Maaf jika ada bagian yg sedikit sensitive!!!!
.....
"Ini rumah kita di Latvia..." ujar Ali saat baru saja menuruni mobil nya. "Maaf ya? Rumahnya kecil, tapi semoga kamu suka dan betah!" Imbuhnya
Prilly menyapu pandangannya ke kanan dan ke kiri. Rumah ini terasa lebih sejuk, di samping rumah juga terdapat sungai yang airnya sangat jernih. Prilly melangkah melewati Ali menuju sungai itu, Ali pun menyusulnya.
"Sayang ini indah banget!! Aku suka...." Ujar prilly sembari memanjakan matanya dengan pemandangan di sekelilingnya.
Ali tersenyum Lebar. "Kamu suka ?! Kalo kamu mau kita bisa tambah hari disini!"
Dan mendengar itu, prilly yang sebelumnya ceria berubah sedikit murung. "Gak... 3 hari aja cukup kok!" Balasnya sembari menunduk.
Ali meletakkan kedua tangannya di bahu prilly dan memutar tubuh prilly menjadi menghadap padanya. "Hey... kita bisa tinggal agak lama disini! Aku serius.. ini semua gak akan berpengaruh sama kerja aku!" Ali mencoba meyakinkan sang istri.
Prilly tersenyum. "Kita bisa kesini lagi lain waktu saat kamu gak kerja!" Ujarnya lembut namun tegas.
Ali menunduk sebentar. "Okey..." Jawabnya seperti mendesah. "Yaudah kita istirahat dulu yuk!" Dan dengan itu prilly mengangguk. Tapi baru saja Prilly akan melangkah, Ali menahannya dan di detik selanjutnya ia merinduk dan mengangkat tubuh mungil prilly membuat sang istri terpekik kaget.
"Sayang kamu apaan sih? Turunin!!" pintanya.
Tak menggubris hak itu, Ali terus saja melangkah masuk ke dalam. Rumah Ali di Latvia memang terbilang kecil, bahkan hanya memiliki satu lantai. Terdapat 3 kamar utama dan 1 kamar pembantu. Memiliki ruang tamu yang cukup luas karna ada 2 sofa besar di ruangan itu. Juga sebuah ruang keluarga yang berada di sebelah dapur yang tak sempit namun juga tak begitu besar.
"Ini lah kamar kita!!" Ujar Ali. Prilly beranjak duduk kemudian menatap sekeliling kamarnya. "Kecil memang tapi..."
"Jangan bicara lagi karna aku suka kamar ini!" Sambar prilly memotong ucapan Ali.
Kamar Ali disini berada tepat di samping sungai. Tepat di depan tempat tidurnya terdapat pintu kaca dan juga sebuah balkon, dari dalam kamar pun prilly bisa melihat jelas pemandangan di luar sana. Ali tersenyum melihat sang istri yang terlihat nyaman dengan keadaan kamar yang natural ini, bahkan terbersit di fikirannya untuk membuatkan sebuah rumah di puncak yang jauh lebih dekat dengan alam nantinya.
Di lain tempat, Cemal sedang menikmati uang tanpa keringat yang ia dapatkan dari perusahaan ali. Ia telah mencairkan sejumlah uang lewat Adm perusahaan tersebut. Saat ini dia sedang berpesta bersama feral, Demian dan Derrek, pengacaranya. Hal itupun telah di ketahui oleh Kevin dan Ali sendiri, oleh karna itu kevin menghubungi marsya dan menyuruhnya untuk datang ke Discotik "Vomush". Jadi marsya langsung berangkat kesana.
Degup dan Alunan musik kini memenuhi gendang telinga setiap orang yang datang ke tempat itu. Feral dan Cem sedang memangku seorang wanita cafe yang bekerja disana. Wanita itu sesekali mengelus leher dan dada Feral maupun Cemal. Sementara Derek sedang menari tak jauh didepan mereka.
"Mau nambah lagi minumnya?" Tanya cewek yang berada dalam pangkuan Feral. Ia tersenyum miring seolah menjawab 'ya' dan sang cewek pun menuangkan wines pada gelasnya yang kemudian langsung ia teguk. Sudah 3 hari ini mereka berpesta di club setiap malam.
"Ayo.. tambah lagi minum nya..." Tawar Cem pada feral di barengi dengan Cengiran liciknya.
"Jangan banyak-banyak... lo baru sembuh..." Ujar Ian mengingatkan. Ian memang tidak kuat minum banyak, untuk itu dia tidak pernah meminta gadis cafe menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir yang Menentukan
RomanceCerita ini karangan pribadi ku. yang mengisahkan tentang bagaimana cara menghargai, mencintai dan mempertahankan sebuah hubungan. tidak ada maksud dan tujuan menyinggung pihak manapun. hanya karangan semata. Dan cerita ini sudah melewati perombakan...