High Enough - K.Flay
.
.
.Hari dimana Naren bisa berlibur pun tiba. Setelah sekian banyak peraturan yang diberikan oleh Arka untuknya.
Naren tidak boleh berjauhan dari Arka, menggunakan t-shirt yang di padukan dengan jaket denim milik Arka yang hampir menenggelamkan tubuh Naren, hingga tampak sangat kecil dan imut untuk dilihat.
Jujur Arka sangat gemas melihat mata yang terlihat berbinar, dan tubuh Naren yang tenggelam di dalam jaketnya. Seakan tidak rela jika Narennya dilihat oleh orang lain.
Saat sedang terfokus menatap wajah Naren. Tangannya ditarik untuk mengikuti Naren berjalan untuk membeli tiket masuk. Badan Arka seperti tersengat listrik untuk sesaat menyadarkan bahwa Naren sungguh menggenggam tangan nya.
Kakinya mengikuti setiap langkah yang dilalui oleh Naren. Ia, Arka akhirnya mengizinkan Naren untuk berlibur ke Dufan setelah mempertimbangkan semua nya. Ia tidak ingin sampai lengah dah kehilangan Naren.
Bibirnya seperti kesemutan menahan senyuman yang bergejolak ingin keluar dan hatinya sangat tenang saat melihat wajah bahagia Naren saat ini.
Arka sesungguhnya sangat mencintai Naren, tapi ia tidak pernah tau cara mengungkapkannya. Arka hanya berfikir jika Naren harus ada dibawah belenggunya dan memenjarakan dirinya untuk dirinya sendiri.
Terdengar sangat egois memang, tapi kenyataanya memang seperti itu. Ia hanya tidak ingin kehilangan Naren untuk kedua kalinya, cukup sekali dan itu hampir membuat nya gila.
Oleh karena itu Arka tidak ingin Naren pergi darinya. Lebih baik membelenggunya di tangannya hingga sang mangsa memilih menyerah dan tunduk.
Tapi saat ini saat melihat Naren tersenyum dengan sangat tulus sangat menggetarkan hati. Entah apa yang Arka rasakan, ia pun tidak mengetahuinya. Ia hanya diam dan mengesampingkan semua emosi yang campur aduk saat ini.
***
Setelah mendapat tiket, Naren melihat sekelilingnya, terasa sangat bebas rasanya. Bisa melihat dan mendengar ada yang berteriak karena ketakutan dan berteriak karena kegirangan.
Banyak permainan yang membuatnya sangat bersemangat untuk mencoba wahana satu persatu, hingga melupakan jika saat ini ia sedang menggenggam tangan Arka tanpa rasa takut.
Naren tanpa sadar menarik Arka untuk menaiki wahana 'ontang-anting', Naren mencoba wahana dari yang paling ringan hingga paling ekstrim.
Ia seperti tidak mau melewatkan satu kesempatan untuk mencoba semua wahana yang ada disanah. Hingga Arka yang sudah mulai lelah menarik Naren untuk makan siang, setelah menaiki wahana tornado.
Rasanya sangat melelahkan untuk Arka tapi sangat menyenangkan untuk Naren.
"Makan dulu Ren, ini udah lewat dari jam makan siang udah hampir sore nanti di lanjut lagi oke" Naren hanya menganggukkan kepalanya walaupun bibir sedikit maju karena cemberut.
Entah Arka sadar atau tidak tapi suara sangat lembut saat mengucapkan kalimat tersebut. mereka berdua seolah melupakan segalanya.
Arka mengajak Naren untuk makan di salah satu restoran yang cukup sepi. Arka hanya merasa pening karena harus berada dilingkungan yang ramai, energi seperti diserap entah kemana. Akhirnya Arka lebih memilih resto yang sepi pengunjung.
"Lu cari tempat, gua yang mesen makannya".
Naren mencari tempat yang strategis, ia memilih tempat dipojokkan yang dekat dengan kipas angin, agar tidak gerah. Sedangkan Arka sibuk memesan makanan dan membayar.
Setelah Arka menghampiri Naren yang sudah duduk dengan tenang di bangkunya "seneng?" Arka bertanya setelah duduk didepan Naren. Terlihat wajah Naren yang semakin berbinar dan entah kenapa ada rasa sesak yang didapatkan di dadanya".
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...