"Twins sama Sujin nginep dirumah Aunty aja ya? Besok baru lihat Baby J sama Mommy" Ya mau bagaimana lagi ini, Hyojin aja kayaknya gak sanggup jika sendirian ngurus twins di rumah sakit. Meskipun keadaannya udah tenang dan normal tapi Changyoon gak tega aja kalau ya...
"Eh? Jangan deh, ntar malah ngerepotin. Mending disini aja sama gw" Changyoon memutar bola matanya malas, bisa gak sih Hyojin ini berpikiran terbuka?
"Terus mereka mau tidur dimana? Di lantai? Cukup lu yang ngemper disini dan anak-anak enggak"
Akhirnya Hyojin setuju, membiarkan anak-anaknya ikut pulang bersama Changyoon. Padahal niat Hyojin juga baik, gimana kalau Changyoon frustasi mengurus 4 anak kecil dirumahnya? Ya meskipun hanya semalam.
"Bye Daddy, besok kami akan kesini lagi diantar Uncle Minkyun" Seungjin mendekat pada Hyojin dan mengecup pipi kanannya.
"Bye Dad" Hyojun juga memberikan kecupan pada pipi satunya.
"Umm, bye Dad" Karena Sujin yang ragu-ragu, Hyojin yang mengecupnya di kening. Masih canggung sepertinya dengan dirinya, berbeda sekali jika dengan Seungjun.
Hyojin dengan rata kok mencium kening anak-anaknya. Nanti twins iri lalu ngambek gimana? Hyojun sih gak apa, lah Seungjin? Bisa hancur rumah Changyoon nanti.
"Bye semua" Hyojin memberikan isyarat kepada Changyoon untuk membawa twins dan Sujin pulang.
"Balik dulu ya gw, jangan lupa makan Jin" Itulah kalimat terakhir Minkyun hari ini, ia juga menyusul Changyoon yang berjalan mendahuluinya.
Hyojin sendirian sekarang, damai...
Ia hanya perlu menunggu beberapa menit lagi hingga bisa bertemu dengan Seungjun. Alhasil dirinya membuka handphonenya untuk mengecek beberapa pekerjaan untuk besok. Membatalkan sesuatu atau meninggalkan sesuatu yang dilakukannya. Ia ingin fokus pada Seungjun saja kali ini, tidak seperti pas lahiran twins yang dirinya sibuk bekerja.
"Suami pasien? Anda boleh masuk sekarang Pak. Permisi" Hyojin hanya tersenyum, ia memasukkan kembali handphonenya pada saku celana pendeknya dan masuk untuk menemui Seungjun yang sudah sadar.
Saat masuk kesana, terlihat Seungjun yang terbaring menatap langit-langit kamar rawat inap ini. Hyojin yang melihatnya tak kuasa menahan air matanya. Ia menemui Seungjun dengan menangis (lagi).
"Seungjunie" Hyojin berdiri disamping ranjang Seungjun dan mengusap perlahan kepalanya.
"Nangis lagi? Astaga sangat emosional" Seungjun hanya terkekeh melihat wajah Hyojin yang sangat lucu ketika menangis. Ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata sang suami.
"Ini air mata kebahagiaan asal lu tau. Hari ini Sujin juga resmi masuk menjadi anggota 'Hyojin gang' hari ini banyak sekali kebahagiaan yang menyerang gw" Hyojin mengusap air matanya hingga tak ada lagi yang menetes.
"Benarkah? Wahhh bertepatan sekali" Sekarang jadi Seungjun yang terharu, malah gantian nangisnya.
"Idih nangis, cup cup cup jangan nangis dong baby. Baby gw sekarang punya 4 anak masa, perasaan baru kemarin deh gw ketemu sama lu" Hyojin memberikan kecupan ringan pada dahi Seungjun, memang tidak terasa waktu berlalu untuknya karena setiap hari mengurus anak yang menyebalkan.
"Kamu belum makan kan? Pesan sesuatu sana" Hyojin menggeleng kecil, makan pun tidak penting untuk saat ini.
"Makanlah, besok kita akan sarapan bersama. Aku belum boleh makan sekarang" Seungjun berusaha memaksa Hyojin untuk makan, ntar Hyojin sakit bagaimana? Kan jadi repot.
"Baiklah-baiklah aku akan makan"
Setelah Hyojin makan, dirinya menutup pintu rawat inap Seungjun sambil memeriksa keadaan. Ini aman kan?
"Amann Jun" Seungjun menggeser sedikit tubuhnya ke samping agar Hyojin bisa tidur bersamanya disini. Padahal ada sofa karena ini ruang VIP. Maklum bucin.
"Kita sudah terlatih tidur seperti ini di kasur tingkat mu dulu Seungjunie" Mereka flashback masa lalu ketika hari pertama ketemu aja udah tidur bareng sambil peluk-peluk.
"Benar sekali hahah, itu sudah lama sekali Hyojinie. Wahh hampir separuh hidupku aku menghabiskannya bersama mu" Dengan hati-hati Hyojin membawa Seungjun masuk pada pelukannya.
"Heii jangan peluk aku, jahitannya lepas dan aku menjadi hantu bagaimana?" Tentu saja Seungjun hanya bergurau, tapi wajah Hyojin benar-benar panik, ia buru-buru melepaskan pelukannya pada Seungjun.
Akhirnya Hyojin hanya meletakkan lengannya sebagai bantal Seungjun. Meskipun besoknya keram juga tidak apa-apa, demi.
"Selamat malam Hyojinie"
"Ya, selamat malam juga Mrs. Hyojinie"
Jawaban yang tidak sesuai ekspektasi Seungjun membuatnya tersipu, astaga bisa saja suaminya ini jika menggodanya.
...
Kenapa twins, Sujin, dan Changmin bisa muat ikut bersama KyunYun pulang? Ya karena Minkyun membawa mobil Hyojin. Gak bakalan marah juga karena si bucin bodoh itu tidak akan kemana-mana selain menemani Seungjun.
Karena kamar Changmin yang minimalis dan tidak mungkin 4 dari mereka tidur berdesakan, jadi Minkyun ngide ini. Karena ruang tamu nya luas, ia mengajak anak-anak untuk berkemah disana.
Tidak ada tenda dan hanya selimut tebal yang ia tata dengan bantal. Changyoon sih gak keberatan tidur sendirian dikala Minkyun menemani anak-anak. Malah enak gak diminta jatah.
"Ayo tidur, Uncle yang akan membaca cerita malam ini"
"Minkyun, jangan baca cerita horror karena mereka akan takut nanti. Aku tidur dulu, bye dan selamat bersenang-senang"
Mereka semua tidur pada tempat yang disediakan Minkyun. Jadi posisinya itu begini
Minkyun-Changmin-Hyojun-Seungjin-Sujin
"Sujin, peluk aku. Karena nanti Hyojun akan memeluk Changmin. Aku sudah tau hal itu" Seungjin memeluk Kakak pertamanya dengan erat, ia lelah hingga malas menyimak cerita yang Minkyun dongengkan.
Benar saja Hyojun kini tidur dengan memeluk Changmin. Betapa berharganya Sujin untuk Seungjun sekarang, ia jadi tidak perlu iri kepada Changmin.
Setelah ceritanya berakhir, Minkyun mengendap-endap menuju kamarnya untuk meminta jatah sebelum tidur. Dia sangat siap untuk punya baby lagi, ia harus meyakinkan Changyoon untuk ini.
Semoga berhasil ya Kyun, semangattt !
.
.
.
.
To be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/303904355-288-k354463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] Twins
FanficRandom daily activity nya twins Sekuel dari Why buat ginian soalnya kangen Twins :')) Slow update(?)