09. karena mabuk

224 33 2
                                    

Malam begitu temaram namun cahaya bulan menyorot tenang bersama hamparan bintang di langit menghiasi bumi hari ini. Kalau di pikir-pikir lagi ternyata bulan tidak sendirian ia hanya berjarak dengan bintang setiap malam yang mau menemaninya kapanpun jikalau bintang tidak merajuk.

Apa yang kalian pikirkan tentang malam?

Sepi, sunyi, tenang dan indah? Bagi Yuta malam itu indah, setiap kali matahari akan terbenam Yuta selalu berdoa agar malam ini terlihat lebih tenang dari pada kepalanya. Setidaknya ia butuh ketenangan.

Sekarang Yuta sendiri, tidak di temani oleh Johnny, Taeyong ataupun Jungwoo sekalipun. Ia hanya membawa bayangannya ikut serta tanpa permintaan disetiap langkah ia menyusuri kota.

Bukan pilihan Yuta untuk menuju kota di jam 7 malam seperti ini, biasanya ia akan keluar disaat orang-orang akan beristirahat. Entah hasrat apa namun Yuta ingin pergi ke sebuah club malam.

Iya, tempatnya sejuta manusia berkumpul menikmati berisiknya suara yang bisa memekakkan telinga siapa saja tapi tidak pernah mau sepi.

Masa bodoh dengan apapun, pintu sudah terlanjur ia buka bahkan Yuta sudah membayar biaya masuk yang tidak terbilang murah.

Musik langsung menyapa Indra pendengarnya, Yuta sempat meringis namun ia tetap melangkah semakin masuk untuk berakhir duduk di sebuah sofa. Awalnya hanya melihati pengunjung, hanya awalnya karena sehabis itu wanita penghibur datang sambil membawa dua botol minuman keras berjenis Vodka.

"Apa kau sedang letih?" Pertanyaan itu tidak Yuta jawab sama sekali melainkan mengambil gelas yang sudah diisi oleh wanita tersebut dan mengucapkan terima kasih.

"Pergilah, aku sudah bertunangan." Ujar Yuta dingin sambil menunjukan sebuah cincin di jari manisnya kepada wanita itu yang langsung mendengus dan pergi dengan tangan hampa.

Yuta berdecih. "Tunangan dari mana, sosoknya aja belum nemu, gila hahaha!" Tawa Yuta merasa konyol sendiri.

Ini adalah salah satu cara jitu menghindari wanita dan pemuda yang akan mendekatinya setiap kali ke club, Yuta akan menunjukan cincin miliknya kepada mereka dengan mengatakan bahwa ia sudah bertunangan.

Karena sudah tidak sabaran Yuta mengambil botol Vodka yang di tinggalkan oleh wanita itu dan menenggaknya dengan tidak sabaran, tenang saja Yuta punya tingkat toleransi tinggi dalam alkohol.

Seberapa banyak ia tidak akan mabuk, mungkin mabuk tapi masih dapat terjaga.

Ternyata benar, suara musik didalam club ini akan terasa seperti bisikan ketika kita sedang mabuk. Yuta mengakui itu mujarab, makanya Yuta menenggak banyak alkohol itu, rasanya gendang telinga Yuta akan pecah sangkin kuatnya musik terdengar.

Gerakan Yuta yang akan kembali menenggak minumannya dari botol terhenti, disaat matanya tidak sengaja menatap seorang pemuda yang sudah mabuk berat meringkuk di sofa sebrang tempat duduknya.

Mata Yuta terkunci begitu saja seperti sebuah tarikan, seorang laki-laki sedikit berumur duduk celingukan di sampingnya dan mulai menepuk-nepuk pipi pemuda yang tidak sadarkan diri itu.

Bahkan dahi Yuta berkerut tidak mengerti akan hal yang di lakukan laki-laki parlente dengan memakai pakaian formal tersebut, dia menjambak rambut pemuda itu sesudah di dudukan paksa kebelakang sampai ia mendongak.

PRAK—Yuta membanting botol minumannya membuat lelaki parlente itu menoleh kearah Yuta.

"Sendiri disini pak?" Tanya Yuta mulai berbasa-basi kepada nya, sambil tersenyum kepada lelaki itu yang nampaknya tidak menerima kehadiran Yuta disana.

"Tidak, kau lihat aku bersama siapa?" Yuta menunduk supaya melihat pemuda yang sepertinya sangat-sangat mabuk itu, malangnya.

"Dia siapamu?" Lelaki itu terkekeh sinis, terlihat sekali menurut Yuta.

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang