Part 29

592 107 37
                                    

Suara decapan mempengaruhi ruangan. Sooyoung berusaha mengimbangi betapa agresifnya ciuman kekasihnya. Vante dengan segala perasaan menggebu-gebunya. Dengan dominasi sedikit rasa kesal didalamnya Karna Taehyung mengambil ciuman pertama wanita ini. Seharusnya itu tak begitu masalah  mengingat jaman ini. Vante pun seorang Asian berbalut budaya barat. Namun entahlah jika berkaitan dengan Sooyoung, ia menjadi begitu serakah.

Vante melepaskan pagutannya pada bibir milik Sooyoung yang kini terlihat membengkak. Wajah cantik wanitanya terlihat merona membuat wanitanya semakin manis saja. Sooyoung meremas kedua pundak milik Vante begitu merasakan bibir pria itu bergerak menggoda leher jenjangnya.

"V... Hey! Geli!", suara tawa dari wanita itu terdengar. Keduanya tertawa dan Vante dengan jahilnya malah menyerang leher milik Sooyoung berkali-kali lebih banyak dari sebelumnya.

"Yya! Kim Vante! Hahahaha geli! Yya! Ohh astaga V!", Sooyoung mulai merengek sambil memukul Vante dengan keras. Ia merasa lehernya dihisap dan digigit begitu keras oleh Vanre.

"Ini akan meninggalkan bekas bodoh!", protes Sooyoung kesal.

"Aku memang sengaja meninggalkan bekas, pintar", Sooyoung mendorong tubuh Vante dengan kasar dan membalikan tubuhnya kearah pintu.

Tubuh ramping itu mematung begitu saja mendapati seseorang berada pada sudut pintu tersebut. Jantungnya berdegup kencang. Refleks, Sooyoung berjalan kembali mendekati Vante.

Vante? Oh pria itu tak menyadari apapun hingga dengan polosnya kembali menangkup wajah milik Sooyoung dan mengecup wanita itu bertubi-tubi tak memberi kesempatan bagi Sooyoung untuk berucap.

"Vante... Ayahmu sedang melihat kearah kita",

"Omong kosong", jawab Vante asal dan kembali mengecup Sooyoung. Sampai pada akhirnya Sooyoung menutupi bibirnya dengan kedua telapak tangannya. Memberi kode pada Vante untuk melihat kearah pintu.

"Oh shit!", umpat Vante dalam keterkejutannya.

Sosok pria paruh baya itu menghela nafas kasar dan menggeleng menatap putranya. Mata pria itu tajam, membuat Sooyoung ciut karna kegiatan privasinya dilihat oleh pria paruh baya ini.

Sooyoung tahu pria paruh baya itu tak begitu menyukainya. Persetan, bagi Sooyoung. Ia tidak akan melepas apa yang ia inginkan. Dan Vante berada di list paling atasnya saat ini.

"Park Sooyoung-ssi, kau benar-benar mencintai Vante atau hanya karna tak berhasil berpin...",

"Annyeonghaseyo ahjussi. Ucapkan salam dulu sebelum masuk ke rumah orang dan mengomentarinya. Orang Korea asli kan?", Vante terlihat menahan tawanya setengah mati.

"Cih, mencoba mengajariku eoh?", Sooyoung menggeleng dengan senyum lebarnya.

"Mana berani aku mengajarkan anda, ahjussi", jawab Sooyoung lagi.

"Apa yang membuatmu kesini, appa?",

"Kau ingat cara menyebutku, tapi kenapa kau selalu pulang dan mengunjungi ibumu disaat aku tak ada?", Vante mengendikan bahunya asal.

"Dari tahun lalu pun, setelah kau tahu keberadaan ku dari eomma kau baru berkunjung sekarang kan?", Sooyoung memejamkan matanya dan sedikit bergidik. Atmosfer ini sungguh tidak nyaman.

"Aku bahkan tahu kau mengunjungi putramu yang lain bahkan mengunjungi calon menantumu itu",

"Kim Vante! Haruskah kau selalu seiri itu dengan Taehyung?", Vante terdiam kedua tangannya terkepal. Sooyoung tak suka jika Vante di anggap iri hati. Persetan dengan etika, persetan dengan sopan santun.

"Ahjussi! Menurutmu Vante iri pada Taehyung?", tanya Sooyoung. Lalu Sooyoung menggeleng dan menatap langsung kearah mata pria paruh baya itu.

"Kau yang membuatnya begitu. Saat kami kecil, kau membawa Taehyung liburan bersama dengan istrimu. Sedangkan Vante? Kau titipkan dirumahku. Dan aku ingat disaat aku dan Vante ketahuan menyelinap masuk kedalam club saat itu. Kau mengutuknya habis-habisan. Sedangkan Taehyung? Aku hanya bisa bilang padamu dengan jujur ahjussi, kau bukan ayah yang baik",

Kedua pria itu terdiam penuh keterkejutan. Sooyoung dengan segala kegilaannya tak lagi peduli.

"Dan satu lagi ahjussi, ketika aku berpacaran dengan Taehyung kau bersikap sangat baik padaku seperti mertua idaman. Dan sekarang aku bersama putramu yang ini? Kau terlihat tak menyukaiku. Ahjussi, Kim Vante ini putramu loh. Putra yang mampu melakukannya sendiri tanpa bayang-bayangmu", Vante menarik tubuh Sooyoung untuk mundur dan menggeleng kearahnya.

Bukannya Vante tak menikmati tontonan atas Sooyoung yang membelanya. Hanya saja ia terlalu tahu kegilaan wanita ini. Takut jika akan terjadi perang antara ayahnya dan wanita ini.

Mau tahu yang lebih terkejut selanjutnya?

"Kau benar, nak. Aku memang bukan ayah yang baik",

......................................................................

"Bagaimana? Ayahmu meminta maaf padamu loh", ucap Sooyoung begitu sosok pria paruh baya itu pergi dari rumah Vante.

"Ya... Aku sudah memaafkannya dari lama sih. Rasanya aneh sekali. Merinding",

"Yya! Ayahmu kan bukan karakter horror. Kenapa merinding?", tanya Sooyoung. Vante menggeleng tak mengerti.

"Ah iya. Maaf jika ucapanku yang tadi lancang, aku kelepasan", ucap Sooyoung. Vante tertawa lepas lalu memeluk Sooyoung yang terduduk di sofa bersebelahan dengannya.

"Kemarilah", Sooyoung menatap kearah Vante yang menepuk kedua paha pria itu. Sooyoung tersenyum kecil dan menurut. Duduk menyamping seperti anak bayi diatas pangkuan ayahnya.

Vante kembali memeluknya erat dan mengecup puncak kepalanya beberapa kali.

"Kau tahu kenapa aku menyukaimu dari dulu?", Sooyoung menggeleng sebagai jawaban.

"Omong kosong apalagi ini? Kau menolakku loh lupa?", Vante lagi-lagi terkekeh.

"Aku serius... Jika bukan karna ayahmu melarangku. Kau pikir aku akan menolak?",

"Bisa saja. Disekelilingmu banyak wanita cantik dan kau popular. Aku bahkan berpikir kau menolakku karna Chaeyoung",

"Aish. Jadi kau mau tahu atau tidak kenapa aku bisa menyukaimu?",

"Karna aku dulu perokok?", Sooyoung meringis mendapati kepalanya dijitak oleh Vante.

"Bodoh sekali otakmu",

"Lalu apa? Jangan menjitakku lagi!", pekik Sooyoung sebal.

"Kau jujur. Kau orang yang jujur Park Sooyoung", Sooyoung tersenyum bangga pada dirinya sendiri lalu mengecup ujung hidung milik Vante.

"Kalau aku dulu suka padamu, kau tahu kenapa? Itu kotak-kotak diperutmu. Padahal anak seumuranmu dulu rasanya jarang yang memiliki coklat batangan di perutnya. Sekarang masih ada atau tidak sih?", Sooyoung membelalakan matanya begitu menyadari apa yang ia ucapkan.

Vante menaikan sebelah alisnya menatap kearah Sooyoung yang masih merutuki dirinya sendiri berucap begitu jujur dan Vante bersumpah ia harus menahan dirinya mati-matian, takut adiknya sewaktu-waktu menegang mendengar ungkapan menggoda dari Sooyoung.

"Mau mengecheck masih ada apa tidak?", Sooyoung menggeleng dengan cepat dan bangkit dari pangkuan Vante dengan panik.

"A... Aku pulang duluan ya, bye",

Vante tersenyum dan menertawakan Sooyoung yang bahkan terlihat berlari keluar dari rumahnya tanpa membawa semua barang wanita itu, tas, coat dan sepatu. Hanya meraih kunci mobil milik wanita itu sendiri dan.... Mulai melajukan mobil itu.

'Siapa bilang kau bisa kabur begitu saja? Aku akan mengejarmu sebentar lagi. Aku memiliki alibi, barang-barangmu ada disini', pikir Vante sembari tersenyum menertawakan betapa konyolnya Park Sooyoung.

TBC
.............................................................

70++ vote 30++ komen auto up. Buat para siders, please dong. Kalian bisa baca masa kalian buta sih? Ga bisa temuin tombol bintangnya dimana?

AMBITIOUS ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang