28. pulang.

116 16 11
                                    

       TERNYATA pulang yang dimaksud oleh taeyong itu berlangsung cukup lama, melewati banyak luka dahulu sampai pikiran itu benar-benar matang barulah mereka berani untuk pulang, berani untuk kembali hanya untuk memperbaiki yang salah.

Apakah memperbaiki hal yang rumit itu bisa berjalan dengan singkat? Kalian pasti tau jawabannya, tidak segampang itu.

Niat awal pulang setelah taeyong memberitahukan hal itu malah berakhir tidak jadi sebab beberapa kendala. Berbagai hal yang harus mereka selesaikan disana membutuhkan banyak waktu, bahkan usaha mereka yang mereka rintis selama berada disana butuh beberapa prosedur untuk memindahkannya.

Mereka membutuhkan waktu 1 setengah tahun dan kalian tidak perlu terkejut. Jeno sudah tamat, ia akan menyambung perkuliahan sedangkan Mark baru memasuki semester tiga.

Tapi tidak perlu khawatir, mereka benar-benar pulang. Kaki mereka sudah menginjak tanah kelahiran taeyong dan jaehyun sedangkan Mark maupun Jeno, pertama kalinya ia menginjakkan kaki di sini.

Korea Selatan. Tempat ibu dan ayah mereka di lahirkan, dibesarkan sampai berakhir bertemu dan berjodoh lalu mempunyai mereka.

"Ini korsel yang di bilang itu??" Jeno menatap kesekeliling orang-orang di bandara yang akan pergi maupun mendarat, tidak ada yang menarik menurut Jeno dan tergolong sama saja.

"Kau pikir manusia beda negara itu beda pula bentuknya?" Bagai mengetahui pikiran adiknya, Mark menimpali sambil geleng-geleng sedangkan Jeno menyengir kuda sambil menyeret kopernya sendiri.

"Ayo kita naik taksi." Suara taeyong terdengar menuntun kedua anaknya dengan tetap memeluk lengan kekar Jaehyun yang sendari tadi membentang senyum melihat taeyong cukup bahagia untuk pulang.

"Duluan aja nanti Mark nyusul." Setelah mendarat Mark sangat sibuk dengan ponselnya, ia berulang kali melihat ke kiri maupun kekanan sambil terus mencoba menelepon seseorang yang ingin sekali ia jumpai.

Semua terkekeh mengerti, belum Jeno menimpalinya Jaehyun melangkahinya lebih dahulu.

"Kenapa? Mencari kekasihmu?" Pipi Mark entah mengapa bersemu membuat semuanya menertawainya yang tidak luput dari pandangan orang lain.

"Yaudah, kita tung—"

"MARKUEEEEEEE?!!!" Pekikan melengking seorang pemuda membuat beberapa orang mengalihkan atensinya ke sumber suara yang mana ada seorang pemuda berkulit kecoklatan seperti madu dengan pipi gembil berlari kencang, jangan lupakan ponsel di genggamannya yang berdering ulah Mark.

Mata Mark tidak bisa teralihkan dari pemuda itu.

GREP

jantungnya berdetak dengan kencang menyalurkan kehangatan begitu manis, aroma parfum yang begitu menenangkan menyeruak masuk ke indra penciuman Mark saat pemuda itu sudah berada tepat di dalam pelukannya.

"Hyungggg..." Bisik Haechan, tangis nya pecah merasakan pelukan hangat milik Mark yang benar-benar menyentuh tubuhnya, yang akhirnya ia rasakan.

Air mata Mark juga menetes mendengar suara haechan sudah dapat ia dengar secara langsung, suara yang dahulu hanya ia dengar dari ponsel kini benar-benar ia dengar langsung. Mereka melonggarkan pelukannya menatap satu sama lain sambil tersenyum simpul.

Telapak tangan Haechan melambai manis. "Hai Mark, senang bertemu denganmu secara langsung." Katanya.

"Ya, sayang." Keduanya terkekeh, masih tidak percaya dan sedikit di landa canggung sedangkan Jeno yang sedari tadi berada di samping Mark menatap mereka sambil menopang kedua dagunya di pegangan koper.

"Wahhh lihatlah mereka yang penuh cinta ini." Suara itu menyadarkan keduanya, Haechan berdecih dan Mark memutar bola matanya malas.

"Ternyata kau lebih bongsor dari yang ku kira." Komen Haechan sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Jeno yang terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNTIL I FOUND YOU [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang