06. Rumah kami itu cuman, Johnny.

254 36 6
                                    

Sekarang Taeyong, Jaehyun, Yuta, Johnny dan Jungwoo sedang memakan eskrim di dinginnya kota Seoul, Korea Selatan.

Katakan saja bahwa mereka bodoh namun memang kenyataannya begitu. Mereka tidak mementingkan konsekuensi akan apa yang mereka perbuat, sehabis ini.

Bisa saja mereka terkena flu ataupun sakit perut dan demam, tapi siapa yang bisa menghentikan tingkah konyol mereka? Jawabannya, tidak ada.

Hari ini mereka libur dari pekerjaan mereka. Tidak, hanya Johnny. Sedangkan Jungwoo dan Yuta tidak melakukan pekerjaan karena hari ini bukan jadwal mereka bekerja, lagian ini hari Minggu.

Hari yang bebas bagi beberapa orang.

Begitupun Jaehyun yang sama sekali tidak bekerja, bukan tidak mau bekerja seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak di perbolehkan untuk bekerja, Taeyong? Dia bisa mencopet jika butuh uang, pekerjaan itu alternatif baginya untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat.

Hanya butuh kemampuan berlari serta akal dalam melakukan pencopetan, teknik dan taktik yang Taeyong tau sendiri.

"Semalam ayahmu marah kau pulang malam, Tae?" Jungwoo bertanya, tanda bahwa ia turut peduli akan diri Taeyong. Walaupun kelihatannya, ia adalah musuh Taeyong.

Taeyong sedikit melirik Jungwoo lalu kembali menjilati es krimnya. "Tidak, dia tidak peduli dan aku pun begitu. Rasanya cukup damai jika ia tidak ribut..."

"Berarti tadi pagi ia tidak ribut pasal sarapan?" Jungwoo menyahuti lagi, Taeyong mengangguk.

"Hm! Karena sudah ku siapkan jauh sebelum waktu sarapan untuknya. Agar aku tidak melihat wajahnya, jikalau melihat wajahnya aku bisa saja tidak bisa tidur seperti Johnny." Johnny menoleh, sebab dirinya turut ikut dalam kata-kata Taeyong.

"Kenapa denganku?" Tanya Johnny tidak mengerti, Jaehyun memperhatikan mereka sambil mengayunkan kakinya dan menikmati es krimnya dengan khidmat.

Mereka sedang berada di sebuah lapangan besar, lebar yang tidak terpakai. Berada di bukit sehingga mereka dapat melihat padatnya pagi hari Ahad ini.

"Kau pengidap insomnia, Johnny. Aku harap kau tidak lupa."

"Terus kenapa denganmu?"

"Dengar ya, jika aku melihat wajah nya. Kepala ku di penuhi oleh kata-kata tidak masuk akal, apa kalian tau kata-kata yang terputar itu, huh?" Taeyong menunjuk teman-temannya satu persatu dengan es krimnya, mereka menggeleng tanda tidak tau.

"'Bunuh, bunuh, bunuh, bunuh dia Taeyong seperti dia membunuh ibumu. Bunuh, bunuh, bunuh, dia tidak pantas hidup Taeyong, bunuh.' yang paling parahnya lagi, suara yang mengatakan itu adalah suara ibuku. Makanya aku tidak bisa tidur," jelas Taeyong kepada mereka dengan suara yang sangat bagus dan pas. Di jeda-jeda dan membuat para pendengar dapat fokus serta serius.

"Serius?!" Yuta bersama keterkejutannya bertanya, padahal Es Krim baru saja ia gigit.

Taeyong mengangguk serius. Sungguh ia memang benar-benar tidak bohong, ia tidak pernah berbohong kepada teman-temannya sekalipun itu menyakitkan.

Tanyakan saja pada teman-temannya jika tidak percaya. Yuta mengangguk mengerti sambil berpikir keras.

Taeyong akan selalu terbuka jika bersama teman-temannya dan baru kali ini ia terbuka yang lebih terbukanya lagi di saat Jaehyun berada di sampingnya.

Entah menatap Taeyong spontan menoleh ke arah Jaehyun, ia merasakan bahwa Jaehyun tertawa tadi dan benar saja. Ketika Taeyong menoleh, Jaehyun masih menyisakan tawanya itu.

"Kau tidak percaya?!" Marah Taeyong bahkan sampai berdiri dari duduknya, memandang Jaehyun tidak percaya.

Johnny, Yuta juga Jungwoo hanya menatap sambil mendongak, tidak mau ikut campur. Kalau ikut campur mereka harus rela kehabisan suara untuk berdebat dengan Taeyong.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang