Mereka berdua, Prilly dan Ali memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran terkenal tak jauh dari perusahaan Prilly. Sebenarnya selama perjalanan mereka berdebat menentukan restoran mana yang akan mereka tuju, dan Prilly memilih untuk pergi ke restoran sasimi.
Tentu saja Ali langsung menyetujuinya. Demi menyenangkan wanita masa depannya!
Sesampainya di sana mereka berdua segera turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran yang arsitekturnya begitu kental dengan budaya Jepang. Prilly yang memilih tempat duduk, dan ia memilih tempat di pojok jendela dekat pintu masuk tapi masih ada sekat pembatasnya.
Mereka berdua segera memesan menu makanan yang mereka inginkan, selama menunggu pesanan mereka, keduanya hanya diam larut dalam keheningan.
Prilly sibuk dengan handphonenya, membaca informasi yang di sampaikan kepala pelayannya tentang aktifitas kedua anaknya. Senyum simpul terpatri di bibirnya hal tersebut tak luput dari penglihatan Ali yang hanya memperhatikan Prilly sedari tadi.
"Apa yang kau baca?" Tanyanya.
Prilly tidak mengalihkan perhatiannya dari handphone, tapi menjawab pertanyaan Ali. "Tidak ada."
Merasa terganggu karena Prilly semakin melebarkan senyumnya karena melihat isi handphonenya, Ali dengan cepat mengambil handphone Prilly dari genggaman wanita itu. Dan dengan cepat itu pula Prilly memencet tombol power handphonenya.
Ali segera menghidupkan handphone Prilly, tapi saat meng-swipe up layarnya ternyata terkunci. Ali tidak menyerah dan menanyakan password-nya kepada Prilly. Tentu saja Prilly menolak memberitahu, anak kecil yang baru berumur lima tahun pun tidak akan memberi tahu password handphonenya kepada orang lain.
Dengan kesal Ali melempar handphone Prilly ke meja. Prilly hanya menaikkan sebelah alisnya, tidak percaya bahwa seorang Alion Zachery yang sangat di agung-agungkan di dunia bisnis, mempunyai sisi kekanakan seperti ini.
Lalu tak lama kemudian makanan yang mereka pesan telah siap. Keduanya makan dengan hikmat, tidak ada pembicaraan sedikit pun diantara mereka. Saat Prilly ingin memakan suapan ketiganya, sepasang matanya tak sengaja menangkap seseorang yang ia kenal!
Karena terlalu terkejut, Prilly menjatuhkan sendok yang sedang ia pegang, makanan yang ada di atas sendok pun berhamburan keluar. Prilly terbatuk kecil dan segera pamit ke toilet.
Ali tak bisa mencegah karena Prilly segera pergi dari sana ke toilet, ia hanya memperhatikan Prilly dengan perasaan khawatir, tidak terlalu kentara memang tapi tetap saja membuat seorang Alion Zachery yang tidak pernah memiliki perasaaan tentang hal-hal semacam itu dibuat sedikit gelisah karenanya.
Di dalam toilet khusus wanita, Prilly menggerutu dalam hati, merutuki setiap kesialan yang ia dapatkan hari ini. Sepertinya ia harus bisa lebih berhati-hati agar tidak ketahuan dengan cepat!
Prilly menghadap ke arah cermin, ia memfokuskan dirinya dan menenangkan dirinya dari keterkejutannya, bisa di bilang ini diluar kendalinya untuk tidak bertemu dengan dia! Jadi ia akan sebisa mungkin untuk menghindar! Biarkan dia menjadi seekor tikus kali ini!
Prilly pun merogoh kantung jas yang ia kenakan, dirinya menghela napas lega saat membawa handphonenya bersamanya. Ia harus bisa keluar dari restoran ini, secepat mungkin kalau bisa!
Sedangkan Ali sendiri menghentikan makannya, ia akan melanjutkan makannya saat Prilly kembali nanti. Saat sedang memikirkan Prilly yang kenapa begitu lama di toilet, ia mendengar seseorang memanggil namanya dengan akrab.
Ali mendengus tidak berbalik atau merespon, ia berpura-pura tidak kenal dan sibuk bermain handphone. Wajahnya datar dan tatapan matanya menajam saat merasakan pundaknya di sentuh oleh orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretentious
ФанфикAverlia Prillyns Grace, ketika masih diusianya yang baru meginjak 19 tahun dirinya malah dijebak oleh saudara angkatnya. Serta fakta bahwa kedua orangtuanya juga telah tiada. Prilly kabur layaknya seorang buronan. Ia tidak ingin mati sebelum dendam...