Perangkap

23.6K 1.5K 23
                                    


......

Cemal berjalan buru -buru sembari menempelkan handphone nya di telinga.

"Gue mau ketemu lo. Ada hal penting yang harus gue omongin...." ujar Cemal dalam telfonnya.

"Ini jam 10 men. Gak bisa besok ?!" Tanya orang sebrang yang tak lain adalah Iam.

"Gue tunggu di firesky!!!" balas Cem tanpa menggubris ucapan Ian dan kemudian memutus sambungan telfonnya. Demian mengendus kesal Tapi ya.. akhirnya dia berangkat juga.

Di lain tempat..

"firesky now!!"

Itu adalah isi pesan dari kevin yang dikirimkan kepada marsya.

"Oh my god!!" Eluh marsya. Menelungkupkan wajah pada kedua telapak tangannya marsya pun akhirnya beranjak.

"Okey... sepertinya ini akan di mulai. Cemal!! Bersiaplah untuk masuk dalam perangkap gue!" menyahut kunci mobilnya, dia pun benar-benar berangkat dan mendatangi tempat yang kevin maksud.

Jalanan jakarta yang sudah lumayan sepi membuat Marsya sampai 20 menit lebih cepat ke tempat yang ia tuju. Padahal biasanya untuk menuju tempat ini ia harus menghabiskan waktu 45 menit lebih dari Apartement nya.

Tak ingin mengulur waktu lagi, marsya pun merangkak turun dari mobilnya dan melenggang masuk kedalam. Tak susah bagi nya masuk ke diskotik ini karna memang tempat ini salah satu tongkrongannya. Sadar rumah Ali yang letaknya lebih jauh dari tempat ini dan sepertinya Cemal belum datang ia pun duduk untuk minum terlebih dahulu.

"Sendiri sya?!" Tanya seorang bartender di sana. Namanya Alex.

Marsya mengangkat kedua Alisnya. "Seperti yang lo lihat!" Sahutnya kemudian melempar matanya ke arah pintu masuk sembari menyesap sedikit minuman yang telah Alex berikan padanya sebelumnya.

"Lo nunggu orang?!" Tanya Alex yang memperhatikan marsya celingak-celinguk.

Marsya menoleh padanya. Mengangguk kemudian mengeluarkan sebuah foto. Itu adalah foto Cemal. "Lo liat baik-baik orang ini!" Alex membungkuk memperhatikan foto seseorang disana.

"Oooogh... orang ini? Dia sering kesini kok. Bahkan hampir setiap malem! Kenapa? Lo kenal dia?!" Tanya alex.

Marsya melongo. "Dia sering kesini?" Tanyanya mencoba memastikan ucapan Alex. Alex mengangguk.

"Lo serius orang itu dia?!"

"Gue yakin dan gue gak mungkin salah. Dia sering kok minum disini!" Ujar Alex. "Mungkin nanti juga kesini!!" Lanjutnya.

"Apa gue boleh minta tolong sama lo?!" Tanya Marsya.

"Apa ??!"

"Tempelin recording ini di mana pun dia duduk. Tapi please jangan sampai ketahuan !" Ujar marsya sembari mengeluarkan sebuah alat perekam berbentuk bulatan kecil, hanya sebesar tutup botol air mineral.

Alex memandang Curiga pada marsya. "Lo gak macem-macem kan?! Ngapain pakek acara begitu? Dia buron?"

"Iya. Dia buronan gue.." balas marsya ngasal. Alex mengernyit. "Lex, lo kenal gue kan?! Jadi please, bantuin gue kali ini aja.... " bujuk marsya yang akhirnya berhasil membuat Alex mengangguk setuju.

"Okey..".

Tak lama muncul lah seorang cemal dari pintu masuk. Ia menangkap sosok marsya di sana dan dengan cengirannya ia berjalan menghampiri gadis itu.

"Hey nona marsya!" Sapa nya.

"Ech?? Hai... " jawabnya. Alex melirik keduanya.

"Ini kedua kali nya kita bertemu. Jika kita bertemu sekali lagi tanpa di rencanakan itu artinya takdir yang sudah menuntunnya..." celoteh cemal.

Takdir yang MenentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang