Kita Lanjutkan...
Oya itu foto aku ambil dari IG. Ada WM nya.
Dear mbk nawacaem. Fotonya aku ambil yaaa ^_^. Mksiiihhh.....
Tok tok tok ....
Membuka mata, Prilly terperanjat duduk dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Siapa?!" Teriak Prilly.
"Mama nak, kamu udah bangun?! Ini udah hampir jam 5.." teriak Tante Uly dari luar.
Prilly melirik jam dinding yang tergantung di salah satu sudut tembok dan benar saja 10 menit lagi sudah jam 5 sore. "Iya ma... ini udah bangun kok, makasih ya ma!" Serunya lagi karna ia tak mungkin membukakan pintu dalam keadaan seperti ini.
"Yaudah, inget acaranya jam 7 sayang. Mama kebawah dulu"
Dan dengan itu tante Uly pergi. Prilly menghela nafas lega, menelungkupkan wajah kedalam telapak tangannya. Namun di saat yang bersamaan sebuah tangan mengelus punggungnya yang polos. Prilly menoleh cepat kebelakang, menemukan sang suami yang tersenyum kearahnya dengan mata sayu.
Prilly membalas tersenyum sebelum ia kembali merunduk mendekati suaminya. Sementara Ali dengan gerakan cepat mendaratkan kecupan pada kening Prilly.
"Udah sore. Bangun yuk... " kata prilly yang di sambut anggukan ali.
..... ........ ..........
Ini sudah jam setengah 7, usai bersiap Ali memutuskan untuk turun terlebih dahulu menemui keluarganya. Ia mengenakan baju koko berwarna putih membuatnya terlihat segar. Dari tangga ia bisa melihat para sodara wanitanya yang sibuk menyiapkan masakan didapur.
Sementara di ruang tengah, ia mendapati seseorang yang duduk berbincang bersama Aron dan juga om rizal di sana, dia adalah Kevin. Dengan langkah lebar Ali pun menghampiri mereka.
"Vin? Udah lama?!" Sapa Ali yang kemudian duduk tepat disebelah Om rizal.
"Lumayan..." balas kevin.
Ali tersenyum kemudian menatap om Rizal. "Mmm... pa! Ali mau minta maaf soal...."
"Soal Prilly kan?! Atau masalah yang menimpa kamu sekarang?!" Sergah om rizal.
Ali mematung sejenak. "D-dua - dua nya pa!" Balas Ali gugup.
Om rizal tersenyum. "Gak papa, lagian kamu begitu juga karna ada alasannya. Papa udah maafin dan papa sangat ngerti dengan kondisi kamu.." Ujar om Rizal lagi.
"Hm, musti bersyukur tuh si Ali. mertuanya baik parah!" Gumam Aron dalam hati.
Ali menunduk malu, namun ia segera mengangkat kembali dagunya. Ia harus berani menatap sang mertua, karna ia pria bertanggung jawab. "Ali gak bisa janjiin apa-apa untuk sekarang ini pa. Tapi Ali akan selalu berusaha buat Prilly bahagia.."
Om Rizal mengangguk. "Lakukan yang terbaik nak. Dan lagi .. kalo kamu memang butuh pekerjaan kamu bisa bekerja di perusahaan papa kok!"
"Mana mau Om . Dia kan big boss masak iya disuruh jadi karyawan di kantor orang!" Sambar Aron lagi dalam hati.
"Terimakasih pa, tapi Alhamdulilah Ali sudah bekerja di sebuah perusahaan.. insyaalloh, pekerjaan Ali ini selalu membantu Ali!" Balasnya.
"Yaelah akting lo Li. Bisa aja lo pasang muka melas gitu. Dosa lo li bo'ongin mertua!" Batin Aron sembari melirik Ali.
Om Rizal mengangguk mengerti. "Okey... tapi kalo kamu butuh bantuan apa-apa. Jangan segan-segan minta tolong papa ya!"
Ali mengangguk tersenyum. "Iya pa, Terimakasih... " Aron masih melirik ke arah Ali, seolah mengatakan 'enak banget hidup lo' dan Ali hanya merespon dengan mengangkat sebelah alisnya sembari tersenyum jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Menentukan
Storie d'amoreCerita ini karangan pribadi ku. yang mengisahkan tentang bagaimana cara menghargai, mencintai dan mempertahankan sebuah hubungan. tidak ada maksud dan tujuan menyinggung pihak manapun. hanya karangan semata. Dan cerita ini sudah melewati perombakan...