Prilly menutup telfonnya secara sepihak. Mengurut keningnya yang terasa sedikit pening. Prilly menyandarkan tubuhnya pada sandaran hospital bed. Setelah tadi beberapa saat berbincang dengan beberapa bawahannya, Prilly menemukan suatu kecurigaan tentang kematian kedua orangtuanya.
Satu yang Prilly yakini, bahwa Prita memang dalang utama dari kejadian tersebut. Tapi variabel lain menyatakan bahwa Prita tidak mungkin bisa apa-apa tanpa adanya campur tangan orang lain. Karena Prilly tahu sendiri kalau Prita hanyalah seorang wanita yang hanya tau cara menghambur-hamburkan uang dan menikmati hidupnya sendiri.
Tidak mungkin jika Prita yang hanya memiliki pemikiran sederhana serta tindakan yang gegabah. Mampu membuat rencana yang yah... Prilly akui itu memang sangat bagus. Rencana itu hampir melenyapkannya jika tidak ada yang membantunya waktu itu.
Saat ini Prilly hanya mencurigai seseorang, yakni salah satu anggota keluarga Wingo entah siapa itu. Entah itu Tuan Besar Wingo ataupun Tuan Muda Wingo.
Prilly pun menemui beberapa kejanggalan tentang latar belakang Prita beserta ... Arlo. Prilly merasa kedua orang tersebut memiliki sebuah hubungan khusus yang tak terlihat secara nyata. Bukan semacam hubungan romansa ataupun partner yang saling memanfaatkan. Itu seperti suatu hubungan yang ... cukup rumit, menurut Prilly.
Dari riwayat hidup Prita yang Prilly dapat. Prita memiliki seorang kakak perempuan yang umurnya jauh berbeda diatasnya. Serta kenyataan bahwa ibunya adalah seorang wanita malam. Tak menampik bahwa Prita dan kakaknya adalah anak hasil dari pekerjaan ibunya tersebut. Yang jelas wanita yang notabennya ibu dari Prita tidak mengetahui siapa ayah dari anak pertamanya, tapi dia jelas mengetahui ayah dari anak keduanya.
Maka dari itu pada saat Prita berumur 3 tahun, ibunya membawanya ke rumah besar keluarga Wingo. Merangkai serangkaian strategi serta rencana agar dirinya bisa masuk ke dalam keluarga harmonis tersebut. Hellen—nama ibu Prita, tak segan untuk menunjukkan niatnya sebenarnya.
Tapi karena Tuan Besar Wingo gelap mata, ia tidak melihat niat dari selingkuhannya itu. Sampailah pada keputusan Nyonya Wingo yang meninggalkan rumah dan Drean yang seperti orang asing dirumahnya sendiri. Sampai beberapa waktu, kabar duka datang dari ibu kandung Drean. Wanita itu meninggal secara mendadak. Tak ada yang tahu kenapa wanita itu memilih untuk menghabisi nyawanya sendiri. Tapi yang Drean tahu, kasus itu tidak sesederhana kelihatannya.
Jika lebih dipikirkan lagi dengan logika, Drean tidak mungkin mengakui Prita sebagai anggota keluarga secara cuma-cuma, pasti ada hal yang harus dibayar. Apalagi Prita adalah anak simpanan ayahnya, dimana Drean bisa melakukan apapun kepada Prita.
Sedangkan untuk Tuan Besar Wingo sendiri, pria tua itu tidak mempedulikan status milik Prita yang anak haram. Pria tua itu tidak mempermasalahkannya, yang terpenting Prita bisa digunakan sebaik mungkin.
Prilly terkekeh saat memikirkan variabel itu. "Malang sekali nasibmu Prita, sayang sekali kau berkhianat. Jika tidak, mungkin hidupmu bisa lebih baik daripada ini." Monolognya.
Sebuah ketukan di pintu ruang inapnya membuat Prilly menyudahi berfikirnya. Wanita itupun hanya terdiam tanpa membuka suara dan pintu pun terbuka, Lewis masuk dan menutup pintu kamar inap Prilly. Pria itu membawa sebuah map berwarna coklat dan memberikannya keada Prilly.
"Gadis itu sudah berubah menjadi seorang jalang." Ucap Lewis.
Prilly menerima map coklat tersebut dan membalas perkataan Lewis dengan nada bertanya. "Bukankah dari dulu dia memang seorang jalang?"
Lewis mengangguk. "Kalau begitu aku akan pergi menemui sayangku dulu."
Pria itu pergi dengan binar mata seperti anak anjing yang akan menemui majikannya. Prilly menggeleng, merasa kasihan dengan Lewis karena akan mendapatkan penolakan lagi kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretentious
FanfictionAverlia Prillyns Grace, ketika masih diusianya yang baru meginjak 19 tahun dirinya malah dijebak oleh saudara angkatnya. Serta fakta bahwa kedua orangtuanya juga telah tiada. Prilly kabur layaknya seorang buronan. Ia tidak ingin mati sebelum dendam...