6

23.8K 936 52
                                    

Salted Sound - Sia
.
.

Entah sudah berapa lama Naren terkurung di apartemen Arka. Hidupnya berubah total, kehidupan sekarang terus diatur oleh Arka, dan Naren tidak diperbolehkan untuk keluar dari apartemen ini.

Naren dipaksa untuk berhenti bekerja, tidak dibolehkan keluar dari apartemen untuk sekedar berjalan-jalan menghirup udara segar. Hidupnya bagaikan bodeka yang di mainkan oleh Arka.

Naren berjalan kearah balkon kamar Arka, ia milihat berbagai macam orang yang sedang berlalu lalang dibawah sanah. Terlihat sangat bebas dan menyenangkan dimatanya.

Naren berharap bisa seperti mereka, hidup dengan kehendaknya sendiri tanpa diatur. Ia ingin kembali ke masa lalu, dimana Naren masih bisa berkumpul dengan keluarga Nya, dan Arka yang menjadi teman baik nya, bukan terobsesi kepada nya.

Jangan kira Naren hanya berdiam diri, ia sudah mencoba berbagai cara untuk melarikan diri. Tetapi bukannya berhasil ia malah kembali terjerat dalam genggaman Arka dan akibatnya Naren harus menerima hukuman.

Entar berapa banyak kamera pengawas yang dipasang di apartemen ini untuk memantau pergerakan Naren. Naren hanya ingin bebas, bekerja untuk menghidupi kebutuhan nya, atau melakukan sesuatu ya ia sukai.

Disini ia tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengurus Arka ataupun memenuhi kebutuhan biologisnya dengan terpaksa. Naren merasa tertekan dengan kehidupannya sekarang.

Mau sekeras apapun Naren berusaha keluar dari genggaman Arka, Naren akan terus kembali dalam genggaman Arka. Dan lagi sifat Arka yang tidak stabil cukup membuatnya frustasi.

Entah berapa lama Naren melamun dibalkon, memikirkan kehidupannya tanpa menyadari kedatangan Arka dan menghampirinya.

Naren merasa terkejut, saat tiba-tiba sebuah lengan melingkari pinggangnya, Arka memeluk tubuh Naren dengan erat, sambil menyiumi leher jenjang milik Naren.

Ciumannya terus naik hingga bagian telinga, yang mana itu adalah salah satu titik sensitif milik Naren. Merasa terganggu Naren mencoba menghindari ciuman yang diberikan Arka.

Tetapi bukannya berhasil, salah satu tangan Arka yang berada di pinggangnya berpindah untuk mencengkram dagu Naren "shhttt, Ka" panggil Naren mencoba menghentikan Arka.

Arka membalikkan tubuh Naren untuk menghadapnya. Setelahnya Arka langsung mencium bibir Naren pelan dan dalam. Naren mencoba mengimbangi permainan yang dilakukan Arka.

Ciuman itu terus berlanjut, baru dilepaskan saat Arka merasa Naren kehabisan nafas. Dielus nya pelan wajah Naren. Sedangkan Naren hanya bisa menerima setiap perlakuan Arka terhadap dirinya.

"Kamu udah makan Ka?" Tanya Naren. Ingat Naren harus mengurus semua kebutuhan Arka dan ia harus melakukan itu.

"Belum, mandi dulu gua baru makan" setelah mengatakan itu Arka meninggalkan Naren dan memasuki kamar Mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sedangkan Naren berjalan kearah lemari untuk menyimpakan pakain yang akan dikenakan Arka selepas mandi. Setelahnya ia pergi ke dapur untuk memasak makan malam dan memenuhi kebutuhan perut Arka dan Naren.

Naren membuka chicken katsu curry sauce untuk makan malam nya bersama Arka. Saat makanan sudah di letakkan di meja tidak lama Arka datang dengan pakaian yang santai.

Mereka memakan makanannya dengan tenang, hanya terdengar suara dentingan sendok yang digunakan oleh mereka berdua. Selepas makan Naren langsung membersihkan piring kotor tersebut ditempat cuci piring.

Tetapi belum selesai Naren membersihkan piring kotor tersebut Arka menghampirinya dan menyiumi tengkuk Naren.

"Arka sebentar, aku lagi nyuci piring dulu".

"Hemm" Arka tidak mengindahkan ucapan Naren dan terus menyiumi tengkuk Naren. Merasa bosan Arka langsung membersihkan tangan Naren dan mematikan kran wastafel tersebut.

Setelahnya Arka langsung membalikkan tubuh Naren, diciumnya kembali bibir Naren dengan cepat dan sedikit kasar. Arka terus menyiumi bibir Naren sedangkan tangannya membuka baju Naren dengan mudah. Naren mengenakan kemeja putih yang kebesaran ditubuhnya yang tentu saja baju tersebut milik Arka dan celana pendek yang hampir tidak terlihat oleh kemeja tersebut.

Arka hanya menyediakan CD dan celena pendek atau celana training untuk dipakai Naren, sedangkan baju menggunakan milik Arka yang sudah jelas kebesaran ditubuhnya.

Arka turun untuk menyiumi puting Naren yang sudah membengkak karena ulah Arka sebelumnya. Arka membawa Naren ke meja makan dan menindurkannya disanah.

Disaat mulutnya sibuk dengan bagian dada Naren, tangan Arka cukup aktif untuk mengelus bagian kenjantan Naren. Merasa tidak cukup Arka membuka celana yang dikenakan Naren hingga terlihat tubuh naked Naren yang sedang berbaring di atas meja makan dengan Arka yang terus menjamah seluruh tubuh Naren.

"Hemm, Ka jangan sekarang. Aku cape ahhh Ka" suara lemah milik Naren terdengar oleh Arka yang membuat Arka menghentikan kegiatan nya dan membuat Naren bernafas lega untuk sesaat.

Ditatapnya tajam wajah Naren, sedangkan tangan Arka mengelus bibir Naren pelan. "Settt, yang bilang lu bisa merintah gua siapa hemm?".

Naren mencoba membuka mulutnya untuk menjawab Arka yang terlihat sedikit marah saat mendengarkan ucapan yang dikeluarkan Naren tadi.

"Tapi ka ak-" suara Naren terhenti saat jari tangan Arka menekan bibir Naren cukup kuat.

"Lu milik gua Ren, terserah gua mau ngelakuin apa ke tubuh lu. Punyak hak apa lu ngatur gua?" tangan Arka berpindah untuk mencengkram erat dagu Naren "stthh ahh, sakit Ka".

"Denger, lu milik gua. tubuh lu cuma milik gua, terserah gua mau ngelakuin apa pun ke elu Ren. Lu gak punya hak atas diri lu sendiri paham?!".

"Sthh hiks Ka" terlihat Naren yang sedang menangis meratapi nasibnya.

"Paham gak lu?" Ucap Arka semakin mencengkram erat dagu Naren.

"Paham Ka, tolong lepas. Sakit Ka hiks".

"Pinter, jadi anak baik Ren. Gua gak suka anak pembangkang". Arka melepaskan cengkeramannya dan mengelus rambut Naren seakan bangga apa yang diucapkan Naren.

Arka menegakkan tubuhnya dan membuka resleting celana nya. Ia menurunkan celananya sedikit agar kenjantannya keluar dari sarangnya. Tanpa aba-aba Arka langsung memasukan penisnya kedalam tubuh Naren. Dan menghentak nya dengan keras dan dalam.

Suara kesakitan dan tangisan  bercampur desahan terdengar di malam itu. Suara  kesakitan dan suara keputusan asas mendominasi ruangan tersebut. Seakan orang-orang yang mendengar juga ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang tersebut.
.
.
.
.
.
 TIDAK  JADI END KWAN KWAN KU SEKALIAN

Waw akhirnya selesai juga ni cerita. Ni cerita gua buat karena iseng aja. Dan pas gua baca ulang ternyata kok aneh banget ya, tapi klo gak gua published kok sayang. Jadi ya udah lah ya.

Maaf kalo ngerasa ni cerita aneh banget gua juga ngerasa gitu juga kok. 

Semoga kalian suka sama cerita ini ya.


OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang