Part 6

723 132 13
                                    

"Jadi... Apa yang ingin kau bicarakan?", tanya Sooyoung saat dirinya kini bersama dengan Taehyung terduduk pada salah satu cafe yang merupakan salah satu fasilitas dari kampus dimana keduanya terdaftar sebagai mahasiswa.

Sooyoung jelas merasa super duper tidak nyaman saat ini. Ini berbeda dengan mereka beberapa bulan sebelum ini. Dimana Sooyoung akan merasa bebas mengekspresikan dirinya pada Taehyung tanpa batas. Dimana semua orang tidak akan memerhatikan keduanya seperti saat ini. Taehyung dan perubahan fisiknya sungguh meresahkan baginya.

"Kenapa kau berakhir di London?", Sooyoung menatap Taehyung datar. Ia tahu pertanyaan seperti ini akan muncul dihadapannya. Jika saja intonasi yang Taehyung gunakan lebih hangat seperti Taehyungnya yang dulu maka Sooyoung akan menjawab dengan jujur dan tanpa ragu bahwa Taehyung lah alasannya untuk pindah ke London. Tapi tidak, Taehyung berucap dengan dingin padanya. Sooyoung tertawa dengan nada mengejeknya saat ini.

'Jika kau sedingin ini padaku. Seharusnya tak perlu mengurus alasanku kan? Toh pilihan hidupku', pikirnya dalam batin.

"Ada yang salah dengan pilihanku? Jika ya, jabarkan dimana letak kesalahannya Tae", balas Sooyoung dengan sesekali menyeruput Matcha Latte pesanannya.

Taehyung terdiam. Jelas tidak ada yang salah dengan pilihan dari Sooyoung. Hanya saja ia mulai berekspektasi dan berharap gadis ini mengatakan dengan jelas padanya bahwa ialah alasan kepindahan gadis ini.

"Kenapa diam saja, Kim Taehyung? Selain tampilanmu yang berubah sifatmu terhadapku juga akan kau ubah?", suara Sooyoung boleh terdengar tenang. Tapi ekspresinya menunjukan kebalikannya. Mata miliknya mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak mengubah sikapku sama sekali. Aku tetap Taehyung yang itu. Yang selalu kalah berdebat denganmu. Yang selalu menceramahimu tanpa lelah. Yang...",

"Yang menciumku tanpa izin. Dan yang meninggalkanku tanpa memberitahukan apapun", wajah Taehyung sontak memerah mengingat bagaimana dirinya ditampar dan mencium bibir Sooyoung saat itu. Sooyoung menyerah pertahanan dirinya hancur dan ia mulai menangis. Tak peduli akan citra Taehyung yang hancur jika orang lain melihatnya menangis saat ini dan menuduh Taehyung sebagai orang yang membuatnya menangis.

"Hey... Kenapa kau malah menangis", Sooyoung tak peduli.

"Kenapa kau tidak memelukku?!", protes Sooyoung. Taehyung mengulum tawanya setengah mati saat ini. Oh ayolah Sooyoung memang selalu ia peluk jika gadis itu menangis. Dan sekarang Sooyoung malah menangis untuk minta dipeluk, ya kesannya seperti itu.

Sooyoung mendongakan wajahnya begitu sadar bahwa sebuah tangan menarik dirinya untuk berdiri. Gadis ini menurut, menghamburkan tubuhnya dengan pasti dalam pelukan erat milik Taehyung. Taehyung mengusap pelan rambut milik Sooyoung.

"Jangan berani-beraninya kau pergi tanpa sepengetahuanku lagi", ancam Sooyoung disela-sela tangisannya. Taehyung tertawa pelan lalu mengangguk. Setidaknya ia tahu bahwa Sooyoung tak benar-benar bermaksud memintanya pergi. Dan yang terpenting...

Mungkin Sooyoung tidak begitu marah karna ia menciumnya tanpa izin saat itu, mungkin.

'Setidaknya aku memelukmu penuh dengan kepercayaan diri saat ini. Kau alasan utamaku mengubah penampilanku. Agar aku terlihat sepadan denganmu Soo. Agar kau tidak malu dengan tampilanku. Meski pada awalnya aku tak mengira akan bertemu lagi denganmu secepat ini'

......................................................................

"DOR!", Sooyoung berucap sambil menepuk kedua pundak milik Taehyung dengan jahil seperti biasanya. Pemuda yang masih sibuk dikelasnya itu kemudian melepaskan kacamata penelitian yang ia pakai. Dan sekali lagi membuat Sooyoung terhipnotis dengan wajah pemuda itu. Sooyoung jelas tahu bahwa Taehyung memiliki wajah super tampan sejak ia kecil. Dan anggap saja ia egois karna tak pernah ingin membantu pemuda ini agar bertambah tampan. Karna bagi Sooyoung cukup hanya ia yang tahu bahwa Taehyungnya setampan itu dibalik kacamata tebalnya dan rambutnya yang dulu tak begitu di tata.

"Kau tahu sejak kemarin banyak rumor beredar tentang kita?", lagi. Kebiasaan keduanya. Berbicara dengan bahasa Korea agar para bule itu tidak bisa mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Rumor apa, Soo? Jangan dipedulikan jika tidak enak di dengar", ujar Taehyung sambil mengemas beberapa buku kedalam tas ranselnya.

"Rumor bahwa kita berkencan", sontak gerakan tangan milik Taehyung terhenti. Jantung pemuda itu berdegup kencang, wajahnya perlahan memerah. Sooyoung mulai mengulurkan tangan kanannya kearah kening pemuda itu.

"Kau sakit? Ah tidak! Suhumu normal", ujar Sooyoung ketika selesai membandingkan suhu tubuh Taehyung dan juga suhu tubuhnya.

"Bagaimana kalau...",

"Apa?", tanya Sooyoung bingung. Taehyung menggigit bibirnya perlahan. Mencoba mempertimbangkan kalimat yang akan segera ia ucapkan.

"Bagaimana jika kita makan siang saja?",

'Sialan! Harusnya bukan itu yang aku ucapkan. Bagaimana jika kita berkencan sungguhan saja? Harusnya itu yang terucap! Bodoh', Taehyung merutuki dirinya sendiri dengan kedua tangan yang terkepal erat.

"Memangnya kenapa lagi aku ke kelasmu sekarang? Tujuannya kan memang makan siang", ucap Sooyoung.

"Kajja", ajak Taehyung sambil mengulurkan tangannya pada Sooyoung. Sooyoung tersenyum lebar padanya tak meraih uluran tangan itu dan malah menepuk acuh telapak tangan milik Taehyung dan berjalan mendahului pemuda itu.

......................................................................

Sooyoung kembali menatap marah kearah Taehyung yang tengah berbincang akrab dengan gadis bernama Lisa itu dari jauh. Ia ingin sekali marah dan kembali menyerang gadis itu, tapi wajah neneknya Lisa selalu terngiang di dalam kepalanya. Ia senang dengan neneknya Lisa. Neneknya Lisa baik dan hangat. Gadis cantik ini mulai memutar-mutar otaknya memikirkan cara agar setidaknya Lisa menjaga jarak dengan Taehyung.

Sooyoung tersenyum puas begitu otak pintarnya menemukan sebuah ide yang tak akan membuat image nya buruk setidaknya. Dan ia tak perlu berbuat jahat dan dosa kali ini.

"Hey! Kelasmu sudah berakhir?", tanya Taehyung padanya. Sooyoung tidak menjawab apapun ia hanya mempercepat langkahnya dan menjinjitkan kakinya mengecup pipi kiri milik Taehyung.

Baik Taehyung ataupun gadis barat bernama Lisa itu mematung untuk sesaat. Lisa cukup tahu diri bahwa keberadaannya tak diperlukan lagi dalam situasi ini.

"Aku duluan, Vic", ujar Lisa lalu melambaikan tangannya pada keduanya.

Sedangkan Taehyung masih mencoba mencerna apa yang Sooyoung lakukan padanya. Padahal Sooyoung sering melakukan ini padanya dulu, kenapa rasanya berbeda sekali? Apa karna perasaannya pada Sooyoung malah bertambah?

"Kau sadar apa yang kau lakukan barusan?", tanya Taehyung sambil mencoba menetralisir jantung miliknya saat ini. Sooyoung menatapnya malas.

"Apa yang salah? Aku juga sering melakukannya dulu",

"Itu.. itu berbeda! Jangan sembarangan mencium pipiku lagi", ujar Taehyung sedikit terbata-bata karna gugup. Pipi pemuda ini bahkan sedikit memerah.

"Kenapa tidak boleh?", tanya Sooyoung kesal. Rasanya semenjak kepindahan keduanya ke London, Taehyung membuat banyak sekali larangan. Padahal kan ini London, negara bebaskan.

"Jantung seseorang bisa meledak", jawab Taehyung acuh sambil melangkah lebih dulu meninggalkannya.

'Jantung seseorang? Ini tandanya kau sedang menjaga perasaan seseorang ya?', Sooyoung menghelakan nafasnya dan mulai merenung.

"Mau sampai kapan kau disana Soo?", terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri Sooyoung terdiam. Dan

"Yya!!! Turunkan aku!", pekik Sooyoung terkaget.

"Tidak. Kau lama", Taehyung menolak keras permintaan Sooyoung untuk menurunkan gadis itu dari gendongannya. Gadis ini hanya pasrah dengan mengalungkan kedua tangannya pada leher milik Taehyung, takut terjatuh.

'Biarkan saja semua orang tahu, gadis dalam gendongan ini milikku',

'Bagaimana ini? Aku semakin ingin memiliki Kim Taehyung kan jadinya'

TBC

.............................................................

Double up done yaa! Jangan lupa tinggalkan jejak. Vote n komen dan jangan lupa follow akun author ya

AMBITIOUS ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang