Stan - Eminem ft Dipo
.
.
Kehidupan Naren dengan Arka hampir memasuki tahun ke tujuh. Sudah sangat lama Naren dibawah belenggu Arka. Sejauh ini kehidupan Naren sedikit mendapat kelonggaran.Arka sesekali mengizinkan Naren untuk keluar rumah sekedar menghilangkan setres, tentu Arka akan selalu mengikuti Naren pergi. Setelah sejauh ini Naren sudah cukup menerima keadaannya.
Ia sadar bahwa kehidupan sudah bukan miliknya, semuanya milik Arka. Semuanya harus ada izin dari Arka, jika tidak hukuman yang akan menanti.
Naren sedikit memahami Arka, ia akan sangat baik saat dituruti keinginan dan akan menjadi iblis saat Naren mencoba menolak keinginan Arka.
Saat ini Naren sedang menyiapkan makan siang untuk Arka dikantor. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari untuk Naren mengantarkan makan siang untuk Arka.
Ini juga salah satu kesempatan untuknya, setidaknya ia bisa keluar dari rumah dan sedikit menghirup udara segar untuk sesaat. Waktu dimana ia bisa merasa sedikit bebas dan tidak mendapatkan tekanan dari Arka.
Sungguh Naren ingin menghilang dari kehidupan Arka, tidak pernah bertemu kembali dengannya. Itu hanya harapan satu-satunya untuk Naren, ia hanya berharap lepas dari belenggu Arka dan bebas.
Naren saat ini sedang diperjalanan, diantar oleh supir kepercayaan Arka. Naren melamun didalam mobil sambil melihat keluar, sesekali tersenyum kecil saat membayangkan ia bisa hidup bebas seperti yang ia lihat dari dalam mobil.
Naren terus melamun hingga tidak sadar bahwa ia sudah sampai didepan kantor Arka berkerja. Arka adalah seorang pengusaha di bidang ekspor minyak sawit dan perhotelan.
"Tuan sudah sampai" Suara supir sedikit mengagetkan Naren yang sedang melamun.
"Ahh, sudah sampai. Terimakasih pak" sang supir hanya tersenyum kecil dan membungkuk.
Arka memasuki lobby dan menuju ke arah lift. Ia sesekali tersenyum kecil untuk membalas sapaan yang diberikan karyawan Arka yang telah mengenalnya.
Naren sebarnya mengetahui bisikan-bisikan tidak mengenakan untuk nya. Sesekali ia mendengar karyawan yang mencela nya, karena kedatangannya yang setiap hari untuk mengantarkan makan untuk Arka. Akan tetapi ia hanya menutup kupingnya berpura-pura tidak mengetahui bisikan-bisikan tersebut. Ia tidak mau masalah sepele ini malah semakin melebar, apa lagi sampai Arka tau.
Setibanya di pintu ruang Arka, Naren mengetuk pintu tersebut "Tok tok. Ka ini aku".
"Masuk" sautan dari dalam terdengar.
Naren membuka pintu dan berjalan kearah sofa untuk menyiapkan makan siang Arka "Ka makan dulu, kerjanya nanti lagi dilanjut".
"Hemm" Arka menghampiri Naren yang sedang duduk di sofa, untuk memakan makanan yang telah dibuat oleh Naren "Makan Ren". Mereka berdua makan dengan tenang, sesekali terselip obrolan ringan yang dilontarkan oleh mereka berdua.
Selepas makan, Arka kembali ke meja untuk mengecek laporan yang sempat tertunda untuk makan tadi.
"Hemm, Ka weekend nanti aku boleh keluar?" Arka yang mendengar itu menaikkan alisnya.
"Mau kemana?".
"Aku gak tau, cuma mau main aja atau ke Dufan aku udah lama mau main wahana Di sana. Boleh?".
"Oke, weekend kita Kesana. Tapi ada syaratnya". Arka sedikit menyeringai memikirkan syarat yang cocok dilakukan untuk Naren.
"Apa?".
"Sini Ren". Arka menepuk-nepuk pahanya agar Naren menghampirinya. Naren berjalan kearah Arka berada dan menduduki paha tersebut. Jari Arka terangkat untuk menyentuh bibir Naren.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...