Rencana dan Anugerah

20.9K 1.2K 40
                                    

Lanjut...

.....

Malam ini, Ali sedang menyuapi Prilly yang masih kurang sehat di ruang tengah. Berhubung prilly menolak makan nasi, Ali pun memberikan susu sereal untuk sang istri. Dan di tengah keheningan keduannya, suara handphone Ali tiba-tiba berdering tanda panggilan masuk, penelfonnya adalah Tante resi.

"Siapa sayang?" Tanya prilly.

"Mama..." Meletakkan segelas sereal di meja, Ali meraih handphone kemudian mengangkatnya. "Halo, Assalamualaikum Ma..." Sapa Ali.

"Waalaikumsalam. Nak.. tadi mama telfon kakak kamu, kata Kaia Prilly sakit, Bener Li?" Tanya tante resi yang terdengar Cemas.

"Iya ma... mungkin Prilly kecape'an, Ini Ali lagi nyuapin dia.."

"Nah terus? Kamu kenapa lesu gitu?! Prilly nya udah di bawa ke dokter?!"

"Nah itu masalahnya ma.. Prilly gak mau di bawa ke dokter. Di panggilin dokter gak mau, makan nasi juga gak mau, pagi tadi aja makan nasi nya, siang tadi sama sekarang cuma mau makan sereal doang, bingung nih Ali.." eluh ali pada sang mama, prilly menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Lho?? Kok gitu?! Mana prilly nya, Coba mama yang bicara!"

"Iya, ni dia..." kata Ali yang kemudian menyerahkan handphone nya pada sang istri.

"Assalamualaikum ma?!"

"Waalaikum salam.. sayang, kamu sakit apa?! Kok sampe gak mau makan?! Gak mau ke dokter lagi tadi kata Ali..."

"Prilly cuma masuk angin aja kok kayaknya ma, Ali aja yang berlebihan....."

Disela perbincangan prilly dengan sang mertua Aron menuruni tangga dengan setengah berlari.

"Li... gue mau ngomong sama lo, penting! Gue tunggu di ruang kerja ya!" Katanya, Ali pun mengangguk. Kemudian Aron kembali ke atas.

"Kai.... Kaiaaaa..." Ali setengah berteriak memanggil sang kakak yang sedang berada di dapur.

"Apaan sih lo?! Gue denger kali..." ujar kaia sewot.

"Lagian lu di panggil nyahut enggak. Nih jagain istri gue dulu bentar, paksa dia abisin serealnya. Gue mau nemuin suami lo!" Katanya tak kalah sewot.

"Iyaaaaaa......" Sahutnya yang kemudian duduk di sebelah prilly.

"Sayang kamu sama Kaia dulu ya? Aku nemuin kak aron dulu.." pamitnya yang hanya di balas dengan anggukan.

"Jagain !!! awas sampe lecet!" imbuh Ali sembari menunjuk sang kakak.

"Bawel lu..."

Sesampainya di ruang kerja Aron, Ali mengunci pintunya kemudian bergabung bersama Aron juga Kevin yang telah menunggunya di balkon. Kevin menoleh...

"Duduk Li!" Perintah Aron saat Ali sudah berada setengah meter dari tempat duduknya, Ali pun menurut.

"Ada apa kak?!" Tanya Ali seraya mengambil duduk. Ali sedikit merasa kikuk sendiri merasakan ketegangan diruang itu.

Aron melirik Ali, tatapannya tak lagi seperti biasa. Aron si somplak kini sedang berubah serius. Jelas saja hal itu membuat Ali bingung. Ia melirik Aron dan Kevin secara bergantian sebelum akhirnya ia tersenyum karna merasa sikap keduanya lucu.

"Kalian mau ngomongin apa sih?! Kalo gak jadi ngomong nih mending gue jagain prilly diluar. Kalian tau kan dia lagi sakit sekarang!"

5 detik berlalu tanpa suara. Ali menggeleng pelan dan saat ia akan beranjak...

"Li...." aron mengeluarkan suaranya membuat ali menghempaskan diri lagi ke sofa dengan kesal. Pandangannya ia alihkan dari dua orang di depannya.

"Khem.... gini Li, gue cuma mau nanya beberapa hal sama lo.. karna dari waktu lo dateng kita belum sempet ngobrolin ini jadi....."

Takdir yang MenentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang