tombol menggunakan sidik jari. Dalam hari Prilly berdecak kagum, teknologi sudah secanggih ini. Sepertinya Prilly akan meminta Ali untuk mengajarinya membuat hal seperti ini.

Lift bergerak turun kebawah, itu dugaan Prilly karena dia tidak merasakan gerakan lift itu turun atau naik. Selang selama 2 menit, pintu lift terbuka, sebuah lorong kanan dan kiri menyambut keduanya. Ali bergerak ke lorong kiri dengan Prilly yang mengikuti dari belakang.

Saat masuk lebih dalam, Prilly dapat melihat sel-sel penjara berjajar, bahkan ada sel bawah tanah dimana orang yang dikurung hanya memiliki tempat setinggi 2 meter ke bawah, ruang itu juga sempit hanya bisa menampung satu orang dengan bobot 60kg, itupun sudah sangat sesak.

Tibalah disebuah sel yang berada diujung tengah, sel ini berbeda karena dibelakang sel ini terdapat ruang lain bersekat kaca.

Prilly mendekati sel tersebut, mengetuknya hingga suara bunyi yang berdenting terdengar. Seorang pria bertubuh kurus dengan tampilan yang tidak terawat memasuki indera penglihatan Prilly. Wanita itu hampir tidak mengenalinya karena sebagian wajahnya tertutup rambut lebat seperti sarang tawon serta tumis tebal menyerupai jenggot.

PretentiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang