Why ??

23.8K 1.4K 29
                                    

Nulis sambil dengerin lagu It will rain jadi nangis.. :'(
Ok kita Lanjut guys,

Happy reading....

.....

Ini adalah hari senin dan itu artinya dua hari lagi acara 3 bulanan kandungan Prilly akan dilaksana kan. Siang ini Prilly sedang bersiap, 3 hari kedepan ia akan menginap di rumah Om Rizal. Dan hari ini ia akan berangkat. Tapi ia harus menunggu Ali pulang dari kantor dulu. Mungkin mereka akan berangkat sore an.

Uwekkk... uweeekk....

Suara Prilly yang sedang muntah di kamar mandi membuat mbok nah yang kebetulan lewat di depan kamar Ali langsung menerobos masuk.

"Non... non prilly!" Mbok nah menggedor pintu kamar mandi di kamar Ali.

Mencuci mulutnya, Prilly menoleh ke arah pintu setelah mendengar teriakan mbok nah dari luar. Ia segera mengelap sekitar bibirnya kemudian membuka pintu kamar mandinya, membuat mbok nah bernafas lega.

"Non gak papa non?!" Tanya mbok nah cemas. Prilly hanya menggeleng sembari beberapa kali mengambil nafas yang tersenggal senggal. "Pintunya tadi gak di kunci, pas mbok lewat. Mbok denger non muntah-muntah jadi mbok langsung masuk!" Jelas mbok nah

Prilly hanya menjawab dengan anggukan. Ia malas bicara karna perutnya yang sangat mual. Dengan segera mbok nah pun menuntun Prilly menuju ranjang dan membantunya duduk setengah berbaring disana.

"Non tunggu sebentar, biar saya telfon den Ali!" Ujar nya. Namun saat mbok nah akan beranjak lengannya segera di tahan oleh Prilly.

"Jangan mbok!"

"Tapi non......."

Prilly menggeleng kembali membuat ucapan mbok nah menggantung. Dengan itu mbok nah pun mengangguk, tapi belum ada lima detik Prilly kembali membekap mulutnya seakan ingin muntah lagi.

"Non.. mbok harus..."

"Jangan!" Cegah prilly lagi. "Prilly dari kemarin memang lagi suka nyium badan Ali mbok, kalo gak efeknya mual kaya sekarang, tapi jangan ganggu kerjaan dia mbok, karna besok dan 2 hari lagi dia mau ambil libur. Prilly gak mau Ali di pecat!" Jelas Prilly.

Bahu mbok nah langsung merosot mendengar hal itu. Ia duduk di tepi ranjang sembari memijit kaki Prilly. "Non mau mbok buatin Teh anget?!" Tawar mbok nah.

Prilly menggeleng pelan, pandangannya kosong dan sepertinya sekarang dia sedang menahan air matanya. Hidung dan bawah matanya tampak merah.

"Mbok..." Panggil prilly sedikit melirik mbok nah.

"Iya non?!"

Air mata prilly menetes sekali namun segera ia hapus. "Apa ada baju kotor Ali yang masih belum di cuci?!" Tanya Prilly.

Mbok nah mengerutkan kening nya. "Yang di bak semua sudah di cuci semalem. Ada apa non?!" Tannya mbok nah. "Non jangan nangis..." Pintanya.

Prilly menggeleng. "Pengen nyium bau Ali mbok.." ujarnya seraya mengelus perutnya. Mbok nah ikut menatap tangan Prilly yang bergerak maju mundur mengusap perutnya sendiri.

"Non ngidam?!" Tanya mbok nah lagi. Ia merasa tak tega melihat majikannya itu.

"Prilly fikir masih ada pakaian kotor Ali yqng belum di cuci.. pengen banget cium bau dia!" Katanya memelas. "Kalo ada kan prilly bisa cium bajunya.." Sambungnya.

Mendengar itu mbok nah menoleh pada lemari kaca besar di sebelah kanan ranjang. "Apa di lemari gak ada non?! Soalnya dulu pas belum nikah den ali sering gantung kemejanya yang baru satu kali pakai di lemari.."

Takdir yang MenentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang