Part 21

514 104 29
                                    

Kim Vante, pria Korea dengan jiwa bebas. Pria itu terduduk dengan sebuah gelas ditangannya. Bunyi suara lagu classic jazz yang begitu berkelas berputar memenuhi telinganya.

'Sial!', umpatnya begitu menyadari stok rokok miliknya bahkan sudah habis. Membuat J.Hope temannya sekaligus si pemilik bar dimana Vante berada saat ini mengerutkan keningnya sambil membuatkan minuman untuk para pelanggan tersayangnya.

"August, tolong urusi sebentar ya? Temanku ada dimeja sebelah sana. Aku harus menyapanya", J.hope berujar sambil melepaskan kain yang mengikat pinggangnya sejenis celemek khas seragam bar miliknya.

"Kau terlihat kacau, bro. Padahal sahammu tengah naik pesat", Vante hanya tersenyum miring mendengar ujaran dari J.hope lalu kembali meneguk whiskey nya.

"Terlihat jelas?", J.hope mengangguk lalu meraih botol whiskey tersebut menuangkan minuman itu perlahan pada gelas milik Vante.

"Aku berhasil menemukannya", J.hope membulatkan matanya. Terkejut.

"Bagaimana bisa? Dimana?", tanya J.hope penasaran.

"Teman sekaligus partner bisnisnya menghubungiku untuk menjadi arsitek sekaligus interior untuk studio barunya", J.hope tersenyum lebar. Pria ini tahu bahwa Vante pindah ke London tepat setelah mendengar bahwa J.hope bertemu dengan cinta pertamanya Vante.

"Lalu? Apa yang membuatmu terlihat kacau? Seorang Vante kacau karna wanita? Bukannya biasanya kau yang membuat mereka kacau setelah mengambil enak semalaman saja?", Vante terkekeh lalu meninju pelan lengan milik J.hope.

"Sialan. Aku tidak memperlakukan mereka seburuk itu kau tahu?", jawab Vante. Lalu kembali meneguk segelas penuh Whiskey tersebut.

"Kau masih mencintainya? Shit man! Aku tak pernah menyangka kau sesetia ini. Anjingku dirumah kalah", ujar J.hope sambil menertawakan Vante. Sedangkan si korban ikut menertawakan dirinya sendiri.

"Cinta? Rasanya lumayan jijik jika keluar dari mulutku. Tapi ya. Aku masih suka padanya. Dan... Oh astaga aku begitu marah",

"Marah pada siapa?", tanya J.hope.

"Diriku sendiri, saudara kembar bodohku itu, dan keadaan", jawab Vante blak-blakan.

"Dia mencintai saudara kembarku. Cinta mati",

......................................................................

6 Years ago, Seoul

"Woah tampan sekali! Hai aku...",

"Maaf kau melihat Park Sooyoung?", tanya Vante. Kampus dimana Sooyoung dan Taehyung kuliah menjadi tujuan utamanya dari airport. Ia pulang dari aksi kabur dan menghilangnya yang sudah 5 tahun bahkan lebih.

"Park Sooyoung? Si congkak itu? Aku melihatnya kearah rooftop bersama dengan si cupu", Vante mengangguk dan mengucapkan kata terimakasih.

Bingo! Vante mengembangkan senyumannya tanpa sadar dan mulai melangkah mendekati keduanya.

"Sakit, Tae!", eluh Sooyoung. Taehyung terlihat melepaskan cengkeramannya perlahan.

Vante memelankan langkahnya. Lalu perlahan menajamkan pendengarannya.

"Kau keterlaluan Soo!", bentak Taehyung. Dan Sooyoung menatap Taehyung kesal saat ini.

"Apa maksudmu keterlaluan? Kau melupakan janji makan siang kita karna gadis gatal itu!!", balas Sooyoung sengit.

"Kau pun sering melakukan itu saat bersama Jaehyun! Kau lupa?",

'Jaehyun? Siapa dia?', tanya Vante dalam batin.

AMBITIOUS ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang