1. (Mau kawin)

27.9K 2.4K 164
                                    

"pokoknya Dipta mau kawin! Titik" pekik Dipta dari kamar.

"Dipta, kamu masih sekolah! Nanti dulu kawin-kawin! Kerja dulu!" heran Nala.

"Ga mau tau!" ucap Dipta keras kepala.

"Oy lu kata kawin itu mudah?" sahut Aslan.

"Mudah lah tinggal tempur di kasur!" enteng Dipta.

"Ndas mu! Lu aja ga ada kerjaan mau kasih anak orang makan apa? Batu!?" kata Aslan.

"Kan ada papa" balas Dipta.

"Pala bapak lu! Lu yang punya bini ngapa gue yang kasih makan!"

"Ya udah kalo Dipta ga dibolehin kawin, mending Dipta minggat!" ucap Dipta dengan air mata buaya nya sambil memasukkan bajunya ke kantong kresek.

"Minggat aja lu sana!" balas Aslan.

"Emang ya Dipta itu bukan anak papa sama mama!" pekik Dipta penuh drama.

"Emang bukan!" Jawab Nala ikut andil dalam drama keluarga cemara.

"Iya, Waktu itu kita nemu lu di selokan. Berhubung kita kasian jadi kita ambil" jelas Aslan dramatis.

"Jahad! Kalian jahad!" Pekik Dipta manjah.

"Iya maafkan kita! Kita memang jahad!" Nala membuat isakan palsu.

Prang

Serentak mereka menolehkan kepala pada sosok pria seumuran Dipta yang menjatuhkan panci dan saat ini sedang menyandarkan tubuhnya di pintu sambil memegang dadanya.

"Jadi! Jadi...! Dipta bukan sepupu gue om?! Hiks" ucap Sakti sok syok perlahan menurunkan badannya hingga menjadi bersimpuh di lantai.

"Iya Sak! Dia mau minggat biarin aja" ucap Aslan.

"Bedebah!" umpat Dipta.

"Lu yang bedebah!" balas Aslan.

"Ck pokoknya Dipta mau kawin huaaaa!" pekik Dipta kembali ke keinginan nya.

"Emang ada yang mau sama lo?" tanya Sakti sambil mengambil panci yang ia jatuhkan.

"Kagak ada, maka nya gue suruh papa cariin calon buat gue" cemberut Dipta.

"Ck iya iya ntar gue cariin" putus Aslan memutar bola matanya.

"Tengkyu my ded tercintah muah" ucap Dipta sambil flying kiss.

"Ded ded ded! Lu nyumpahin gue mati?!" Aslan melotot melihat Dipta yang cengengesan.

"Ya nggak lah, kalo Dipta nyumpahin papa mati yang ada Atm berjalan Dipta juga mati dong" ucap Dipta dengan tidak berdosa.

"Bangsat!" umpat Aslan.

"Kunyuk!" sambung Nala.

"Sialan!" Tambah Sakti sambil memukul kan panci di kepala Dipta.

"Sakit cok!"












Saat makan malam....

Dipta dan kedua orang tuanya sedang makan malam.

"Pah gimana? Udah dapet calonnya Dipta?" tanya Dipta.

"Sabar kunyuk! Orang belum gue cari" kata Aslan sambil mengunyah.

"Yah kok... uhuk uhok ngik" Dipta keselek.

"Makanya! Kualat lo! Mampus!" Aslan tertawa setan melihat Dipta keselek hampir mati.

"Anjir nyumpahin gue mati si Aslan!" pekik Dipta.

"Bangsat! Ga ada embel-embel papa lu manggil gue! Gue kutuk lo jadi duid!" kesal Aslan.

Jeder

"Wadoh gila!" teriak Dipta.

"Makan! Kalo ga mama habisin semua!" ancam Nala pada Aslan dan Dipta.

Alhasil mereka berdua makan dengan tenang walau sesekali menatap tajam dan berperang dengan kaki di bawah meja makan.

Gedubrak

Nala melotot pada Dipta yang hampir kejengkang ke belakang.

"Salahin papa mah dia yang dorong kursi Dipta!" adu Dipta.

"Mana ada itu bukan gue kok!" bela Aslan.

"Cepet makan!" Aura membunuh dari seorang Nala memancar dengan pekat, dan berhasil membuat merka bedua mati kutu, diam tak berkutik.

"Anu-"

"Apa!"

Dipta auto kicep.













Pagi harinya.

"Dip! Woy bangun! Dip!" pekik Nala.

Tok

Tok

Tok

Brak

Brak

Brak

"Ot" balas Dipta dari dalam kamar.

"Oh udah bangun"

"Selamat pagi wahai ayahanda dan ibunda!" ucap Dipta lantang sambil memberikan hormat ala ala kerajaan.

"Selamat pagi juga anak ayahanda tercinta" balas Aslan dengan menegakkan kepalanya angkuh.

"Nyok makan!" sahut Nala.

Skip

"Wahai ayahanda ku tercinta, bagi duid dong!" cengir Dipta.

"Noh" Aslan memberikan 2 lembar uang kertas warna merah.

"Tambah 3 lebar lagi dong"

"Noh" Aslan kembali memberikan 3 lembar uang warna merah.

"Lagi dong"

"Lama-lama gue timpuk lo pakek besi!"

"Ck pelit banget sih!"

"Ya udah siniin duid tadi!"

"Wish jangan dong!"













Saat ini Dipta telah berada di sekolah atau lebih tepatnya di kantin bersama dengan Sakti dan Cakra.

"Sak, pesen gih" suruh Dipta dengan tidak tahu dirinya.

"Ogah"

"Ck payah lu ah"

"Dip! Liat Dip noh ada si bekicot!" panggil Cakra heboh.

"Mana mana?!" ucap Dipta celingukan.

"Noh itu" tunjuk Cakra.

"Gila dia lagi mau naninu sama cewek cuk!" tambah Sakti.

"Gila! Selamatin cuk!" ucap Dipta.

Kemudian mereka menuju ke kamar mandi cewek deket kantin yang sudah tidak terpakai lagi.

"Ah fal hmm"

"Anjir udah otw berarti" bisik Cakra.

"Hooh merdu anjir!" tambah Sakti.

"Oy bekicot!" teriak Dipta.

Cowok itu menoleh.

"Gila pakek dulu bego' celana lu!" umpat Cakra.

"Kenapa? Lu iri liat otong gue?" ucap Refal dengan pd.

"Hahaha bangsat! Bahahaha otong lu kecil di banding otong gue mah besaran otong gue!" ledek Cakra.

"Halah bohong lu!" ucap Refal tak terima jika otong nya di nistakan.

"Apa? Mau liat nih nih gue kasih tunjuk!" ucap Cakra.













Hahaha kiw kiw 😙

Balik lagi dengan author

Gimana? Lebih asik yang ini apa cerita Transmigrasi badboy?

Seperti biasa 1 vote berharga buat author dan 1 komen sumber semangat author.

Jangan lupa follow akun author dan ada ttpo tandain ya.

29 April 2022

804 kata

Kebelet Kawin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang