24. Semua Tidak Stabil

174 31 16
                                    

Beberapa belasan tahun kemudian...

“Eh jangan dekat-dekat sama anak itu soalnya ayahnya bisu nanti kalian ketularan bisu, kalian mau?" Seorang anak yang sendari tadi di singgung tidak merasa terganggu bahkan dia hanya diam sambil membalik buku tebal miliknya.

"Kalian lihat, dia bisu seperti ayahnya haha!" Tawa anak lain menunjuk anak itu yang masih pada pendiriannya sampai di suatu ketika ia terusik sebab bukunya ditarik oleh anak yang berbadan sedikit lebih besar dari nya.

"MATA KAMU TURUNKAN! JANGAN SOK JAGO!" Teriak anak itu emosi entah kenapa sedangkan anak yang di teriaki menghela nafas panjang mengambil buku pelajaran lain dan kembali pada dunia nya.

Karena menurutnya rencana itu hanya sia-sia akhirnya ia mengarahkan sebuah jari telunjuknya ke kepala anak itu, tidak lupa mendorongnya berkali-kali. "Hey bisu! Jangan sok pinter ya, kamu tuh engga ada apa-apanya, udah miskin, hidup pula. Kamu itu cuman anak beasiswa bukan kayak aku yang anak donatur terbesar di sekolah ini. Ngerti?!" 

SRETT!

"Tangan kamu kok engga sopan, engga pernah di sekolahin ya? Atau engga pernah di ajarin sopan santun sama orang tuanya ya? Setidaknya, walaupun miskin tapi orang tua kami masih sanggup ngajarin anaknya tata krama, engga kayak kamu."

"APA SIH?!" Setelah tangan nya terlepas dari cengkraman anak itu, ia menunjuk wajah anak lain yang sok jadi pahlawan kesiangan. "OH KAMU IKUT-IKUTAN JENO?!" Anak yang di panggil namanya mengangkat bahunya.

"Kenapa engga?"

"CIH! KAKAK BERADIK SAMA AJA, BANCI!"

"Mau dibuktikan siapa yang banci disini?" Jeno sudah bersiap mengambil ancang-ancang namun ia merasakan tangannya di cekal oleh tangan lain.

"Apa sih bro, lagi di puncaknya ini!" Kata Jeno kepada anak yang di bully tadi.

"Jeno, udah biarin aja."

"EH SI BISU TERNYATA BISA NGOMONG DONG GAIS!"

BUGK!

"ADUH WOW GIMANA DONG MARK HYUNG, TANGAN JENO GATEL?!!" Teriak Jeno seperti orang gila, menutup mulutnya seperti perempuan rempong kepada kakaknya, Mark.

Mark memukul jidatnya tidak habis pikir, melihat anak yang tadi membully nya sekarang di hebohkan akibat pingsan setelah Jeno memukul telak hidungnya, pukulan yang bukan main.

Jeno nya menarik bangku lain untuk duduk di sebelah Mark sambil meminum susu botol yang sempat ia beli di kantin sebelum berakhir disini karena mendengar kegaduhan dari luar kelas Mark.

"Keren juga aku ya haha!" Tawa jenaka Jeno yang di beri lirikan kematian seorang Mark.

"Setelah bikin anak orang pingsan?"

Anak itu Jeno, mengibaskan tangannya tidak peduli. "Biarin aja, pasti bubu datang hyung."

"Bukan masalah bubu datang tapi kalau Daddy yang datang, gimana?" Pertanyaan Mark sontak membuat Jeno terdiam dan kebingungan.

"Ya engga apa-apa." Jawaban Jeno lantas membuat Mark menepuk bahunya, agar menyadarkan Jeno.

"Masalahnya kalau Daddy yang datang, bukannya ngebela kamu, Daddy bakalan mau-mau aja minta maaf sama orang tua nya dia, kamu mau Daddy minta maaf sama orang yang jelas-jelas salah. Tapi kalau bubu, bubu bakalan belain kamu sampai titik darah penghabisan."

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang