Part 8

618 125 15
                                    

"Siapa yang kau cari?",

"Joy Parker", pemuda dengan wajah baratnya itu terlihat tak berniat sama sekali untuk memanggilkan nama gadis yang baru saja disebut oleh Taehyung.

"She's not here", ujar pemuda itu. Taehyung menggerakan tangannya menahan pintu kelas tersebut dan

"Dia ada di dalam. Kau membohongiku?", balas Taehyung sengit lalu tanpa ba-bi-bu berjalan dengan tegas kedalam kelas tersebut dan menarik tangan Sooyoung untuk mendekat dengannya. Baik Taehyung ataupun Sooyoung sangat sadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian. Sooyoung malas dengan skandal dan pada akhirnya menurut pada Taehyung yang tengah menariknya untuk ikut bersamanya.

"Lisa mengundurkan diri dari kampus ini. Ini ulahmu?", tanya Taehyung begitu keduanya sampai disebuah ruang kelas yang kosong. Sooyoung melipat kedua tangannya pada dadanya besedekap.

"Kenapa kau bisa berpikir ini ulahku? Jika kau memang begitu mempedulikannya tanyakan langsung padanya", jawab Sooyoung dengan nada dinginnya. Sejujurnya ia sudah panas setengah mati ingin menonjok Taehyung saja rasanya.

"Ia tidak menjawab satupun no ponsel dari group kami, Soo. Laporan penelitian untuk lomba kami Minggu depan ada padanya", jelas Taehyung frustasi. Sooyoung terdiam dan tertawa pahit.

"Kau mengkhawatirkannya ya?",

"Tepatnya laporan group kami", jawab Taehyung.

"Aku tidak tahu keberadaannya. Cari tahu saja sendiri jika kau memang sebegitu pedulinya dengannya", Sooyoung berujar dingin sambil berlalu berniat meninggalkan Taehyung. Namun niatnya terhenti karna tangan pemuda ini dengan tegas menarik tangannya untuk kembali mendekat, hingga  ketidak seimbangan membuat tubuhnya hampir saja menempel tak berjarak dengan tubuh milik Taehyung. Hidung mungil miliknya dapat mengendus dengan jelas aroma musky dari parfume pemuda itu.

"Jika aku bilang aku khawatir pada Lisa, akankah kau marah?",

'Tentu. Rasanya mau kusirnakan saja manusia itu'

"Tidak. Untuk apa aku marah?", lain dihati dan lain dimulut pepatah yang cocok sekali untuk Park Sooyoung.

"Soo. Aku tahu kau memindahkannya ke Singapore dengan neneknya. Meskipun aku tidak tahu alasannya aku tahu kau yang melakukan ini", jelas Taehyung sambil meraih kedua bahu milik Sooyoung menahan gadis ini untuk berbicara dan menatap kearahnya.

"Lalu apa maumu Tae? Kau tahu dan masih bertanya?",

"Aku butuh alasanmu melakukan ini semua", desak Taehyung. Sooyoung menghela nafas kasar dan menatap langsung kearah wajah tampan tersebut.

"Singapore adalah tempat yang cocok untuk neneknya berobat. Itu alasanku",

"Tidak ada alasan lain?", tanya Taehyung lagi. Sooyoung mengerutkan keningnya menatap ke arah Taehyung.

"Tidak",

Perlahan tangan milik pemuda itu terlepas dari bahu dan juga sebelah tangan milik Sooyoung. Pemuda itu mengangguk dan tersenyum lemah padanya.

"Baiklah. Kau boleh kembali ke kelasmu", Sooyoung menatap Taehyung singkat lalu mendengus dan berjalan meninggalkan pemuda itu. Lalu gadis ini menghentikan langkahnya membalikan tubuhnya menatap kearah Taehyung yang masih berada disana.

"Kau bahkan tidak meminta maaf setelah menuduhku kemarin",

"Aku tidak menuduhmu! Aku ingin kau jujur, Soo. Sulitkah untukmu jujur tentang perasaanmu sendiri?", tanya Taehyung. Sooyoung menatapnya lemah dan tersenyum pahit.

"Kau menyukaiku?", sergah Sooyoung dengan cepat. Taehyung terdiam kedua tangannya terkepal ia mengumpulkan keberaniannya untuk berucap jujur pada Sooyoung.

AMBITIOUS ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang