"Ayo anak-anak berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing ya."
Seluruh anak-anak mengikuti arahan dari Ibu guru mereka, kecuali Kiko. Oh iya masih pada inget kan Kiko?
"Kiko, kelompok mu siapa nak?" Sang Guru bertanya karena melihat Kiko hanya diam saja.
"Se-Seungjin." Jawabannya pelan. Kiko takut banget kalau berurusan dengan Seungjin sejak hari itu.
"Seungjin ini kamu satu kelompok sama Kiko." Bu Guru nya memanggil Seungjin yang sedang santai menatap kerusuhan teman-temannya, ia mengangguk dan berjalan kearah Kiko dengan senyum manis (Bagi Kiko sih senyum iblis)
"Halo Kiko." Sapa Seungjin ramah, karena udah lengkap kelompoknya Bu Guru mulai memberikan instruksi kepada anak-anak untuk mengerjakan tugasnya.
Tugasnya simpel kok, yaitu menanam bunga. Ini pada bingung anak-anak saat Bu Guru membagikan benih berupa biji bunga matahari serta pot kecil sebagai tempatnya.
"Memang lama untuk tumbuhnya, sekitar 45-60 hari. Ini untuk melatih rasa tanggung jawab kalian semua." Ucap Bu Guru riang, banyak sekali tanggapan-tanggapan lucu dari anak-anak disini.
"Setelah ini kita tanam ya, lalu salah satu dari kalian akan membawanya pulang secara bergantian. Contohnya jika Seungjin membawanya Minggu ini, maka di Minggu selanjutnya Kiko yang akan membawanya. Paham?"
Semuanya mengangguk paham, mereka mengikuti langkah-langkah yang ditunjukkan untuk menanam benihnya.
"Kamu kok diam saja? Kamu sakit?" Tanya Seungjin heran saat Kiko diam saja dari tadi, ini bahkan sudah selesai dirinya menanam benihnya sendirian karena Kiko hanya menatapnya.
"Enggak kok." Seungjin mengernyitkan dahinya, ia membawa tangannya untuk menyentuh kening Kiko. "Kamu baik-baik saja kok," Seungjin melepaskan tangannya. "Kenapa diam saja? Kamu kan cerewet banget."
Masa iya sih Kiko bilang kalau dia takut sama Seungjin, kan dia ini lakik ya sementara lawannya ini perempuan. Tapi mau bagaimana lagi, dia masih inget betul bagaimana rasanya naik ayunan ghoib.
"Kikoooo." Seungjin kesal tentu saja, ditanyain kok malah ngelamun ini Kiko nya. "Gak papa kok Jin," Kiko menyadari bahwa ia barusan memanggil Seungjin dengan Jin, jangan-jangan Seungjin ini...
"Oh iya karena kita ini tugasnya berdua, jadi besok pulang sekolah kamu harus ke rumah ku untuk melihat benihnya." Kiko semakin gemetar, kalau dirumah Seungjun banyak arwah-arwah gimana?
"Iya Seungjin." Gak ada pilihan lain selain ini, ada Hyojun kan? Pasti dirinya aman. Iya kan?
...
"Bilang sama Mama mu, nanti pulang dari rumahku suruh jemput. Sekarang ke rumahku sama Daddy ku aja" Kiko hanya mengangguk, ia bilang kepada Mamanya. Setelah itu dia kembali pada Twins yang sudah menunggu di samping mobil Hyojin.
"Ayo Kiko" Hyojun yang mengajaknya naik, ia tau jika Kiko takut dengan adiknya. Mereka duduk bersebelahan di kursi belakang sementara Seungjin duduk didepan disebelah Daddy nya.
"DADDY AYO BELI AYAM GORENG DULUU. TWINS LAPAR" Hyojin hanya mengangguk sambil menyetir.
"Iya, Mommy juga malas masak katanya dan suruh beli makan siang diluar"
"Kamu mau jajan?" Hyojun mengambil 1 bungkus jajan hai panda dan membukanya untuk dimakan.
"Boleh?" Tanya Kiko ragu, ia mematap Hyojun dengan mata berair. Ia terharu please, baik banget Hyojun tuh.
"TINGGAL DIMAKAN AJA SUSAH. AMBILIN AKU JUGA DONG HYOJUN, AKU JUGA MAU." Tuh mulai nih sifat protektif nya.
"Ini." Hyojun memberikan jajan yang sudah ia buka kepada Seungjin dan membuka yang baru untuk Kiko. "Makan aja, twins masih punya banyak kok." Kiko menerima jajan dari Hyojun.
![](https://img.wattpad.com/cover/303904355-288-k354463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] Twins
FanficRandom daily activity nya twins Sekuel dari Why buat ginian soalnya kangen Twins :')) Slow update(?)