39

824 68 5
                                    

Lewis mendapat luka tembak di bagian lengannya saat hendak mengambil handphone Drean yang berada di dalam mobil, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Prilly.

Untungnya, Arlo datang untuk membantu Lewis agar Drean tidak kabur. Perkelahian pun terjadi antara kedua pria itu. Tapi naasnya, Arlo harus kalah karena Drean menembakkan pelurunya ke arah kaki Arlo. Hal itu digunakan Drean sebagai kesempatan untuk kabur.

Dishitha yang sejak tadi berada di mobil segera menghampiri keduanya. Dishitha segera menyuruh keduanya untuk segera masuk ke dalam mobil. Tidak peduli bahwa kedua pria itu kesulitan karena luka tembaknya, terlebih Arlo yang harus bersusah payah menyeret kakinya yang mengucurkan darah.

Setelah kedua pria itu masuk, Dishitha dengan cepat memutar setir mobilnya dan mengejar mobil Drean yang sudah jauh. Dishitha menekan head unit double din pada mobil dan mencari kontak Prilly. Setelahnya dia menghubungi Prilly.

"Nona, saya tertinggal jauh saat mengejar Drean. Sepertinya dia berhasil kabur dari kota ini. Apa perintah selanjutnya nona?" Tanya Dishitha ditengah-tengah menyetir mobil.

Diseberang sana Prilly masih terdiam, Dishitha dengan sabar menunggu jawaban dari Prilly sembari melihat Arlo yang berada dikursi penumpang dari spion mobil.

"Hubungi Jessyra dan minta bantuannya. Kemungkinan besar pria itu akan melalui jalur darat dan tentunya bukan dengan mobil yang sama." Instruksi Prilly. Telepon pun terputus.

Dishitha mengambil handphone dengan satu tangan dan tangan lainnya masih memegang setir mobil.

"Arlo bisa hubungi Jessyra? Tanganmu tidak ada masalah bukan?" Ujarnya serta menyerahkan handphone kebelakang tanpa menoleh.

Arlo menerima handphone itu. Ia segera mengetik pesan kepada orang yang bernama Jessyra itu, kebetulan saat Prilly berbicara tadi melalui loud speaker, jadi Arlo tau apa yang harus ia lakukan. Setelah mengirim pesan berupa meminta bantuan yang tentunya tidak akan gratis, Arlo mengembalikan handphone itu kepada pemiliknya.

Jessyra, masih ingat kan? Wanita itu salah satu kenalan Prilly yang menikah dengan seorang pemilik ASC, sebuah perusahaan keamanan swasta yang terkenal se-Asia. Cabangnya bahkan ada dimana-mana, kemungkinan sudah menyebar di Asia.

Prilly memang sengaja meminta bantuan dari ASC, supaya Drean bisa segera diringkus. Dia tidak bisa membiarkan otak dari segala permasalahan dalam hidupnya berhasil lolos dengan tenang. Dan tentu karena sudah menyewa ASC, anak buahnya sendiri akan mencari Prita.

"Dishi, bawa Arlo dulu ke rumah sakit." Ucap Lewis.

Begitu menoleh, Dishitha sudah mendapati peluru yang bersarang dilengan Lewis telah dikeluarkan oleh pria itu. Dishitha berdecak, padahal jalan yang ia tempuh juga akan menuju rumah sakit, kenapa pria disebelahnya ini tidak sabaran sekali.

"Selalu saja seperti itu, dasar!" Dishitha memukul kepala Lewis. "Bagaimana jika terinfeksi?!"

Lewis mengulas senyum kecil. "Tenanglah Dishi... ini hal yang biasa untukku. Kau tau betul bagaimana Dishi."

"Tapi tetap saja! Lagipula situasi saat ini tidak dikatakan sangat darurat." Bantahnya.

"Lebih baik kau fokus menyetir. Lihatlah Arlo sudah seperti mayat hidup dengan bibirnya yang pucat dan wajah yang seputih kertas kosong."

Dengan itu kekhawatiran Dishitha yang bersembunyi diraut kesalnya sedikit meluap. Ia segera fokus dan menginjak pedal gas lebih dalam, kecepatan mobil pun bertambah.

Tadi sebelum Arlo dan Dishitha sampai. Lewis beserta anak buahnya berhasil mengepung mobil Drean. Bahkan beberapa anak buah Lewis yang membawa senjata api, menodongkan moncongnya ke arah mobil Drean.

PretentiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang