Please read !!! 》》
》》》
NB : Cerita ini hanya karangan, inspirasi yg keluar. Jangan pernah bawa pada dunia nyata ya? Siapa pun tokoh yg jadi antagonis semua udah terancang sebelumnya di imajinasi saya dan sama sekali gak ada hubungannya dengan dunia nyata.
Maaf kalo ceritanya garing. Tapi aku harap kalian menikmatinya...
~ Happy Reading ~
...
"Ganti bajunya dulu sayang !" Ujar Prilly seraya menyerahkan sebuah kaos pada Ali yang baru saja menyelesaikan dzikir setelah sholat subuh tadi.
Melepas kemejanya, Ali meraih kaos itu dan mengenakannya. "Jam berapa sayang?!"
"Masih jam setengah enam, aku udah pesenin teh anget sama sandwich buat sarapan. Bentar lagi pasti dateng..."
Benar saja, setelah beberapa saat menunggu, pesanan Prilly pun diantar.
"Li, tempat yang semalem itu udah di beresin belom ya?!" Tanya Prilly sembari menyesap teh hangatnya.
"Belom, kenapa? Kamu mau kesana?!" Prilly mengangguk cepat. Membuat Ali tersenyum. "Habis ini kita kesana!" Lanjut Ali.
Seusai sarapan, seperti yang di janjikan Ali tadi. Mereka kembali ke tempat dimana acara Ultah Prilly di rayakan. Mereka berjalan menyisiri pantai dengan bunga-bunga mawar yang menemani langkahnya.
"Sumpah ini indah banget sayang. Aku sama sekali gak nyangka kamu bisa punya ide kayak gini !" Sanjung Prilly.
Menghela nafas, Ali menghentikan langkahnya kemudian meraih kedua bahu Prilly agar menghadap padanya. "Bukannya aku udah bilang sama kamu, kalo ini semua gak ada apa-apanya di bandingkan kebahagiaan kamu.." ujarnya lembut. Ia menjalankan sebelah tangannya untuk menyelipkan beberapa helai rambut Prilly yang tersibak angin menghalangi wajah cantiknya.
Prilly tersenyum seraya mengalihkan pandangannya dari Ali, melihat respon sang istri itu membuat Ali turut tersenyum, menggigit bibir bawahnya. Meraih dagu Prilly, ia kembali mengarahkan mata sang istri padanya. "Aku yakin, aku adalah satu-satunya orang yang paling beruntung dari milyaran pria di dunia ini. Karna aku satu-satunya orang yang bisa miliki kamu..."
Menatap Ali sayu, Prilly menjalankan tangan kanannya untuk meraba pipi Ali lembut. "Dan aku juga wanita paling beruntung karna punya suami yang soleh, bertanggung jawab, dan selalu bisa bikin aku bahagia kayak kamu.." Ali tersenyum menunduk. "Aku yakin, semua wanita di dunia ini bakalan iri sama aku kalo mereka lihat cara kamu mengistimewakan aku kayak gini.." imbuh Prilly.
Ali tersenyum kecil. "Kamu berlebihan.. wanita itu punya pasangan. Dan mereka para laki-laki punya caranya sendiri2untuk membahagiakan wanitanya.."
"Dan cara kamu itulah yang mungkin hampir tidak pernah dilakukan pria lain..." sambar Prilly membuat Ali kali ini tidak dapat menyahut lagi. Ia tersenyum dan merengkuh Prilly dalam pelukannya.
Terlihat sekali kebahagiaan terpancar dari kedua insan itu. Mereka begitu menikmati dan memenuhi hari-hari mereka dengan kebahagiaan yang mungkin tidak semua pasangan dapat melakukannya.
Dari jarak beberapa meter. Kedua orang tua Prilly tengah melihat keakuran anak dan juga menantunya dari kamar hotel yang mereka tempati.
"Alhamdulilah... papa lega melepaskan Prilly untuk lelaki seperti Ali. Setidaknya papa tau Ali orang yang sangat bertanggung jawab dan juga sangat menyayangi anak kita..."
Tante uly mengangguk. "Alhamdullilah. Mama juga sangat bersyukur dengan pernikahan mereka.." sambung tante uly.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Menentukan
RomanceCerita ini karangan pribadi ku. yang mengisahkan tentang bagaimana cara menghargai, mencintai dan mempertahankan sebuah hubungan. tidak ada maksud dan tujuan menyinggung pihak manapun. hanya karangan semata. Dan cerita ini sudah melewati perombakan...