Ok kita lanjutkan..
Disini mungkin aku lebih tonjolin sosok Cemal.
mungkin loh. Tapi semoga tetep berkesan dan gak ngebosenin.Happy reading all.. :*
......
Cemal mengemudikan mobilnya menuju Rumah Ali yang kini di tempati Feral. Ia ingin membuat perhitungan dengan Feral atas apa yang sudah dia lakukan pada Ali dan Prilly, dan kali ini dia bersama Marsya.
"Kita mau kemana?!" Tanya marsya yang tak tau tujuan mereka.
"Aku mau buat perhitungan sama Feral. Dia udah lakuin sesuatu tanpa ijin aku.." Jawabnya namun ia masih fokus menyetir.
"Apa yang mau kamu lakuin?!" Tanya Marsya penasaran.
"Kita lihat aja nanti!" Dan dengan itu Marsya diam. Tak lupa marsya mengirim pesan pada Kevin tentang ini. Membuat Kevin sedikit mengernyit heran dengan info itu.
"Kenapa?!" Tanya Aron yang melihat ekspresi aneh di wajah Kevin. Kevin menoleh kemudian menunjukkan pesan dari marsya.
"Kita harus bicara. Ali harus tau ini.." Katanya.
Aron mengangguk. "Gak disini, panggil dia. Kita keluar.." ujar aron. Kevin pun mengangguk faham.
"Li...." Panggil kevin pada Ali yang sedang berbincang dengan Prilly dan Kaia di ranjang nya. Membuat ketiganya menoleh.
"Kenapa Vin?!" Tanya nya.
"Bisa kita bicara? Ada hal penting yang harus gue sampein!"
"Bentar ya sayang.." pamitnya, Prilly mengangguk dan dengan itu Ali, Kevin serta Aron berbondong keluar kamar. Mereka bertiga menuju lobbi dan duduk di sana.
"Ada apa?!" Tanya Ali.
"Marsya sms gue. Dia bilang......... "
Kevin menceritakan semua yang marsya infokan padanya. Ia juga menceritakan apa saja yang Cemal katakan pada Marsya di cafe malam itu membuat Ali seketika tersenyum.
"Gue harap setelah ini Cem akan tau siapa Jim sebenernya. Gue akan selalu nunggu dia dan nerima dia kapan pun dia pulang!" Ujar Ali.
"Jangan buru-buru Li, meskipun begitu lo harus tetep hati-hati. Karna apapun bisa aja terjadi!" Peringat Aron.
"Gue setuju sama Aron. Bagaimana pun juga lo harus tetep waspada, jangan sampai percaya gitu aja. Karna segala sesuatu, tanpa lo duga, bisa terjadi kapan aja!"
Ali mengangguk tersenyum. "Pasti.."
"Lalu apa rencana lo selanjutnya? Tadi pagi lo nyuruh gue cariin rumah, tapi siangnya bilang cari kontrakan. Apa ada masalah?!" Tanya kevin.
"Alhamdulilah gak ada masalah. Cuma Prilly ngelarang gue buat beli rumah!"
Aron mengerutkan alisnya. "Kenapa gitu?!" Tanya nya heran.
Ali tertawa kecil. "Lo berdua tau kan istri gue gak tau rencana kita ini. Mungkin dia berfikir kalo gue beli rumah, itu terlalu berlebihan sedangkan kondisinya seperti ini!" Jelas Ali
"Kasian juga istri lo. Gak tau apa uang suaminya masih 10 gudang!" Sahut Kevin membuat Ali dan Aron tergelak.
"Alhamdulilah... ini semua kan juga berkat kalian!" Ujar ali. "Lagian setelah gue fikir-fikir. Dengan gue kontrak rumah, gue bisa ngelabuhin mereka biar mereka tu ngira gue beneran bangkrut dan gak punya apa-apa sekarang!"
Aron dan Kevin mengangguk. "Bener juga tuh!" Sahut Aron.
"Tapi.. apa lo yakin mau kontrak?" Tanya Kevin memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Menentukan
RomanceCerita ini karangan pribadi ku. yang mengisahkan tentang bagaimana cara menghargai, mencintai dan mempertahankan sebuah hubungan. tidak ada maksud dan tujuan menyinggung pihak manapun. hanya karangan semata. Dan cerita ini sudah melewati perombakan...