[modern au]
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Papa
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Dimalam yang sunyi, seorang gadis kecil yang tengah bermain dengan boneka beruangnya di hampir oleh seorang pedofil bermanik pelangi, tak lain tak bukan adalah Douma.
"Y/n-Chaaannnn" panggil Douma pada si gadis kecil bernama Y/n itu, sambil merentangkan kedua tangannya.
Y/n menoleh lalu menatap bingung Douma, seketika ia sudah berada didalam pelukan Douma.
Douma memeluk Y/n sambil mendusel dusel pipi Y/n gemas, "ulululuuu, Y/n-Chan~ aku sangat merindukanmu~" seru Douma.
Y/n menatap datar Douma,"ngawur, tadi siang ketemu" celetuknya.
Y/n melepaskan pelukan Douma paksa, "wahhh waktu terasa sangat lama yaaa" ucap Douma.
Y/n memutar matanya jengkel lalu mengambil bonekanya yang terjatuh dan pergi keluar dari kamarnya, "eh? Y/n-Chan mau kemana?" tanya Douma.
Y/n menghentikan langkahnya saat berada di depan pintu kamar, "Y/n mau ngadu ke papa kalau Douma-San mengganggu Y/n!" tegas Y/n lalu menutup pintu kamarnya dengan Douma yang masih didalam, lalu berlari menuju ruangan sang ayah.
Douma yang mendengar bahwa dia akan diadukan pun langsung keluar dari kamar lalu mengejar Y/n, dalam usaha mencegahnya.
"JANGAN Y/N-CHAN!!! AKU AKAN MEMBELIKAN MU BANYAK PERMEN!!" tawar Douma sambil terus mengejar Y/n.
"Tidak! Y/n tidak mau!" sahut Y/n.
"Y/N-CHANNNN!" teriak Douma.
Tiba tiba Y/n memperlambat langkahnya dan langsung di tangkap oleh Douma, "hahaha, kau tertangkap Y/n-Chan!" tawa Douma.
Y/n terdiam, mata berkaca kaca, sudah mulai ancang ancang untuk menangis, "hiks.. hiks.." isaknya.
Douma yang mendengar isakan Y/n pun langsung mencoba menenangkan Y/n, "EHHH??? JANGAN MENANGIS Y/N-CHAN!!" ucap Douma.
Bukannya berhenti menangis, Y/n malah semakin gencar menangis sambil merengek rengek, "HUUAAAAA, PAPAA!!!!" rengeknya.
Douma mendongak ke atas melihat papan nama yang terpanjang di pintu, membaca papan nama itu langsung membuatnya merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 'mampus, mati gw' batin Douma.
Pintu tersebut terbuka, membuat atmosfir sekitar menjadi mencengkam.
Suara langkah kaki terdengar, sosok pria bermanik merah tajam keluar dari balik pintu, "apa yang kau lakukan pada putriku Douma" tanya pria yang merupakan ayah dari Y/n, Kibutsuji Muzan dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
Douma meneguk air liurnya dengan susah payah, "h-hai M-muzan-Sama" sapa Douma.
Y/n yang masih menangis berjalan menghampiri Muzan, "Papa!!" serunya.
Muzan mengangkat tubuh kecil Y/n lalu menggendongnya, "apa yang dia lakukan sampai membuatmu menangis hm?" tanya Muzan sambil mengelus punggung putrinya.
Y/n terus mengucek kedua matanya yang terus mengeluarkan air mata, "hiks.. Douma-San mengganggu hiks.. Y/n hiks.." isak Y/n.
Muzan melirik Douma tajam, Douma yang di lirik pun hanya bisa pasrah.
"Selesaikan pekerjaan mu! Lalu temui aku ketika semuanya sudah selesai, mengerti?"
Muzan berjalan meninggalkan Douma menuju kamar Y/n. Y/n menoleh kearah Douma lalu menjulurkan lidahnya, 'huuu, siapa suruh mengganggu Y/n!' ejek Y/n dalam hati.
Sedangkan Douma hanya bisa menerima nasibnya.
Kembali ke Muzan dan Y/n yang tengah berada di kamar Y/n.
Muzan menurunkan Y/n di kasur, "sudah ya, sekarang tidur" ujar Muzan lalu menyelimuti tubuh Y/n.
Lalu Muzan beranjak pergi keluar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sebelumnya tertunda.
Y/n menatap sedu sang ayah, "papa" panggilnya.
Muzan mengehentikan langkahnya lalu menoleh kearah sang putri, "ya? ada apa sayang?" tanyanya.
Y/n duduk sambil menatap lurus Muzan, "apa Y/n menganggu papa?" tanyanya.
Muzan mengangkat satu alisnya, "kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya balik Muzan.
Y/n menundukkan kepalanya, "Y/n sering sekali menangis, itu pasti mengganggu pekerjaan papa" lirihnya.
Muzan menutup pintu kamar lalu menghampiri kembali putrinya, "jangan berpikiran seperti itu, Y/n tidak pernah mengganggu pekerjaan papa kok" ujarnya selembut mungkin.
Muzan mengelus rambut sang putri selembut mungkin. Dia mengerti bahwa putrinya ini kurang perhatian. Istrinya sudah tiada karena dibunuh oleh dirinya sendiri setelah melahirkan Y/n.
Sehingga Y/n sudah menjadi anak piatu sedari lahir. Y/n sendiri sudah tau bahwa yang menjadi penyebab kematian ibunya adalah ayahnya sendiri. Tapi dia biasa saja, dia sudah terbiasa karena membunuh adalah hal yang wajar dilakukan ayahnya.
Karena tidak mempunyai ibu, dan sang ayah yang sibuk dengan pekerjaannya, membuat Y/n kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya.
Akhir akhir ini Y/n mendadak menjadi sangat manja dan cengeng, sering sekali dia menangis hanya karena hal sepele.
Jadi tak salah jika Y/n berpikiran seperti itu. Muzan memang orang yang tidak punya hati, karena seluruh hatinya berada di putri tercintanya /wanjai
"Y/n" panggil Muzan tanpa berhenti mengelus rambut sang putri.
Y/n mendongak melihat wajah sang ayah dengan tatapan bertanya. Muzan menatap lurus sang anak lalu tersenyum kecil, "besok bangun lebih awal ya" ucap Muzan.
"eh? untuk apa? besokkan hari minggu" tanya Y/n.
"besok kita akan pergi jalan jalan, jadi ayo cepat tidur" jawab Muzan.
"jalan jalan? bagaimana dengan pekerjaan papa?" tanya Y/n lagi.
"itu gampang, yang terpenting putri kesayangan papa senang" ucap Muzan.
Y/n yang mendengar apa yang dikatakan oleh papanya pun langsung senang bukan main, dan langsung menidurkan tubuhnya dengan wajah yang bersemi senang, "baiklah, Y/n akan tidur, Oyasumi papa" ucap Y/n lalu tertidur dengan cepat.
Melihat sang putri senang membuatnya sebagai ayah juga ikut senang. Muzan mengecup dahi sang putri sebelum pergi keluar meninggalkan putrinya yang tengah tertidur.
"Aku harus cepat menyelesaikan semua pekerjaan ku demi putri ku" tekat Muzan sebelum beranjak pergi menuju ruangannya.
"aku akan melakukan apapun demi putriku"
End
waw papa muzan. btw minal aidin wal faidzin ya, maap kalo ada salah. karena saya lagi di kampung jadi saya ga ngelanjutin dulu, jadi sebagai gantinya saya bikin oneshoot oneshoot aja selama masih di kampung.
jadi kalo mau req, req aja ya nanti saya bikinin, tulis aja nama chartnya aja ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon Slayer || Kny x Demon!Reader
Fantasy「ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ」 Berkisah tentang seorang gadis yang dahulu adalah sosok yang di senangi oleh banyak orang, kini menjadi sosok yang di takuti oleh semua orang. Tapi... ..Apa penyebabnya?