Karena sekarang ada rapat disekolah Renjun, Doyoung terpaksa tidak bekerja hari ini. Doyoung juga berangkat bersama dengan Renjun.
"Kak aku mau masuk ke kelas dulu ya" pamit Renjun dan bersalaman pada Doyoung.
"Iya" jawab Doyoung.
Mereka berdua lamgsung sibuk dengan kesibukannya masing-masing.
Ada rapat, jamkos merapat.
Hari ini guru-guru hanya memberikan tugas-tugasnya pada kelasnya masing-masing karena rapat pun diperkirakan tidak akan lama.
***
Tringg~
Suara telepon Doyoung sangat nyaring dan terdengar diarea pendengarannya.
Doyoung hanya melihat sekilas, silent dan membiarkan handphonenya yang masih menyala.
Benar nyatanya rapat hanya dilaksanakan dengan singkat, bahkan sekarang semua orang tua/wali dari murid sudah pulang. Begitu pula dengan Doyoung, ia langsung pergi ke tempat kerjanya dengan tergesa-gesa.
Doyoung mulai memasuki pintu tempat bekerjanya, benar-benar awal yang waw. Atasan sedang menatap sinis dengan membawa peralatan bekerja milik doyoung. Tanpa berlama-lama Doyoung mengerti apa yang di isyaratkan atasannya, lantas ia segera bekerja dengan sedikit waktu tambahan diakhir pekerjaan nanti.
"Lu kemana aja sih? Daritadi gua ketar ketir ditanyain mulu"tanya seorang karyawan yang ternyata teman Doyoung saat bekerja.
"Rapat biasalah adik gua" jawab Doyoung.
"Oh iya, iya."
Brak!!
Pintu toko terbuka keras hingga terdengar suara bantingannya. Hingga membuat para pengunjung histeris dan ketakutan.
Segerombol geng-geng an seperti yang ada difilm dan hampir saja merusak-rusak area toko.
"DOYOUNG KELUAR LU!" bentak dari salah satu anggota geng.
Deg
Setelah mendengar namanya dipanggil, betapa terkejutnya Doyoung.
Satu langkah, dua langkah hinngga langkah-langkah berikutnya. Doyoung benar-benar memberanikan dirinya untuk menemui orang-orang tersebut.
"Saya Doyoung, ada apa ya?" tanya Doyoung dengan memaksakan senyumnya.
"Oh ini yang namanya Doyoung, ganti rugi lu mana?" tanya seorang yang tadi berteriak.
"Maaf ganti rugi apa ya?" Doyoung benar-benar tidak tahu apa yang dilakukannya sehingga harus ganti rugi.
"Pura-pura ga tahu nih, mau hajar atau bayar?" Tanpa bertele-tele seseorang meninju keras rahang Doyoung.
"Bayar apa ya?" tanya Doyoung dengan suara yang sedikit bergetar.
"Kebanyakan nanya ya?"
"Stop, jangan lakuin disini! Doy buka seragam kamu ganti dulu. Baru boleh hajar tapi jangan disini juga" ucap atasan.
"Siap kalo gitu kita tungguin tuh si Doy Doy itu"
Bingung, kesakitan, ketakutan hingga seluruh tubuhnya bergetar hebat.
Doyoung diseret dengan kasar dan sampai di luar toko yang lumayan sepi. Disana terlihat Taeyong yang sedang berdiri dengan wajah yang tersenyum melihat keadaan Doyoung.
"Mana ganti ruginya?" tanya Taeyong.
"Dia ga ngaku bos" jawab salah satu komplotan geng tersebut.
"Tapi ap-" belum selesai Doyoung berbicara, Taeyong menendang bagian perut Doyoung dengan sangat keras hingga ia tersungkruk sembari metingis kesakitan.
"Hajar" titah Taeyong yang hanya melihat Doyoung yang dipukuli tanpa ampun.
Antara keberuntungan atau kesialan bagi Doyoung. Hujan mengguyur dengan tiba-tiba, semua suruhan Taeyong pergi atas perintah bosnya.
Udah babak belur, sekarang basah dan berjalan dengan pincang. Mungkin membuat orang-orang berpikir Doyoung adalah zombie.
"Kakak?!."
Jeng jeng jeng
_________
Jangan lupa voment!
Yang sudah baca lope lope
Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
MENINGGALKAN KEDUANYA
FanfictionRenjun seorang anak laki-laki yang hidup dengan kedua kakaknya Doyoung dan Hendery. Mereka hidup tanpa bimbingan dan kasih sayang orangtua.