10. berhenti sebentar

216 31 4
                                    

Dini hari sekali Taeyong berlari terburu-buru keluar dari rumahnya, tidak mempedulikan bulir-bulir keringat mengalir melewati pelipisnya sampai menetes jatuh pada jalanan yang ia pijak.

Ini tidak aman, ia harus melarikan diri dengan cepat sebelum ayahnya menyadari keberadaannya. Taeyong baru saja bermimpi buruk, bahkan mimpinya sangat-sangat buruk.

Kejadian tragis itu terulang lagi setelah beberapa waktu telah hilang, yang paling parahnya disaat ia terbangun dengan nafas memburu, bisikan ibunya itu terdengar kembali memenuhi rungunya.

Sakit.

Jika Taeyong melakukan apa yang bisikan itu tuju, apa bedanya ia dengan ayahnya? Itu yang Taeyong takutkan, lantas ia memilih pergi tanpa berpamit kepada ayahnya.

Taeyong tidak tau apakah ayahnya itu sudah sepenuhnya bertobat ataupun yang lainnya, tadi malam sebelum tidur ayahnya mengatakan kepada Taeyong bahwa dirinya sudah tidak sejahat yang dahulu.

Penjahat mana yang mengaku? Hanya ayahnya, aneh.

Kaki Taeyong terus berlari bahkan ketika sudah sangat jauh dari rumahnya namun kepalanya masih berisik, tanpa pikir panjang juga Taeyong menerobos jalan raya yang cukup kondusif.

TINN!

Air mata tiba-tiba merembes jatuh seperti keran rusak, Taeyong sudah hampir terjatuh karena keseleo tapi ia urung untuk berhenti.

"Johnny! Johnny! JOHNNY!" Teriak Taeyong kesetanan, setelah melompati pagar rumah Taeyong yang sudah sering ia lakukan membuat penjaga terbelalak sesudah terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakan Taeyong.

"Gila, itu siapa? Maling?" Sekarang penjaga itu celingukan menatap ke segala arah untuk mendapatkan apa yang ia cari tapi nihil, tidak ada satupun orang sampai ia mendengar teriakan itu kembali.

"AGRKKK JOHNNY! JOHNNY!" Taeyong menggedor-gedor pintu utama sambil berteriak seperti orang kesetanan.

"Eh? Itukan Taeyong, kenapa dia kesini malam-malam begini? Apa ada masalah." Segera saja penjaga tersebut menghidupkan in-aer miliknya untuk menghubungkan para pelayan bertugas di dalam rumah Johnny.

"Segerakan buka pintu untuk pemuda tersebut, ia orang penting." Ujarnya. Setelah itu pintu tersebut terbuka bersama Johnny, Jungwoo dan Yuta disana keluar bersamaan dengan para kepala pelayan.

Orang tua Johnny sudah pindah ke rumah baru mereka yang berada di luar negeri, Amerika. Entah mengapa mereka memilih tempat yang sangat jauh, mungkin agar Johnny bisa lebih dewasa. Mungkin.

"What are you doing, Taeyong?" Johnny masih tidak mengerti pun tersentak begitu Taeyong mendorong tubuhnya untuk menyingkir dan Taeyong berjalan melewati mereka dengan kaki pincang.

"Taeyong, kau kenapa hm?" Pertanyaan itu diulang oleh Yuta yang mengikuti Johnny dan Jungwoo menuju Taeyong.

Sekarang pemuda aneh tersebut bersujud di atas sofa sambil terisak histeris bahkan ia sampai memukuli kepalanya, disaat Jungwoo dengan lembut menghentikan kegiatan memukul Taeyong, Taeyong malah menarik tangannya kasar.

"Apa yang terjadi Taeyong, apa yang terjadi? Katakan kepada kami ya..." Tawar Jungwoo mengelusi punggung bergetar Taeyong.

Geming. Taeyong tidak melakukan apapun, ia hanya diam dan hanya terdengar suara isakan nyaring di seluruh rumah.

"Mati, mati..." Mereka semua berkerut bingung, saling pandang satu sama lain sebelum Johnny mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

Yuta maju, berlutut supaya tinggi dirinya seimbang dengan Taeyong sekarang.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang