Naren menggeliatkan tubuhnya dan terbangun jam 3 pagi. Seluruh tubuh Naren terasa sakit dan pegal, apa lagi di bagian bawahnya. Naren memandangi wajah Arka yang tertidur pulas saat ini. Terasa nyaman dan tenang, seperti tidak ada apapun yang pernah laki-laki ini lakukan kepadanya.
Naren bangun untuk membersihkan tubuhnya yang sangat lengket. Naren memasuki kamar mandi yang untungnya memiliki bathub, yang memudahkan untuk Naren berendam dan memulihkan kembali kondisinya dengan berendam air hangat.
Naren mengisi bathub dengan air hangat dan sabun, setelahnya Naren masuk kedalamnya, menyamakan posisi nya dan merilekskan tubuh yang kaku.
Cukup lama Naren berendam, saat air hangat yang dipakai sudah mendingin Naren bangun dan membilas tubuhnya. Saat sudah bersih Naren menggunakan handuk dan mengenakan pakaian yang ia bawa kedalam kamar mandi.
Tubuhnya sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya, yang rasanya seperti remuk redam disetiap tubuhnya. Naren keluar dari kamar dan melihat Arka yang masih tertidur pulas di atas kasur.
Ada banyak pemikiran yang memenuhi kepalanya. Rencana kabur sangat memungkinkan untuk Naren lakukan sekarang. Tapi ia tidak tau harus kemana perginya setelah terbebas dari kurungan yang Arka buat. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh Naren jika ingin kabur saat ini.
Ia bahkan tidak tau dia ada dimana sekarang, Naren hanya tau jika ia ada di suatu desa saat ini. Naren melihat kearah dompet Arka yang tergeletak begitu saja di meja nakas. Ada niat untuk mengambil beberapa lembar uang untuk biaya hidupnya beberapa hari kedepannya.
Setidaknya Naren mempunyai uang untuk kebutuhan nya. Dengan niat yang sudah diteguhkan oleh nya. Naren mengambil beberapa lembar uang dari dompet Arka dan mengambil sweeter yang tergantung agar tidak kedinginan.
Naren juga terus memastikan jika Arka masih terlelap dengan nyenyak dan tidak terbangun. Agar rencananya tidak gagal lagi, yang kemungkinan besar akan fatal jika Arka mengetahui nya.
Setelah siap Naren membuka kunci pintu dengan sepelan mungkin agar bunyi yang ditimbulkan tidak begitu berisik. Dan berhasil Naren saat ini sudah berhasil keluar dari dalam rumah tersebut.
Diluar masih sangat sepi dan gelap, saat ini masih tengah malam hampir fajar, tetapi tidak menguntungkan niat yang sudah Naren buat sebegitu sulitnya.
Naren terus menelusuri jalan dengan pencahayaan seadanya, hanya sinar bulan yang menemaninya dengan suara jangkrik dari pesawahan. Sesekali pandangannya diarahkan kearah belakang, memastikan Arka tidak mengikutinya.
Sekitar 1 jam lebih Naren berjalan kaki, hingga akhirnya ia menemukan jalan raya yang tidak begitu banyak pengendara karena saat ini baru jam 5 pagi. Yang untungnya Naren menemuka sebuah bus yang sudah beroperasi di jam itu.
Naren sangat bersyukur, akhirnya kehidupan bisa berjalan sesuai keinginan mulai detik ini. Masih awal setidaknya Naren sekarang bebas, tidak ada lagi yang membelenggunya. Semuanya sesuai dengan dengan apa yang diinginkannya.
Tidak ada tekanan, amarah, rasa takut, dan peraturan. Hidupnya detik ini bebas, setidaknya untuk saat ini. Naren berharap Arka tidak pernah mencarinya lagi dan sampai bertemu lagi. Naren muak dengan keadaannya, ia hanya ingin kebebasan dan memiliki tujuan hidupnya sendiri.
***
Sedangkan disisi lain, Arka saat ini marah besar. Tidak bisa menemukan Naren Dimana, sudah ia cari di dalam rumah dan sekitar tempat mereka menginap. Tetapi tetap Arka tidak dapat menemukannya. Naren seperti hilang ditelan bumi.
Arka sudah menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Naren saat ini ada di mana. Niat Arka hanya ingin mengajak Naren berlibur dan ini balasan yang diterimanya. Sungguh sialan bukan.
Sekarang Naren entah pergi kemana, dirinya kecolongan untuk tidak menjaga Naren dengan benar disisinya "arghhh sialannnn!!" Arka membanting barang yang ada di sekitarnya. Sudah beberapa jam Arka mengamuk dikediamannya.
Arka sedang kembali dari desa terkutuk itu dan saat ini ia sudah berada di tempat tinggalnya yang sudah beberapa tahun ini ditinggali berdua bersama Naren. Dan Sekarang ia pulang dengan tangan hampa.
"Anjinggg!! Kalo ketemu abis lu anjing sama gua!".
"Liat aja lu Ren, gua jamin abis ini lu gak bisa lari dari gua lagi bangsat bangsat!!".
"Arrgghhhhh BANGSAT!!"
Hanya umpatan yang keluar terus menerus dari mulut Arka. Saat ini aura hitam mengelilingi sekitarnya. Arka sanggat ingin mencari Naren dengan sendiri tetapi keadaannya tidak memungkinkan. Banyak pekerjaan yang harus di kerjakan. Olehkarena itu Arka menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Naren saat ini.
Dan Arka berjanji jika Naren nya ditemukan. Arka akan dengan senang hati mematahkan kedua kaki Naren yang dengan lancang pergi darinya. Ia akan membuat Naren terus berada di sampingnya dan tidak menginginkannya pergi untuk kesekian kalinya.
Arka melihat dirinya yang berantakan di depan cermin, ia harus bersiap untuk pergi bekerja karena mengambil cuti beberapa hari karena Naren. Dan dengan tidak tahu dirinya Naren malah kabur.
Arka mempercayakan Naren pada anak buahnya, Arka yakin cepat atau lambat ia bisa menemukan Naren kembali. Membawanya kembali pada sisi, membelenggunya. Arka tidak akan memberikan ruang untuk Naren bisa lepas darinya setelah ia Naren ditemukan.
Arka meninggalkan cermin dengan semua janji yang telah ia ucapkan disanah. Membereskan barang yang masih layak untuk dipakai. Ia harus menenangkan diri sendiri dan tidak boleh semakin kacau.
Ia harus pergi bersiap untuk berangkat ke kantor, Arka mengemudikan mobilnya menembus jalan ibu kota yang sangat padat di pagi hari. Masih terlihat guratan emosi diwajahnya.
Tetapi Arka harus profesional saat bekerja, tidak bisa semena-mena sekalipun perusahaan nya tersebut miliknya sendiri.
***
Sedangkan saat ini Naren sedang mencari tempat untuknya tinggal, tidak perlu besar yang penting layak untuk dipakai beristirahat, Arka mencari kos-kosan yang cukup murah disanah. Bahkan ia tidak tau sekarang berada di mana. Yang ia tau sekarang ia berada diluar ibu kota Jakarta.
Entah jurusan apa yang membawa, yang terpenting Naren bisa pergi dari Arka. Hingga akhirnya Naren melihat sebuah plang yang bertuliskan kos-kosan kosong dan murah. Naren langsung mencari alamat tersebut untuk dirinya tinggal.
Setelah berbincang sebentar dengan pemilik kos-kosan tersebut, Naren menyewa kamar untuk 2 bulan. Karena uangnya yang terbatas, Naren harus mencari pekerjaan agar bisa menyambung kehidupan yang baru.
Tanpa ada Arka disampingnya, semua keputusan yang dibuat atas kemauan dirinya sendiri bukan ditentukan oleh Arka lagi. Naren langsung pamit pada pemilik kos tersebut dan berjalan ke kamarnya untuk beristirahat .
Tubuhnya sangat lelah karena kejadian ini semua, ia butuh istirahat untuk memulai kembali kehidupannya yang baru.
.
.
.
.
.
TBCHaiii semuaaa🤗🤗 gimana pada kangen gak sama gua? Hehehe sorry ya baru bisa update gua lagi sibuk soalnya. Ini aja baru selesai ujian dan besok 2 hari gua ada kemping karena acara jurusan gua. Jadi ya gituu aku sibuk dan cape guyssss, maapkeun ceritanya sedikit gua lelah dengan semua kegiatan ini. Tapi mo gimana lagiii
Dah segitu aja gua malah curhat entar. Jan lupa pada komen ya, komen lu semua salah satu yang ngebuat gua up cepet. Enak aja gitu bacain komen kalian di cerita ini karena kesel sama Arka nguehehehehe. Percayalah komen kalian semua gua baca semua pas gua ada waktu senggang. Tapi gak mungkin gua bales semuanya yupss.
Kan kan maha ngoceh lagi, pokoknya gitu dah bye bye. Selamat liburan untuk Ade" dan kakak" ku semua nyaa. Tapi aku tidak ada libur nyaa🙂🙂
Kalo ada typo maapkeun, gua males ngecek ulang
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...