03. Rumah nyaman milik Jaehyun

430 64 7
                                    

Taeyong berdiri di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun sangat-sangat elegan. Kembali Taeyong melihat sebuah catatan dan mengalihkan pandangannya dari nomor rumah di samping pagar tersebut.

Benar, ini rumahnya. Rumah Jaehyun.

Senyum nya terbit, beberapa hari lalu setelah mereka akan membubarkan diri. Jaehyun menawarkan teman-temannya untuk mampir kerumahnya, namun karena mempunyai pekerjaan lain mereka tidak bisa memenuhinya.

Tapi Jaehyun memberikan sebuah catatan kecil alamat rumahnya kepada Taeyong yang mewakili teman-temannya.

Karena semua teman-teman Taeyong sibuk bekerja jadilah Taeyong sendiri yang datang kerumah Jaehyun. Dahi Taeyong sedikit berkerut ketika melihat sebuah mobil berhenti di depan rumah tersebut, tepat di belakang Taeyong.

Keluar lah seorang lelaki paru baya dari sana sambil tersenyum cerah kepada Taeyong, tampa banyak bertanya Taeyong ikut tersenyum canggung. Lelaki itu kini berdiri di depan Taeyong.

"Temannya Jaehyun, ya?"

Kedua mata Taeyong membulat mendengarnya, bagaimana ia bisa tau.

"Saya ayahnya Jaehyun." Sampai ucapan lelaki ayah Jaehyun itu terucap, Taeyong segera membungkukkan badannya 90 derajat.

"Ahh maaf pak, benar saya teman nya Jaehyun. Nama saya Lee Taeyong." Sesudah Taeyong berdiri tegak kembali, sebuah tepukan mendarat di bahunya kanannya.

"Saya sudah tau semuanya, Jaehyun menceritakan awal mula kalian bertemu dan saya berterima kasih kepada kamu sebab sudah mau menjadi teman anak saya walaupun ia mempunyai kekurangan." Taeyong tersenyum dan mengangguk.

"Bukan nya kita tidak boleh membeda-bedakan makhluk ciptaan Tuhan, pak. Mau kaya, mau miskin, mau sempurna, mau penuh kekurangan, mau bodoh dan mau pintar pun kasta kita juga seimbang di mata Tuhan." Kata Taeyong.

"Kenapa jadi sok bijak gini anjir!  kebanyakan temenan sama sih Jungwoo nih!" Batin Taeyong menjerit, Taeyong sedikit meringis. Sungguh aneh bagi dirinya sendiri
ketika ia berujar sebegitu dewasanya.

kalau ada ketiga temannya bisa-bisa Taeyong di bully atau menjadi bahan tertawaan.

"Wah, saya baru pertama kali mendengar seorang anak muda berkata seperti ini. Saya terharu kepadamu, Taeyong." Kata ayah Jaehyun semakin tersenyum kepada Taeyong yang jadi salah tingkah di puji begitu.

"Eh tidak perlu menyanjungku seperti itu, Pak." Merendah Taeyong. Ayolah, Taeyong tidak pernah di puji seperti itu dari siapapun jadi respon tubuh Taeyong sangat bahagia.

Sampai ayah Jaehyun menepuk dahinya sendiri dan terkekeh, persis seperti anaknya.

"Maaf karena udah buat kamu menunggu, ayo masuk ke dalam. Jaehyun ada di dalam lagi belajar." Taeyong menerima nya saja ketika ayah Jaehyun mengajaknya masuk kedalam sesudah membuka pagar rumahnya.

"Bapak sudah pulang kerja?" Tanya Taeyong sesudah ayah Jaehyun mengetuk pintu rumahnya, menunggu Jaehyun membuka pintu untuk mereka.

"Engga, ada barang yang ketinggalan di rumah makanya saya pulang dan akhirnya bisa jumpa kamu." Taeyong cengengesan, melihat ramahnya Tuan Jung tersebut.

CKLEK!

Keduanya menoleh serempak kembali kedepan, melihat Jaehyun benar-benar membukakan pintunya dengan ekspresi terkejut tidak ketolongan melihat ayahnya bersama dengan Taeyong.

"Tadi ayah bertemu Taeyong di depan." Kata Tuan Jung kepada Jaehyun. Jaehyun mengangguk mengerti.

"Ayah pulang karena barang ayah ketinggalan kan? Barangnya ada di meja makan. Akan Jaehyun ambil kan terlebih dahulu." Tampa Tuan Jung menjawab pun Jaehyun sudah masuk kedalam terburu-buru dan membawa sebuah dokumen lalu memberikannya kepada Ayahnya.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang