15. kebenaran

164 28 49
                                    

Resepsi pertunangan sudah di lakukan beberapa jam yang lalu, ayah Johnny dan Mama nya langsung terbang dari Amerika cuman karena dapat kabar ini. Ia langsung melangsungkan resepsi pertunangan Ten dan Johnny.

Ayah Johnny juga mengudang klien kantor Johnny, terbukti banyak orang asing tidak di kenal oleh Taeyong serta Jaehyun yang datang. Padahal baru semalam mereka melamar tapi pertunangannya langsung menyusul besoknya dimalam hari.

"Seharusnya aku engga usah datang, mending balapan aja, engga bakalan ngebosenin. Di sini cuman diisi sama orkay! Bikin sakit mata, mana tua semua." Jujur Jungwoo tanpa memfilter kata-katanya, Winwin terkekeh mati-matian menahan gelak tawanya.

Orkay : orang kaya

"Kurang ajar kamu Jungwoo, kamu juga sekarang udah jadi orkay bodoh! Chef kan juga pasti banyak orkay yang datang, mikir! Nih anak mau merendah untuk meroket atau apa? Kamu haus pujian?" Telak Yuta mendapatkan tatapan tajam dari Winwin yang di cuekin Yuta. Jungwoo berdecak.

"HAHAHAH!" Tawa Taeyong pecah sambil menepuk-nepuk bahu Jaehyun yang meringis, cukup sakit sebab Taeyong tanpa sadar memukulnya kuat. "Kalian tuh sama aja tau! Seharusnya sadar diri deh, mulut kalian itu loh. Hahaha!" Sambung Taeyong dengan perut keram sebab ia tertawa hebat sampai orang-orang memandang kearah nya aneh.

"Heh kambing! Aku selalu di dapur, engga pernah anter pesanan, kadang-kadang sih pernah tapi mah jarang kalau bukan penjabat tinggi! Kamu juga udah mau jadi calon orkay! Kamu haus pujian Yuta? Ngaca dulu." Yuta malas meladeni Jungwoo, sambil kembali meminum wine yang sudah sendari tadi di tangannya.

Benar sih, Yuta itu akan menjadi calon Winwin. Calon dari suami orkay.

"Jadilah rakyat biasa kawan, sebab jika kau menjadi rakyat biasa maka kau akan masuk surga dengan mudah." Ucapan Taeyong tersebut tidak di mengerti oleh teman-temannya, di meja bundar itu hanya terdapat mereka berlima tanpa Johnny dan Ten yang sibuk pada tamu-tamu mereka.

Winwin? Dia mencoba tidak perduli. Memang disini banyak klien yang bekerja sama juga dengan perusahannya namun Winwin lebih memilih duduk bersama Taeyong, Jungwoo, Yuta kekasihnya dan Jaehyun. Bergosip ria itu sangat lebih menarik.

Lagian ini bukan acaranya.

"Maksudmu?" Tanya Jungwoo tidak mengerti. Dengan santainya Taeyong menyilakan kedua kakinya bersama tampang sombong di buat-buat seperti preman pasar. Walau nyatanya mereka memang pengsiunan preman pasar.

"Sebagai rakyat biasa kau akan terus menafkahi negara ini, memberi makan kepada para penjabat yang duduk bersila di kursinya. Maka uang mu itu akan di anggap sebagai sumbangan kepada orang tidak mampu dan kau akan masuk surga." Taeyong memajukan tubuhnya sedikit kedepan. "Kalian tau kenapa perut mereka buncit-buncit? Itu karena makan uang rakyat!" Lanjut Taeyong sedikit berbisik.

"Eh mulut!" Winwin mengedar pandangan setelah memberi peringatan kepada Taeyong, melihat situasi. Untung tidak ada yang mendengarnya. Karna para pejabat banyak yang berdatangan. "Kalau ada yang denger gimana?" Tambah Winwin, Taeyong mengangkat bahunya acuh.

"Ya engga tau, kok malah nanya saya, saya hanya mengarang. Mungkin...?" Semua tergelak termasuk Jaehyun yang tertawa kecil.

Jaehyun menyesap air putihnya, bukan wine seperti teman-temannya yang lain sambil menggeleng-geleng mendengarkan penuturan Taeyong tadi.

Taeyong dan Jaehyun memakai jas formal berwarna hitam putih yang couple, entahlah kenapa namun Jaehyun hanya ingin orang-orang tau bahwa Taeyong miliknya. Terbukti beberapa pembisnis ataupun pengusaha yang hadir menatap Taeyong tertarik.

"Gimana woo?" Tanya Taeyong kembali kepada Jungwoo.

"Apaan?"

"Udah dapet tipe yang pas?" Sambung Taeyong mendongak setelah selesai membersihkan sepatunya yang sedikit kotor.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang