*****
Ali memasuki halaman rumahnya dan memarkir mobil didepan garasi, begitu mesin mati Ali langsung turun, berjalan kebelakang dan membuka jok, Prilly yang menyusul bergerak mengeluarkan barang - barangnya.
"Biarin aku aja!!" Ali mengeluarkan koper kecil milik prilly.
"Gak usah, gak papa!"
"Udah gak papa, yuk!" Ia menutup jok mobilnya kemudian merangkul prilly masuk ke dalam. Sesampainya di kamarnya, ali langsung mengeluarkan beberapa hanger dari lemarinya untuk diberikan pada prilly.
"Nih, Gantung gih bajunya! Taruh aja di sini ya?!"kata ali sembari membagi tempat di lemari gantungnya. Prilly mengangguk lalu segera menggantung bajunya, sementara itu ali menggeser beberapa parfum, hand & body dan beberapa barangnya yang ia letakkan di meja rias. Ia bermaksut memberi tempat untuk beberapa makeup prilly yang akan di letakkan juga disana.
"Makeup dan segala macem nya taruh sini ya?! Sini aku bantuin!" Ali mengambil kemudian menata makeup dan juga keperluan lain Prilly disana.
"Udah!" Ali memasukkan koper prilly ke bawah gantungan baju yang memang sengaja ali pakai untuk tempat meletakkan koper - kopernya.
Ia menengok jam di pergelangan tangannya. "Aku sholat duhur dulu ya??" Prilly mengangguk.
"Aku beresin ini semua dulu!" Balas Prilly.
"Iya.. tapi jangan capek - capek!"
"Iya..." balas Prilly ditengah senyumnya. Ali ikut tersenyum sebelum akhirnya ia benar - benar turun untuk melaksanakan sholat duhur sedangkan prilly merapikan kamar ali, Setelah semua rapi dia turun ke bawah dan menemukan ali yang sedang berbaring di sofa sambil menonton tv di ruang keluarga.
"Li.... " sapanya, ali menoleh.
"Hey...! Sini nonton bareng!!" ajaknya, prilly pun menghampiri ali dan mengambil duduk di sampingnya.
"Gak makan siang? Aku ambilin ya?" Tawar Prilly yang masih merasa bersalah atas kejadian tadi pagi di rumahnya.
"Entar aja, kamu duluan aja sana gih, makan!! Kecil gitu badannya..." balas Ali setengah menggoda. Prilly mengulum senyum.
"Kok kecil sih??"
Ali terkekeh. "Ya emang kecil.. hehehehehehe! Sana makan dulu..."
"Aku juga ntar aja, belum laper!" Balas Prilly.
"Hm, udah kecil susah lagi disuruh makan.." godanya lagi.
"Apa'an sih li..." Ali tersenyum saja dan kembali menyimak acara yang sedang berlangsung. Dalam kesempatan itu, Prilly sengaja memperhatikan Ali dari tempat dimana dia duduk. Niatnya sih hanya untuk curi pandang, tapi lama - lama Prilly merasa ada yang aneh ketika Ali diam - diam menjalankan tangannya ke pelipis walaupun hanya sesaat.
"Li....!"
"Hm?"
"Beneran kamu gak perlu ke dokter?!"
"Aku gak papa kok sayang! Makasi ya, udah perhatian!" Ujarnya haluuuusss sekali.
Prilly mengangguk lagi. Ia yang tidak sengaja melihat keringat di pelipis ali, reflek menjalankan tangannya untuk mengelap keringat Ali yang keluar. Ali sempat kaget dan meraih tangan Prilly.
"Badan kamu panas!" Pekik prilly, ia menarik tangannya dari genggaman Ali dan kembali mengecek suhu badan Ali dengan punggung tangan nya. Di kening dan sekitar leher.
"Gak papa kok!!"
"Gak apa - apa gimana? Panas gini!! Ke dokter yuk...." ajak Prilly yang merasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Menentukan
RomanceCerita ini karangan pribadi ku. yang mengisahkan tentang bagaimana cara menghargai, mencintai dan mempertahankan sebuah hubungan. tidak ada maksud dan tujuan menyinggung pihak manapun. hanya karangan semata. Dan cerita ini sudah melewati perombakan...