Yang awalnya si pemuda Shim sedang sibuk melamun dengan laptop menyala menampilkan tugas-tugas kuliah nya, tersadarkan karena pergerakan gelisah Sunghoon.
Sunghoon bangun dengan nafas terengah-engah, seperti orang yang baru saja bermimpi buruk. Melihat ke sekeliling nya dengan tatapan takut, bahkan ia tampak terkejut dengan keberadaan Jake.
"A-ani...."
"Sunghoon, tenanglah."
"Aku tidak mau!" Sunghoon masih merasa ketakutan, memeluk lututnya dan bergerak mundur.
"Aku tidak melukai mu, aku Jake." Dengan langkah pelan ia dekati. "Kau di Rumah Sakit. Aku Jaeyoon, aku Jaeyoonie mu."
Tubuh Sunghoon yang sebelumnya bergetar takut, mulai berhenti. "Jae...."
Jake mengangguk. "Aku Jae, aku benar-benar Jae." Sunghoon langsung memeluk dirinya, jarum infus sudah terlepas sejak Sunghoon mulai ketakutan.
"Me-mereka...."
"Tenanglah, jangan terlalu diingat. Kau sudah aman, ada aku dan yang lain bersama mu." Dengan susah payah ia memencet tombol di sisi brankar, tanpa melepaskan pelukannya sama sekali.
Saat Karina datang bersama beberapa perawat, pelukan Sunghoon mengerat. Karina pun tidak langsung masuk, ia menunggu di depan pintu dan membiarkan sang adik menenangkan Sunghoon dahulu.
"Mereka hanya memeriksa mu. Dokter nya kakak ku, kakak perempuan yang pernah ku ceritakan. Bukan kah kau ingin bertemu dengan nya? Dia ada di sini, tapi sebelum itu dia harus bekerja dulu. Mereka tidak jahat, aku tidak akan jauh dari mu. Biarkan mereka memeriksa, okey?"
Takut-takut Sunghoon mengintip, ia lihat senyum Karina yang mencoba menenangkan. Lalu mengangguk pelan. "Jangan pergi." Pelukannya tidak ia lepaskan sama sekali.
Karina mengangguk untuk meyakinkan sang adik. Dengan satu orang perawat ia memasuki ruang rawat, sebenarnya sulit untuk memeriksa dengan posisi si pemuda Park yang memeluk. Tapi ia tau Sunghoon masih takut, trauma seperti itu sulit disembuhkan ataupun di lupakan.
Karena pengaruh obat, Sunghoon tertidur saat jam menunjukkan pukul 5 sore. Jake sempat keluar untuk membicarakan hasil pemeriksaan Sunghoon dengan sang kakak, saat kembali ke ruangan ia melihat Sunghoon yang menangis.
"Kau akan melaporkan ini pada polisi?" Tanya Leo melalui sambungan telepon video.
"Tidak."
"Wae? Kasus-"
Jake langsung menyela perkataan Ni-Ki. "Kalian lupa dengan perkataan Sangwon dengan reaksi kepolisian saat mereka melaporkan hilang nya Sunghoon?"
"Aku memikirkan keadaan Sunghoon nanti. Dia masih belum sembuh dari trauma nya dan tidak mudah untuk sembuh. Kepolisian sudah tau apa yang terjadi pada nya karena ayah ku, dan kalian pikir mereka akan melakukan pekerjaan nya dengan baik? Memberikan keadilan setimpal?"
"Lebih baik aku berbuat kriminal, dari pada Sunghoon tidak mendapatkan keadilan sama sekali."
"Apa yang akan mereka lakukan nanti di ruang interogasi, disaat mereka tau apa yang sudah terjadi pada Sunghoon oleh orang-orang itu. Orang lain berbicara saja dia sudah ketakutan, ku yakin para polisi itu akan meninggikan suaranya, dan belum persidangan nanti. Kapan Sunghoon akan sembuh?"
"Dan kau takut jika Sunghoon bersama... you know." Ujar Jay dengan nada tak enak. "Peraturan memang tidak adil, kan? Mereka bisa saja memberikan hukuman penjara tidak lebih dari 10 tahun, belum lagi memotong nya karena berlaku sopan. Dan pada akhirnya, Sunghoon akan merasa jika dia merepotkan mu lalu... I'm not going to continue, you know."
Taehyun mengangguk kecil. "Bagaimana dengan mu?"
"Aku baik." Jawab nya dengan singkat.
"Hati mu? Kau yakin itu baik?" Taehyun berpura-pura melihat ke arah lain. "Sudah malam, lanjutkan obrolannya besok saja, kita bisa menganggu Sunghoon. Kau jangan lupa istirahat, Sunghoon hanya mempercayai mu."
Taehyun lah yang lebih dulu mematikan telepon, disambung Ni-Ki, Leo dan terakhir Jay.
Si pemuda Park sempat berkata sesuatu. "Ibu sambung mu akan bercerai dengan ayah mu."
Perasaan Jake benar-benar campur aduk. Ia sedang sedih dengan keadaan Sunghoon dan juga sedih jika setelah perceraian nanti Irene akan sulit menemui nya lagi, senang jika Irene akan terbebas dari sang ayah.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] White Rose || JakeHoon
FanfictionBunga Mawar memberikan kesenangan dari keindahan nya, dan durinya memberikan luka. Mawar bagi Sunghoon adalah Jake dan mawar bagi Jake adalah keluarga nya, terutama ayah dan kakeknya. Butuh banyak perjuangan untuk keduanya bisa bersama dengan bahag...