"KAMU KENAPA SIH!" teriak Agra karena Dipta ga banyak bunyi.
Di tanya ini ga jawab, di tanya itu ga peduli, di panggil ga nyaut. Ngajak betumbuk!.
"...."
"Kenapa?" tanya Agra memeluk Dipta.
Dipta tidak merespon dia tetap fokus ke game nya.
"Ngambek terus!" Agra merebut hp Dipta.
"Ck yank" decak Dipta sambil berusaha mengambil hp nya.
"Kamu kenapa?"
"Nggak"
"Marah?"
"Siapa?"
"DI TANYA TUH JAWAB YANG BENER!! KOK MALAH NANYA BALIK!" Agra ngamok.
"Astaga salah lagi"
Plak
"Sakit yank, hobi banget nabok" Dipta menangkap tangan Agra.
"Ya habis kamu ngambek terus!" kesal Agra.
"...."
"Kan! Ish!!!...." Agra mendorong Dipta dari kasur.
"Gimana ga ngambek aku yank, kamu aku larang supaya ga nyetir, tapi kamu malah tetep nyetir. Untung kamu ga kenapa-kenapa, kalo sampe ada apa-apa di jalan gimana?" jelas Dipta duduk di sofa sambil memijat pelipisnya.
"Ya kan cuma nyetir kok" kata Agra sambil menyeringitkan dahinya.
"Kan aku udah bilang yank bahaya, kamu kalo di bilangin malah ngeyel, kayak tadi nekat bawa mobil sendiri sampe-sampe aku di tinggal" Dipta pening.
Agra ikut duduk di samping Dipta, Agra memegang tangan Dipta dan menuntun nya ke arah perut nya.
"Terus cek kandungan nya ga jadi, kamu tau se semangat apa aku tadi waktu denger kamu hari ini cek kandungan?" Dipta menghela nafas panjang.
Dipta bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kasur, ngambil hp lanjut maen hp.
Agra menyusul Dipta.
"Marah?" tanya Agra sambil duduk di pangkuan Dipta.
"Hmm"
"Maaf" ucap Agra sambil menangkup wajah Dipta.
"...."
Dipta melepaskan tangan Agra dari pipi nya.
"Kamu kok gitu, aku minta maaf loh!" kata Agra.
"Udah loh yank jangan mencak-mencak gitu" ucap Dipta sambil menahan badan Agra yang gak bisa diem.
"Ck" Agra berdecak, dia cubit pipi Dipta. Dipta pasrah.
"Yank" Dipta menatap Agra seolah meminta tangan Agra berhenti mencubit pipi nya.
Cup
Agra mencium pipi Dipta, Dipta mengelap bekas kecupan Agra.
"Ish!!.. udah lah!" kesal Agra sambil beranjak dari pangkuan Dipta. Namun, Dipta menahan nya.
"Apa? Tadi juga ga peduli aku minta maaf! Ini malah nahan-nahan segala!" sungut Agra.
"Yank! Jangan mencak-mencak!" kata Dipta sambil memejamkan mata nya.
"Kamu kenapa sih!? Heran!" Agra merengut.
"Yank, jangan berbuat kalo ga mau tanggung jawab hmm" Dipta menatap lekat Agra.
"Hah?"
Tangan Dipta menyusup masuk ke dalam kaos Agra dan mengusap lembut punggung Agra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebelet Kawin [End]
Humorini menceritakan kisah anak sma yang kebelet kawin, alhasil orang tuanya mau tak mau menuruti semua keinginan anak semata wayang mereka untuk mencarikan calon pendamping untuk nya. namun tidak semudah yang mereka bayangkan untuk mencari calon istri...