10

14.9K 646 26
                                    

Where my home - SYML
.
.
.

"Kaa, maaf" Naren bergumam dalam tidurnya. Perasaan gelisah dan tidak nyaman menjadi satu. Kenangan buruk terlintas di alam mimpinya secara bergantian.

Tubuhnya sedikit bergetar, dan panah tubuhnya meningkat saat di tengah malam. Kondisinya semakin diperparah setelah kejadian yang dilakukan oleh Arka beberapa jam yang lalu.

Sedangkan Arka terbangun dari tidurnya saat merasa Naren yang tidur dengan tidak nyaman disertai dengan gumaman ketakutan yang diucapkan oleh Naren.

Arka tersadar bahwa Naren sekarang sedang demam tinggi, pelum membasahi kemeja yang digunakan oleh Naren. Setitik air mata sesekali turun entah apa yang yang dirasakan oleh Naren saat ini.

Arka dengan sigap menaikkan suhu ruangan agar hangat, dan mengambil air hangat untuk mengompres dahinya agar cepat turun Padas yang diderita.

Arka kembali dengan mangkuk besar yang terdapat kain dan sepasang obat penurun panas.  Arka menaruh semuanya dimeja nakas tepat disamping kasur berada.

Langkah nya berjalan menuju lemari untuk mengambil celana training panjang dan t-shirt agar nyaman untuk dikenakan oleh Naren. Arka melepaskan setiap kancing kemeja Naren dan membukanya.

Keringat yang ada ditubuh Naren dibersihkan dengan tisu agar Naren nyaman. Setelahnya Arka memakai kan baju yang telah diambil untuk Naren pakai. Ia memakai pakaiannya dengan cepat agar Naren tidak kedinginan.

Setelah beres Arka menarik selimut untuk menutupi tubuh Naren agar tubuhnya tetap hangat, tangannya terangkat untuk mengambil air hangat untuk mengompres dahinya.

Arka menaruh handuk yang sudah basah kerena terkena air hangat. Tidak lupa juga Arka memberikan obat penurun panas agar demam yang diderita oleh Naren cepat pulih kembali.

"Aku minta maaf. Tolong berhenti, sakit Ka"gumam terus dikeluarkan oleh mulut manis Arka. Terlihat raut ketakutan bercampur rasa sakit yang menghiasi wajah Naren.

Ada rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh Arka saat ini. Entah apa tapi didalam diri nya ada belati tajam yang sangat banyak sedang menusukinya.

Sering kali perasaan tidak nyaman dirasakan oleh Arka setiap melihat Naren seperti ini. Tetapi ia tidak bisa mengetahui perasaan aneh apa yang seringkali muncul di hatinya.

Arka mengangkat tangannya dan mengambil tangan Naren yang terasa sangat kecil didalam genggamannya. Tubuh Naren sangat ramping dibandingkan dengan Arka.

Arka mengelus tangan dan kepala Naren agar tenang. Ia juga sesekali membisik kata-kata penenang untuk Naren agar tertidur dengan nyaman.

Dilihat kearah jam yang berada dimeja nakas, jam menunjukkan pukul 05.15 pagi. Matahari hampir terbit dan Arka tidak tertidur kembali. Ia harus mengganti kompresan agar tetap hangat dan memastikan Naren jauh lebih baik dibandingkan tengah malam tadi.

Panas tubuhnya mulai menurun tetapi tetap hangat. Dan gumaman yang dikeluarkan Naren sudah berhenti. Dan sekarang ia tertidur dengan nyenyak.

Arka setia dengan apa yang dia lakukan dari semalam. Ia terus menjaga dan memastikan keadaan Naren tidak semakin parah. Dan berhasil panas yang diderita Naren secara bertahap menurun.

Arka melepaskan genggaman tangannya pada Arka. Dan melangkah ke arah dapur untuk membuat bubur untuk Naren. Kemampuan memasak Arka tidak begitu buruk. Ia bisa memasak makanan besik yang orang awam harusnya bisa. Salah satu nya bubur.

Butuh waktu 1 jam untuk Arka membuat bubur untuk Naren. Setelah semuanya selesai Arka kembali ke dalam kamar dan membangunkan Naren dan bisa memakan bubur yang ia buat.

Arka menaruh bubur dan gelas minumnya diatas meja dan berjalan kearah kasur untuk membangunkan Naren secara perlahan.

Arka menepuk pipi Naren dengan perlahan agar terbangun "Ren, Naren bangun dulu" Arka membangun kan Naren dengan saat halus. Tidak ada suara yang terkesan memerintah atau pun penuh tekanan saat ini.

Merasa terganggu Naren pun memaksakan matanya agar bisa terbangun walaupun berat. Setalah membuka matanya terlihat Arka yang terlihat sedikit panik dihadapannya.

"Kenapa Ka?" Suara Naren sangat kecil dan serak.

"Makan dulu, lu demam soalnya. Abis itu minum obat lanjut lagi istirahatnya" Naren hanya mengganggukan kepalanya tidak mau mencari masalah. Karena tubuhnya yang sudah remuk redam.

Arka membantu Naren agar bisa duduk diatasnya kasur. Ia juga menambahkan kan banyak agar Naren bisa bersandar dengan nyaman.

Arka menyuapi bubur kedalam mulut Naren dengan perlahan. Baru beberapa suap ia memakan bubur, perutnya bergejolak ingin mengeluarkan makan yang baru saja ditelan.

Naren menggelengkan kepalanya saat Arka menyuapkan makanan kembali kepadanya "Kenapa?" tanya Arka heran.

"Udah Ka, aku mual gak sanggup untuk makan lagi".

Arka menghela nafas pelan melihat Naren yang hanya memakan makanannya beberapa sendok. Arka menaruh bubur nya di atas meja dan mengambil obat agar bisa diminum oleh Naren.

Arka memberikan obat tersebut pada Naren agar bisa diminum dan memberikan air putih agar obat yang diminum bisa terdorong kedalam pencernaan Naren.

Setelah selesai, Arka kembali membantu Naren agar bisa kembali berbaring di atas kasur dan kembali istirahat.

Arka memutuskan untuk tidak berangkat kekantor agar bisa menjaga Naren dirumahnya.
Arka mengabari sekertaris nya melalui telpon bahwa ia tidak akan pergi kekantor saat ini.

Arka berjalan kearah ranjang dan ikut masuk kedalam selimut tebal yang digunakan Naren saat ini. Naren membuka mata saat merasa pergerakan disebelahnya.

Naren hanya diam dengan apa yang dilakukan oleh Arka saat ini "istirahat Ren. Tidur lagi nanti siang makan sama minum obat lagi supaya cepat sembuh" ucap Arka halus.

Naren langsung menutup mata nya kembali. Naren berharap agar sakit yang diderita nya akan berlangsung lama. Ia ingin perlakuan yang Arka berikan seperti ini terus terjadi. Hanya rasa kasih dan kenyamanan yang ada.

Bukannya tuntutan dan dominasi yang diberikan oleh Arka kepadanya. Rasa lelahnya nya membuat kepala semakin berat hingga akhirnya Naren pun kembali tertidur di dalam pelukan hangat yang diberikan oleh Arka.

Arka memberikan ciuman pada dahi hangat Naren dan mengeratkan pelukannya mencoba menyalurkan rasa hangat dari tubuhnya "gua sayang lu Ren. Cepet sembuh".

Arka menutup matanya, tetapi tidak tertidur ia hanya menikmati kondisi yang tenang yang terjadi saat ini. Hangat dan nyaman untuk dirasakan.
.
.
.
.
.
TBC

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang