Arka dan Naren turun dari mobil setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Naren tidak tau mereka sedang ada dimana tetapi yang pasti ia berada di suatu pedesaan yang masih sejuk.
Naren memandang takjub melihat sekitar nya yang sangat sejuk. Menarik nafas dalam-dalam menikmati setiap hembusan angin yang berhembus kencang.
Arka menggenggam tangan Naren untuk memasuki rumah yang cukup besar karena berada di pedasaan. Naren menatap bingung bangun yang ia masuki. Entah punya siapa rumah ini, memang cukup jauh dari tempat tinggal warga lokal yang ada di Sanah. Tetapi cukup nyaman untuk ditinggali.
"Kita mau ngapain ke sini Kami?" Naren memberikan bertanya setelah mengumpulkan keberanian yang ia tahan sedari awal.
"Lu mau liburan kan? Makannya gua ajak kesinih, kita nginep disini beberapa hari" Arka terus berjalan sambil menggandeng tangan Naren dengan erat.
Naren hanya mengikuti langkah Arka yang membawanya kedalam rumah "kita bukannya gak bawa baju ya Ka?" Tanya Naren heran.
"Soal baju gampang, nanti sore ada yang bawa baju kesinih. Sekarang makan dulu, baru nanti kita keluar buat jalan-jalan".
Setibanya di dapur, meja makan sudah penuh dengan makanan entah siapa yang membuatnya. Mereka berdua bahkan baru sampai disini.
"Makan dulu Sanah" Arka melepaskan genggamannya dan membiarkan Naren duduk di sebelahnya. Mereka berdua makan dengan tenang hanya ada suara dentingan sendok yang bertabrakan dengan piring.
Arka selesai terlebih dahulu dan membawa piring kotor nya ke tempat cuci piring. Setelah nya Arka keluar untuk merokok. Arka tidak pernah sekali pun merokok saat ada Naren didekat nya. Ia lebih memilih menjauh untuk merokok.
Begitu pun dengan Naren, Naren memang tidak bisa menghirup asap rokok dan Arka mengerti akan hal itu.
Naren bangkit dari duduknya setelah selesai makan. Ia membereskan semua makanan yang masih tersisa untuk ditaruh di dalam lemari. Dan mencuci piring yang kotor hingga bersih.
Saat sudah selesai Naren mengeringkan tangganya yang basah dengan tisu dan menghampiri Arka yang sedang duduk di bangku teras rumah ditemani sebatang rokok.
"Ka?"
"Hemm?"
"Emm, Kita jadi jalan-jalan nya?" Tanya Naren hati-hati takut Arka salah menangkap arti yang Naren ucapkan dan membuat Arka marah.
Arka mematikan rokok yang sedang ia hisap dalam-dalam dan menghembuskan asap rokok yang dihisap nya. Arka menolehkan kepalanya ke arah Naren yang terlihat binar dimatanya.
"Mau sekarang?".
Naren menganggukkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban. Arka bangun dari duduknya dan menghampiri Naren yang ada di depan pintu rumah.
"Sweeter nya pakai lagi Sanah. Baru kita jalan" Naren dengan cepat kembali ke dalam rumah dan memakai sweater milik Arka yang jelas kebesaran ditubuhnya.
Saat sudah ia menghampiri Arka kembali yang menunggunya di depan rumah. Arka membawanya mengelilingi desa dengan berjalan kaki.
Untuk pertama kalinya Arka melihat sawah yang sedang ditangani oleh petani dan ada yang bermain layangan di dekat kebun. Rasanya sejuk dan nyaman bisa menikmati pemandangan seperti ini. Tidak terkurung di dalam ruangan yang besar tetapi penuh dengan barang-barang mewah.
Naren menikmati kehidupan saat ini. Sesekali Naren membalas sapaan yang diberikan oleh warga lokal yang tinggal disanah. Sekarang Arka membawanya ke perkebunan strawberry yang ada di Sanah.
Ada beberapa orang yang ada disanah yang sepertinya sedang berlibur ke sinih untuk sekedar menghilangkan penat yang ada dan pekerja yang sedang panen. Arka mengajak nya kesanah untuk memetik strawberry dan Naren bisa menyoba buah segar yang baru di petik.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...