Naren POV
Berapa hari belakangan setelah kejadian saat itu kehidupan Naren kembali tidak tenang. Walaupun Arka belum menemui nya kembali setelah hari itu tapi tetap saja hidupnya tidak tenang.
Naren tidak tau, sejak kapan sahabatnya itu bisa memiliki hubungan dengan sosok iblis tersebut. Naren rasanya ingin menghilang kembali. Ia tidak mau Arka menemukan keberadaannya. Ia takut semuanya terulang kembali.
Naren hanya ingin hidup dengan damai dan memiliki istri dan seorang anak dimasa depan. Tetapi kenapa semuanya terasa sangat sulit.
Kondisi Naren belakangan juga tidak baik. Naren terlihat seperti mayat hidup. Hanya raganya saja yang hidup tetapi jiwanya seperti hilang entah kemana. Pandangnya selalu kosong, wajah pucat, dan tubuh yang semakin kurus karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Naren lebih banyak melamun, memikirkan bagaimana ia harus kembali pergi ketempat yang Arka tidak akan tahu keberadaannya. Ia ingin cepat-cepat pergi dari kota ini dan mulai kehidupan yang baru.
Memulai semuanya dari awal, seperti pertama kali ia pergi dari Arka. Tapi semuanya tidak segampang itu, Naren Masi membutuhkan uang setidaknya bisa untuk transportasi dan uang makan saat pindah kota nanti. Naren hanya memiliki uang setidaknya bisa untuk makan tiga hari ke-depan sebelum gajian saat ini.
Rencananya ia akan menggunakan uang tersebut untuk pergi dari tempatnya sekarang. Walaupun tiap harinya Naren harus menahan rasa takutnya jika sewaktu-waktu Arka mendatangi dan membawanya untuk kembali hidup seperti anjing.
---
Arka POVSedangkan di satu sisi Arka sedang berada di apartemen bersama Dinda. Arka sudah merencanakan semuanya hari ini untuk membawa Naren kembali.
Sudah cukup rasanya Arka memberikan waktu untuk Naren menghirup udara segar sebelum kembali berada di bawah kuasanya.
Arka rasanya tidak sabar untuk membawa Naren kembali. Darahnya terasa bergejolak tiap detik saat memikirkan Naren. Ia cukup pintar mendistreksi dengan cara memperlakukan Dinda dengan sangat baik saat ini.
Tersenyum dan memuji Dinda bahwa ia terlihat sangat cantik saat ini. Walaupun itu semua hanya bualan, kata-kata yang diucapkan Arka sesungguhnya tertuju untuk Narendra.
"Kamu mau masak apa aja hari ini?".
"Steak, salad, sama Mashed potato aja si, kamu ada yang mau di makan Ka?".
Sejujurnya Arka mengajak Dinda untuk makan bersama dan nantinya Dinda akan mengajak Naren untuk makan bersama.
Bukankah menarik? Arka bisa membawa Naren tanpa harus repot-repot atau memaksa Narendra untuk masuk kedalam perangkap yang telah dia buat.
"Apa aja yang kamu buat aku makan, kamu udah nge-hubungin Naren buat makan bareng?".
"Oh iya belum hehehe, aku lupa kita mau makan bareng Naren juga. Bentar aku telpon dulu, dia kayanya Masi tidur kalo libur gini".
"Dasarr, ya udah Sanah telpon. Ini biar aku yang lanjutin masaknya"
Dinda langsung menyelesaikan steak yang sedang di panggang dan memberikannya pada Arka. Sebelum itu ia memberikan ciuman di pipi Arka "cupp, bentar ya aku telpon Naren dulu".
Butuh beberapa detik hingga akhirnya Naren mangangkat telpon. Bisa didengar suara serak khas orang bangun tidur "halo Ren, kamu baru bangun kan?" Dari sebrang hanya terdengar suara Naren yang sedikit mengerang sebagai jawaban karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.
"Kamu belum makan kan ayo bangun, kita makan bareng".
"Makan?" Tanya Naren tidak fokus.
"Iyaaa, udah kamu bangun dulu coba terus mandi nanti aku kirim lokasinya".
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION
Romance21++ "lu enggak akan bisa pergi dari gua lagi Narendra, lu milik gua dan selamanya akan begitu, kaga bakal ada yang berubah" ucap Arka dengan penuh intimidasi. "Aku bukan milik kamu ka. Aku milikku sendiri dan bukan milik siapa pun. Aku mohon sama k...