Kiko(2)

13 3 11
                                    

"Ohh, jadi kata Mama mu kamu itu anak yang tidak berguna? Dan karena kamu juga Papamu meninggalkan kalian?" Seungjun menyimpulkan sendiri karena pernyataan Kiko yang berbelit-belit, apalagi sambil terisak ceritanya.

"Iya Mommy." Kiko mengangguk kemudian menghapus air matanya lagi. Entah kenapa ia sangat nyaman bahkan menceritakan segalanya kepada Seungjun yang baru ia temui.

"Kamu sendirian juga dirumah?"

"Iya, Mama kerja terus, aku dirumah sendirian."

"Gak ada orang lain di rumah?" Kiko menggeleng cepat. "Dulu ada bibi, tapi sekarang Kiko sudah besar jadi sendirian."

Hati Seungjun tersentuh, entah karena faktor dia hamil atau tidak. "Kamu kalau pulang sekolah kesini saja main sama twins, setelah itu nanti diantar Daddy pulang. Atau kalau tidak kamu tinggal disini saja bagaimana?" Ya bukannya apa-apa tapi Seungjun beneran iba sama nih bocil. Bagaimana bisa orang tua melewatkan pertumbuhan anak diumur sekecil ini? Setidaknya dia bisa menjaga Kiko kan? Dan Seungjun juga khawatir bagaimana dengan kepribadiannya nanti jika dewasa akan kasar terhadap orang lain.

"Boleh? Aku akan tanya Mama nanti." Seungjun mengangguk, ia mengusap air matanya yang sempat keluar tadi. "Tidur siang?" Tanya Seungjun.

"Iya, Kiko ingin tidur siang" Seungjun berdiri dan mengajak Kiko untuk pergi ke kamar twins.

"Tidur saja disebelah Hyojun, setidaknya itu tempat paling aman" Kiko mengangguk dan menempatkan diri untuk tidur disebelah Hyojun.

"Selamat tidur, kamu akan bangun jika salah satu dari mereka terbangun" Seungjun menutup pintu kamar twins dan kembali ke kamarnya.

...

Setelah mandi sore dan makan beberapa camilan sore juga, satu keluarga ini pada ngantar Kiko pulang. "Aku sangat siap berdebat dengan Mama mu, demi apapun dia tidak boleh seperti ini pada kamu"

Kiko terkekeh di kursi belakang, iya mereka bertiga duduk dibelakang. Untung saja muat.

"Jangan terlalu kasar, dia perempuan. Dan hati-hati, awas aja jika anak gw kenapa-napa" Peringat Hyojin dengan nada was-was.

"Iyaa Daddy" Hyojin memejamkan matanya sekilas, Seungjun senang sekali menggodanya karena ia tau bahwa Hyojin tidak akan berani menyentuhnya.

"Sekarang kita ketambahan personil ya? Kiko juga boleh kok manggil Daddy. Twins tidak keberatan?" Twins menggeleng secara bersamaan. Mereka sama sekali tidak cemburu pada Kiko yang memanggil orang tuanya dengan Mommy dan Daddy, karena mereka tau juga bahwa kasih sayang nya akan terbagi rata.

"Terima kasih, oh iya itu rumahnya Kiko belok kanan" Hyojin mengangguk dan menghentikan mobilnya di depan rumah Kiko.

"Itu Mamamu?" Tanya Seungjun ketika dia melihat sekumpulan orang yang duduk di teras rumah sambil minum, iya mabok.

"Iya Mom" Seungjun menggeleng pelan, astaga apa iya Kiko menyaksikan ini setiap hari. "Kiko, apakah kamu mau tinggal bersama twins dan kami?" Kali ini Hyojin yang bertanya, lingkungan hidup untuk anak sekecil ini kenapa sangat beracun, pantas saja Kiko dengan kasarnya membully anak-anak lain.

Karena Kiko diam saja, Seungjun keluar mobil dan mengajaknya pulang.

"Permisi, ini Kiko-"

"Kenapa kamu pulang hah? Pergi sana dasar anak tidak berguna" Mama nya Kiko nyolot gitu aja sama Seungjun.

"Udah bagus-bagus kamu pergi, selamanya kalau bisa. Mati sana" Mama Kiko beranjak dari duduknya dan mendekati Kiko hanya untuk mencekiknya.

"Heiii apa yang kamu lakukan?" Seungjun melepaskan cekikan Mama Kiko dan menghempaskannya. Dia ini masih lebih kuat ya tenaganya.

[II] TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang