18. Jealousy

191 34 2
                                    

BAGAI tersambar petir di siang bolong, jantung Ten berhenti satu detik sebelum tertawa sejadi-jadinya membuat semua orang menatapnya aneh tapi tidak dengan Taeyong, perlahan ia menghapus air yang menggenang di sudut matanya masih bersama sisa tawa nya.

"Aku? Cemburu? Haha, tidak Taeyong. Aku hanya tidak percaya kegaduhan ini terjadi karena kau yang masuk rumah sakit. Lekas sembuh ya, ku dengar cuma demam jadi pasti tidak perlu berlama-lama disini. Ayahmu kan baru saja meninggal." Entah apa maksud dari perkataan panjang yang Ten berikan.

"Ten..." Tekan Johnny tidak main-main di sebelahnya, Ten menoleh lantas tersenyum sangat manis.

"Itu fakta Johnny, buat apa kau marah kepadaku? Bahkan Taeyong saja tidak tersinggung, kau sangat sensitif hari ini." Ten menepuk lengan Johnny singkat serta tidak terlalu kuat lalu kembali menatap Taeyong.

"Iyakan, Taeyong?" Taeyong tersadar sudah melunturkan senyumannya semenjak mendengar penuturan awal Ten kembali kenaikan senyumannya dan mengangguk.

"Hm, kau benar. Johnny kau pasti lelah makanya sangat mudah terpancing emosi, ucapan Ten sama sekali tidak menyinggungku kok." Kata Taeyong. Ia menurunkan kakinya dari atas bangkar.

"Mau kemana?" Tanya Yuta kepada Taeyong mewakili semua orang termasuk Jaehyun yang langsung memberikan tangan nya untuk menuntun Taeyong.

"Ke kamar mandi, mau ikut?" Tawar Taeyong yang langsung Yuta gelengi dengan wajah-ewww malu. Winwin tertawa bersama teman-teman yang lain.

"Antar aku ke depan kamar mandi, Jaehyun boleh?" Tanpa pikir panjang Jaehyun mengangguk.

"Eh, kau mengambil kesempatan dalam kesempitan." Tegur Yuta kepada Jaehyun yang terkekeh sambil geleng-geleng saja.

"Hanya kedepan kamar mandi, Yuta. Bukan sampai menemani ke dalam kamar mandi. Otakmu itu sudah melayang entah kemana-mana, mau heran tapi itu kamu!" Omel Jungwoo, Winwin menutup mulutnya, tawanya akan meledak tapi ia tidak mau terkena imbasnya dari Yuta.

"Diam kau!" Tunjuk Yuta kepada Jungwoo.

"Pulang lah, Ten." Suruh Johnny, Ten mengerutkan dahinya dalam.

"Kenapa aku pulang sedangkan kau ada disini?" Bukan menjawab Ten malah balik bertanya dengan nada yang cukup tidak bersahabat walaupun tampak tenang. Jaehyun kebetulan masih menyandar di depan pintu kamar mandi menunggu Taeyong, menatap kedua percecokan pasangan tersebut.

"Aku akan disini menemani Taeyong."

"Ada Jaehyun, Johnny. Kau tidak perlu repot-repot bukannya sebelum datang kesini jadwal mu sangat padat, pasti kau lelah maka ayo pulang bersamaku saja." Jawab Ten cepat, Johnny terpelongo bukan karena ia tidak percaya bahwa Ten mengetahui jadwalnya sebab itu sudah biasa tapi sifat Ten yang berubah drastis.

"Kenapa denganmu?" Ten berdecih mendengar pertanyaan Johnny kali ini.

"Lantas kenapa juga denganmu?" Semua terdiam, tidak ada yang mau ikut campur bahkan Jungwoo, Yuta, Winwin dan Jaehyun memilih diam seperti tidak mendengar apapun. Yuta sampai membawa Winwin duduk di sofa yang tersedia didalam ruangan Taeyong.

"Kalau. Kau. Mau. Aku. Pulang. Maka. Antar. Aku. Hanya. Harus. Kau." Tekan Ten sambil menunjuk-nunjuk Johnny, matanya bergerak marah sedangkan wajahnya cukup tenang atas emosinya.

SRET!

"AYO!"

BRAK!

"Ada apa dengan mereka?" Jaehyun menoleh, ia yang baru saja berniat akan menghentikan Johnny dan Ten yang keluar bersamaan dengan Taeyong terhenti.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang