Didalam kamar yang gelap terlihat siluet tubuh yang sedang ter-duduk tegap menikmati segelas minuman kaleng. Suasananya entah mengapa teras mencekam.
Dikamar tersebut hanya diterangi oleh pancaran cahaya yang masuk melewati sela-sela jendela yang tidak tertutup rapat.
Ia Arka saat ini sedang menikmati segelas minuman kaleng ditemani rokok yang bertengger di tangannya. Menghirup sebatang rokok dengan dalam menikmati suasana yang terasa menyenangkan baginya.
Bagi Arka tiap menitnya terasa sangat menyenangkan, melihat tubuh yang sedang tertidur pulas di atas ranjang yang sangat lembut. Tidak lupa bertengger tali yang mengikat tubuh lelaki manis itu, terlihat cukup kuat ikatan di tangan yang terhubung dengan kayu yang ada di atas penyangga ranjang.
Waktu sudah menunjukkan dini hari dan Arka duduk berdiam diri menikmati semuanya. Sedangkan di sudut kamar terlihat sesosok wanita yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan lelaki tersebut. Yang membedakan wanita itu terikat di bangku.
"Hemmm".
Suara desisan terdengar menggema walaupun pelan karena ruangan yang sunyi. Arka melihat tubuh yang mencoba menggeliat untuk mengubah posisi tidur nya tetapi tidak bisa karena tangan yang terikat.
Merasa lelaki itu akan terbangun Arka bangun dari duduknya dan menghampirinya yang berada di atas ranjang. Arka duduk dan terus memperhatikann nya yang bergerak gelisah hingga akhirnya mengerjakan matanya untuk membiasakan diri saat bangun karena merasa tidurnya terganggu. Lelaki itu Naren yang terlihat indah saat terbangun dari tidurnya
Naren sendiri saat bangun tidak begitu fokus karena kurang pencahayaan diruang itu. Saat sudah mulai jelas Naren bisa melihat dipojok ruangan dekat dengan jendela terdapat wanita yang sedang duduk tetapi tubuhnya terikat oleh tali. Saat menghadap kesamping karena terkejut Naren bisa melihat Arka yang duduk diam disampingnya.
Naren mencoba bangun tetapi terhenti saat menyadari tangannya pun ikut terikat. Naren yang panik mencoba untuk menarik tangannya sekuat tenaga hingga menyisakan luka yang diakibatkan oleh gesekan kulit dengan tali yang terikat kuat. Naren tidak menyadari jika Arka sudah tepat di samping, badannya menegang saat tangan kasar Arka mengusap rambutnya secara perlahan hingga tulang selangka nya. Gerakannya terus berulang hingga menimbulkan rasa panas ditubuh nya.
"Kaaa..???" Suara Naren terdengar bergetar saat mulutnya memanggil nama itu.
Sedangkan Arka tetap diam seribu bahasa "kaaa?..lepass" Arka tetap diam tidak menjawab "aarghh..kaaa sakit" tiba-tiba saja rabut Naren ditarik kebelakang dan mengarangkan wajah Naren untuk melihat Arka.
"Lepashh Kaaa, Arkaaaghh..lepasss...sakit" ucapan Naren sudah tidak jelas karena menahan rasa sakit di kepala dan panik yang menghampirinya. Tubuhnya sudah tidak bisa terkontrol karena rasa takut. Sedangkan Arka tetap diam tanpa perduli dengan keadaan Naren yang sudah tidak baik.
Arka sendiri malah merasa senang. Sudah seharusnya Naren merasa takut dan Patuh pada Arka. Ia melihat tubuh Naren yang bergerak ketakutan dan raut wajah yang menahan rasa sakit. Sesuatu yang ada di Naren sekarang adalah suatu kenikmatan tersendiri bagi Arka.
Tanpa berucap satu kata pun Arka melepas jambakan dirambut dan langsung menyerang bibir Naren. Ciumannya tidak kasar, malahan pelan dan lembut. Arka mencoba menikmati ciumannya walaupun bibir Naren hanya diam terkunci rapat dan Arka tidak memaksakan untuk Naren membalas ciumannya, ia hanya ingin memberikan Naren ciuman yang aman dan lembut.
Arka hanya ingin menyampaikan seberapa ia rindu dan marah bersatu lewat ciuman. Terkadang Arka sedikit menggigit bibir Naren tidak keras hingga mengakibatkan luka, Arka hanya menggigit secara perlahan lalu kembali memberikan ciuman secara lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...