13 - THE FIREWORKS

568 127 18
                                    

Benio menghampiri rombongan itu, tepatnya menghampiri Ammar. Langkahnya besar-besar supaya bisa segera sampai di sana. Raut wajahnya menunjukkan tekad dan keyakinan atas keputusan yang baru dibuat di kepalanya.

"Mar..." suara Benio tertelan oleh keributan yang mendadak muncul di dalam rombongan mereka.

"Urgent. Urgent," Medi menyeruak di antara rombongan, langsung menghampiri Ammar, menghalangi Benio dari pandangan orang itu. "Mar, ikut gue."

Ammar bergeming. Enggan mengikuti Medi meskipun rekan kerjanya menunjukkan ada sesuatu yang penting. Ini sudah hari terakhir mereka di sini dan Ammar ingin mendengar apa yang Benio katakan, yang membuatnya mendadak menghampirinya.

"Ada apa?" Ammar bergumam pelan, menanggapi Medi, namun matanya masih menatap Benio.

"Ada satu request klien yang ketinggalan. Orang Marketing kelewat ngasih tahu kita. Kampret banget emang. Udah tanggal segini. Kita harus kumpulin materi yang ada buat dijahit jadi konten itu. Nggak mungkin syuting lagi." Medi mencak-mencak sambil menghentakkan kakinya. "Masih ada waktu empat jam sampai deadline. Kalau lo bisa selesein cepet, kita masih bisa ikut acara nanti malam."

Ammar menyadari betapa mendesaknya hal itu. Tidak ada pilihan lain baginya selain mengangguk pada Medi lalu berjalan bersamanya menuju kamar Ammar. Kamar yang berisi peralatan kerjanya.

Benio mematung di tempatnya, ditinggalkan mendadak begitu saja. Namun sebelum berjalan lebih jauh, Ammar berbalik sejenak ke arah Benio lalu melemparkan senyum. Tipis dan sebentar. Kemudian dia kembali berjalan cepat sambil berdiskusi dengan Medi.

***

Benio kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam sekaligus kembang api. Di depan lemari pakaiannya, Benio mematung. Pakaian apa yang akan dia kenakan sekarang? Selama di pulau, dia tidak pernah bingung memilih baju apa. Tapi Benio tidak tahu kenapa, malam ini rasanya ada sesuatu bersejarah yang akan terjadi, sehingga Benio merasa ingin mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Akhirnya Benio memilih pakaian selutut berwarna kuning dengan aksen bunga besar di bagian roknya, panjang lengannya hanya hingga di atas siku. Cocok untuk acara santai sekaligus tetap tampil manis. Benio menyisir rambutnya dan menyelipkan sebuah jepit di sana. Tubuh kurusnya yang dibalut pakaian itu tampak di cermin. Benio tersenyum. Sesuatu yang jarang terjadi, yaitu Benio mengakui bahwa malam ini dirinya tampak cantik.

Acara kembang api dilaksanakan di restoran pinggir laut. Benio janji bertemu dengan Mima dan keduanya menempati satu meja yang akan diisi oleh empat orang. Tanpa bertanya pun Benio tahu bahwa kursi kosong ini akan ditempati oleh Medi dan Ammar nanti.

Namun belum ada tanda-tanda kehadiran kedua laki-laki itu saat Benio dan Mima duduk di kursi mereka.

"Masih beresin kerjaan tadi, Ben," jelas Mima begitu mendapati wajah penuh tanya Benio.

"Oh, iya." Benio hanya mengangguk pelan.

Makanan pembuka mulai disajikan, diiringi pembawaan lagu-lagu mendayu yang membuat pengunjung tersapu dalam suasana santai, seakan dengan memejamkan mata dan mendengar lagu ini, masalah mereka sirna sejenak.

Lagu malam ini dibawakan oleh seorang penyanyi yang mengenakan gaun bermotif mawar dan berlatar warna merah. Di kepalanya, dia mengenakan mahkota yang berupa untaian bunga. Rambut panjangnya terurai, terbang tertiup angin. Dia membawakan lagu dengan penuh penghayatan, memejamkan mata, tampak terluka, tampak bersemangat, sesuai lagu yang dibawakan.

Benio belum mulai makan meskipun menu utamanya sudah terhidang. Dia sedang menikmati lagu yang dibawakan dan tanpa sadar matanya terpejam. Lagu ini tentang cinta yang hilang. Si penyanyi menceritakan bahwa dia pernah menyayangi seseorang, namun tak pernah berani mengungkapkan perasaannya karena tak mau merusak hubungan yang telah ada. Ternyata si pria meninggalkan dirinya untuk selamanya, membuatnya menyesal karena tak pernah membuat si pria tahu bagaimana perasaan dia yang sebenarnya.

Latte Murder - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang