Terlihat anak kecil sedang bermain di taman dengan seekor bayi beruang?.
"Kara! Oy!" panggil bapak-bapak umur 23 thn yang masih pake sarung, baru bangun tidur soalnya.
"Apa?!" sahut Kara ngegas.
"Jangan di pelukin ntuh beruang! Di ngap ga balik modal!" ucap pria itu.
"Y" balas Kara acuh.
"Heh di larang juga! Orang tua lagi ngomong di jawab ga bener! Sini ga lo!" kata Dipta kesal sambil menggaruk ketek nya.
"Nggak ah! Ntar daddy aduin mommy lagi!" ucap Kara sambil guling-guling an di rumput bersama Coco --baby beruang--.
"Oy! Resga!" panggil Dipta lagi.
"Paan?" Kara tidak peduli.
"Nih anak minta gue bogem ye!" ucap Dipta sambil membenarkan sarung nya takut melorot dan berjalan menghampiri Kara.
"Apa?" Kara masih ga peduli.
"Dah lama daddy ga bikin orang masuk rumah sakit! Cepet bangun sebelum daddy iket! Sudah tau kotor masih sibuk di guling-guling in!" kata Dipta menggendong Kara dengan satu tangan ala menggendong karung beras.
"Nyenyenye"
"Heh!"
"Apa sih dad!" kesal Kara sambil mendorong kepala Dipta.
"Ck dulu lo kecil tuh kalem, eh umur 5 thn amit-amit!" kata Dipta sambil membalas mendorong kepala Kara.
"Ya kan Kara udah gede" enteng Kara.
"Minta di smekdon nih anak!" ucap Dipta sambil menurunkan Kara di kursi meja makan.
Dipta melengos ke halaman belakang buat ngasih ayam, bebek dan soang kesayangan nya makan, oh iya jangan lupa emak nya Coco --nama nya Cece--.
"Dad! Ikut!" ucap Kara.
"No! Gue ga mau lu kena ngap Cece!" balas Dipta.
Brak
Dipta menutup pintu halaman belakang dengan keras.
Oh iya omong-omong ini hari Minggu jadi Dipta ga ngantor, terus sekarang mereka tinggal di rumah mereka dan kabar gembira nya Dipta punya adek, hmm ga jadi Dipta anak tunggal kaya raya... Nala dan Aslan sepakat mengadopsi anak perempuan yang sekarang ini kelas 1 SMA. Zhifa Kalandra namanya.
"Huh" dengus Kara sambil menenggelamkan kepalanya di atas meja makan.
Cklek
"Mommy!" teriak Kara.
"Hm? Udah makan?" tanya Agra sambil mengelus kepala Kara.
"Belum! Daddy ga kasih Kara makan, terus sekarang daddy malah asik kasih makan piaraan nya!" jelas Kara.
"DIPTA!!!" teriak Agra menggelar.
"Apa?" tanya Dipta mendekat sambil membenarkan sarung nya.
"Kamu ga kasih Kara makan?!" tanya Agra dengan ga nyantai.
"Dih aku kasih kok!, Dasar anak mu aja yang perut karung!" kata Dipta sambil menjentik jidat Kara.
"Ih nggak! Daddy ga kasih Kara makan kok mom!" bantah Kara tegas seolah-olah dia memang benar.
"Heh! Duid jajan kamu daddy potong!" Dipta melotot pada Kara.
"Ihh biarin kan ada mommy" ejek Kara sambil menatap Dipta dengan muka tengil nya.
"Anak siapa sih lo hah?! Kesel gue! Di marahin malah ngejawab! Apa ga depresot gue lama-lama!" sungut Dipta kesal.
"Ekhem, seharusnya aku yang bilang gitu! Lama-lama depresi aku sama tingkah kalian berdua!" Agra ngomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebelet Kawin [End]
Humorini menceritakan kisah anak sma yang kebelet kawin, alhasil orang tuanya mau tak mau menuruti semua keinginan anak semata wayang mereka untuk mencarikan calon pendamping untuk nya. namun tidak semudah yang mereka bayangkan untuk mencari calon istri...