16 - THE SEE YOU AGAIN

603 133 9
                                    

Kapal feri mereka sampai di pelabuhan. Para penumpang bergerak turun satu per satu. Fauzan dan Benio sengaja bergerak lebih dulu dan jadi orang yang pertama kali keluar dari kapal. Ammar, sementara itu, memilih berjalan perlahan supaya tidak perlu bertemu mereka lagi. Tapi... kemudian dia menyesal. Kalau begitu, terakhir kali dia bertemu dan mengobrol dengan Benio adalah di restoran. Tidak, Ammar tidak mau berpisah begitu saja. Maka dia merangsek ke depan, berusaha mengejar pasangan yang membuatnya cemburu itu.

Ammar berhasil turun dengan cepat. Sambil menyeret koper dan tasnya, Ammar menghampiri Fauzan dan Benio. Dirinya cukup kaget ketika melihat situasi Benio sekarang. Benio berdiri di samping sebuah SUV mewah sementara kopernya sedang dinaikan oleh orang yang Ammar duga sebagai supir. Di samping Benio, Fauzan memperhatikan dengan seksama agar barang-barang kekasihnya diperlakukan dengan baik.

Selain berpenampilan menarik, rupanya pacar Benio ini orang kaya.

Menyeret kopernya, Ammar menghampiri Benio.

"Ben..."

Bukan hanya Benio yang menoleh, Fauzan juga. Menyadari Ammar yang menghampiri, Fauzan refleks melangkah maju dan menghalangi Benio dari Ammar. Entah apa yang membuat Fauzan melakukan itu. Melindungi Benio dari penyebab kesulitannya jaman SMP atau sekedar tidak mau melihat laki-laki lain mendekati pacarnya.

Namun Benio menyentuh tangan Fauzan, tersenyum menenangkan Fauzan, maka pria itu pun bergeser, namun tidak berdiri terlalu jauh dari Benio.

"Iya, Mar," sahut Benio pelan.

Benio mendadak teringat tentang apa yang terjadi tadi malam di kamarnya. Ingatan itu begitu nyata dan sentuhan Ammar masih terpatri jelas di setiap jengkal kulitnya. Suara bisikan Ammar yang penuh hasrat bahkan masih terngiang di telinga Benio. Kebahagiaan saat mereka berdua mencapai puncaknya pun masih terasa menyenangkan dalam diri Benio. Jika memungkinkan, Benio sebenarnya ingin merasakan itu lagi. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi di kesempatan lain.

Jadi, apakah Benio menyesal?

Jika menyadari statusnya sebagai pacar seseorang, ya Benio menyesal. Namun menyadari bahwa dia melakukannya dengan sukarela dan dengan pria yang dia sukai sejak dulu, Benio tidak menyesal. Sama sekali tidak menyesal. Kenangannya dengan Ammar akan Benio kenang selalu. Segala masa lalu menyebalkan yang terjadi dulu ditutup dengan hal yang menyenangkan, percintaannya dengan Ammar. Dengan ini, Benio merasa dia benar-benar bisa menutup buku kelam masa lalunya dan kembali membuka lembaran baru. Yang lebih bahagia.

"Aku... cuma mau bilang... terima kasih."

Sadar ucapannya sangat ambigu dan Fauzan menyipitkan mata, Ammar menambahkan.

"Kita nggak sengaja ketemu di pulau. Jadi nostalgia masa sekolah. Nambah suasana baru dibanding urusan kerjaan aja. Maksudku begitu," Ammar tersenyum lebar. Berusaha fokus dengan keberadaan Benio sebagai teman sekolahnya, bukan sebagai wanita yang pertama kali bercinta dengannya, dan membuat Ammar menginginkannya lebih besar dari dulu.

"Sama-sama, Mar. Aku juga jadi ada teman dibanding sendirian terus." Benio kemudian berpaling kepada Fauzan. "Karena Ammar, aku punya temen baru namanya Mima, Jan. Tadi nggak sempet kenalan ya. Kapan-kapan kalau kami ketemuan, kamu ikut ya. Double date juga sama pacarnya Mima."

Fauzan menatap Benio dengan lembut, mengelus rambutnya. "Iya, Sayang."

Betapa perihnya Ammar melihat adegan itu. Selama di pulau, yang lebih sering double date adalah dirinya dengan Benio. Kenyataan harus berubah. Pasangan Benio yang bertemu dengan Medi dan Mima adalah Fauzan, kekasih sesungguhnya.

Namun Ammar terpaksa tersenyum.

"Iya. Dan... soal kasus yang terjadi di ibu kota selama kita di pulau," Ammar menatap Benio tapi sedikit melirik ke arah Fauzan. Kilatan mata Fauzan jadi lebih awas ketika Ammar membahas soal kasus. "Nggak usah dipikirkan, Ben. Cuma kebetulan aja kamu kenal mereka dan mungkin ada hal nggak menyenangkan yang mereka lakukan ke kamu dulu. Tapi menurutku, itu nggak ada hubungannya dengan kamu. Dan aku."

Ammar menambahkan untuk menegaskan kepada Fauzan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan perundungan Benio dulu.

"Jadi kamu nggak usah pikirkan. Just live your life to the fullest. Aku percaya ada banyak hal yang lebih bermakna yang bisa kamu lakukan daripada terdampak dari kasus itu."

"Iya, Mar. Nggak akan aku pikirkan kok," Benio tersenyum.

"Ben, kita pulang sekarang? Sudah hampir jam makan siang," Fauzan berbisik cukup keras seakan kode bagi Ammar.

"Ah iya. Kalau gitu, aku duluan, Mar." Benio bergerak sedikit, bingung antara ingin berjabat tangan ataupun memeluk. Ammar lebih tegas, dia memeluk Benio begitu erat sampai Fauzan berseru pelan. Tapi mereka tidak peduli. Benio juga balas memeluk.

Pelukan Benio berkesan sebagai teman, pelukan Ammar berisi curahan hatinya.

"Aku cinta kamu, Ben," bisik Ammar lirih sekali sehingga hanya Benio yang bisa mendengarnya.

Benio tidak merespon apa-apa. Dia melepaskan pelukannya lebih dulu kemudian mundur, kembali ke samping Fauzan, dan memegang erat tangan pacarnya itu. Tidak perlu ahli simbol untuk tahu bahwa itu tanda Benio ingin menunjukkan bahwa dia memiliki Fauzan.

"Good bye, Mar," kata Benio, melambai dengan tangan lainnya.

Ammar lebih dari sekedar tahu bahwa ucapan itu menunjukkan bahwa mereka akan berpisah di sini. Tidak bertemu lagi di waktu yang lain. Sebuah tanda perpisahan.

Sebaliknya, Ammar tidak mau.

"See you again, Ben." Ammar balas melambai. Sebagai apapun nantinya, Ammar yakin mereka akan bertemu lagi. Ammar tidak akan melepaskan Benio dari pandangannya, meski itu artinya dia harus tercabik setiap kali menyadari Benio tidak akan bisa dia miliki.

Benio menyadari maksud Ammar namun sekali lagi memilih tidak menanggapi. Dia hanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil. Fauzan melirik Ammar sebelum masuk ke dalam mobil, melemparkan anggukan pelan.

Ketika mobil itu berjalan, Ammar masih berdiri di tempatnya. Berusaha meyakinkan diri bahwa sebelum mobil melaju, Benio menoleh ke belakang. 

*** 

Latte Murder diupdate sehari lebih cepet karena besok mau update Love Is Blind Date. 

Pekan depan kembali ke hari Kamis.

Kasus baru akan segera datang~

-Amy

Latte Murder - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang