Afraid - The Nighbourhood
.
.Suara pintu dibuka membuat atensi Naren teralihkan, Narenmelihat kearah pintu dan detik itu juga ia merasa menyesal memilih membantu temannya untuk mengganti jam kerja.
Naren bisa melihat dengan jelas di depan pintu tempatnya berkerja. Dia adalah teman masa kecil Naren yang tidak ingin Naren temui lagi. Mereka berdua saling beradu pandang, dengan kondisi yang berbeda.
Naren terlihat sangat khawatir dan gelisah saat ini melihat seorang tersebut sedang berjalan ke arah rak minuman, sedangkan Arka terlihat menyeringai saat melihat Naren sebelum memilih minuman yang ingin ia beli.
Sesungguhnya kedatangannya hanya formalitas, hanya untuk memberi tahu kalau Arka sudah menemukan Naren. Padahal pada kenyataannya Arka sudah menemukan Naren 4 tahun lalu saat tidak sengaja Arka meminum secangkir kopi di Cofeshop di depan toko tempat Naren bekerja.
Saat itu sebenarnya Arka ingin langsung menghampiri dan membawa nya pergi. Trtapi ia urungkan, Arka menunggu waktu yang tepat untuk mengambil yang sudah menjadi miliknya.
Arka hanya berfikir untuk memiliki pekerjaan yang matang untuk menghidupi mereka berdua nanti.Setelah mengambil minuman yang sekiranya ia bisa minum, Arka kembali ke meja kasir dimana tempat Naren berdiri. "Marlboro filter black nya sebungkus, jadi Berapa ?" Arka menatap Naren intens.
Naren yang ditatap intens seperti itu hanya bisa menahan nafas beberapa detik. Ia merasa sangat tidak nyaman dengan kehadiran Arka saat ini. Naren hanya ingin kabur dan tidak melihat Arka kembali.
"To-total jadi 50 ribu" Naren cukup gemetar saat mengucapkan kalimat tersebut.
Arka yang mendengar suara Naren bergetar menaikan alisnya dan terkekeh pelan. Yang malah membuat Naren merinding mendengar kekehan Arka yang cukup mengerikan ditelinga nya.
Setelah membayar Arka pun meninggalkan minimarket tersebut, dengan Roko dan sebotol minuman berenergi di tangannya. Ia berjalan menyusuri trotoar.
Sesekali Arka akan ternyum kecil memikirkan kejadian saat bertemu dengan Naren. Narenya terlihat semakin menggemaskan saat Arka melihatnya dari dekat.
Arka ingin langsung melumat bibir merahnya saat tanpa sadar Naren sedikit menggigit bibirnya kecil saat gugup. Tapi Arka urungkan, Arka sudah menyiapkan kejutan untuk Naren.
Ia membayangkan Naren kembali menjadi miliknya. Tanpa sadar ia sudah sampai di apartemen yang tidak begitu mewah tapi cukup bersih dan layak digunakan.
Arka terus memasuki menaiki lift menuju salah satu kamar yang ingin ia datangi. Saat sudah sampai pintu, Arka mengeluarkan kunci pintu tersebut dan memilih masuk untuk melihat-lihat isi apartment yang terlihat rapih dan bersih. Ia melihat memasuki kamar yang tidak terlalu luas tetapi cukup untuk satu orang.
Tercium bau vanila yang menguar dikamar tersebut, terasa segar dan menenangkan jiwanya. Saat sudah puas melihat-lihat Arka menuju ke ruang tamu dan menduduki sofa. Dari keseluruhan ia hanya menyalakan lampu yang ia tempati.
*****
Kembali lagi dengan Naren yang sudah terlihat tenang, ia mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia semakin merasa gelisah, dilihatnya jam sudah memasuki pukul 01.35 sebentar lagi ia akan berganti jam kerjanya dengan temannya.
Saat sedang melamun, terdengar suara pintu kembali terbuka. Ternya saat ia liat itu hanya temennya yang akan menggantikan tugasnya, dan ia bisa pulang dan beristirahat.
Tetapi sebelum itu Naren, membeli beberapa makanan instan dan minuman, baru Naren pulang saat barang yang diinginkan sudah didapatkan. Naren membawa beberapa makanan untuk dimakan setalah pulang dan besok saat ia bangun.
Diperjalan menuju apartment pikirnya dipenuhi dengan Arka. Entah perasaan gelisah nya semakin menggila saat ia hampir sampai.
Tidak mau terlalu larut memikirkan Arka, Naren sedikir menampar pipinya untuk tersadar. Ia akhirnya membayangkan perutnya akan segera diisi selepas ia kembali , mandi, dan mengistirahatkan tubuhnya di kasurnya.
Saat sudah sampai didepan pintu, Naren merasa heran pintunya tidak dikunci padahal saat sore hari tadi untuk berangkat kerja ia sudah jelas mengunci pintu tersebut.
Tidak mau menunggu lama Naren langsung membuka pintu, untuk melihat keadaan apartment nya tersebut. Akan tetapi saat membuka pintu dan melihat ruang tamunya menyala tebuhnya menegang.
Terlihat sesosok laki-laki dewasa sedang terduduk santai di Sofanya. Melihat kearah Naren dengan seringayannya yang terlihat menakutkan Dimata Naren.
Setelah tersadar, Naren ingin buru-buru keluar untuk menyelamatkan dirinya. tbelum sampai tangannya memegang gagang pintu sebuah lengan melingkari pinggangnya dan satu tangannya menahan pintu tersebut.
Naren yang terjebak segera memberontak untuk menyelematkan dirinya. Tetapi kekuatanya terasa sia-sia. Bukannya di lepaskan tubuhnya malah dibalikkan menghadap Arka dengan punggung yang menempel di pintu.
Arka terus menekan Naren, tanpa sadar kunci pintu yang sedang di pegang Naren berpindah ke tangan Arka dan mengunci pintu tersebut. Arka membisikan sesuatu yang membuat tubuh Naren melemas.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...